Happy reading!
Demi apapun Karina sangat merindukan calon suaminya!
Sudah 1 minggu ini Jevan tidak bisa dihubungi, terakhir pria itu bilang sedang berada di negara eropa lebih tepatnya london. Ya sangat jauh, Jeno pergi untuk perkerjaan yang harus langsung ia kerjakan dan selesaikan disana. Karina tidak mengerti pekerjaan macam apa yang ditangani Jeno.
Satu minggu pertama Jevan itu masih bisa memberi kabar kepada dirinya, tapi satu minggu kemudian pria itu seperti menghilang tanpa jejak. Jelas Karina sangat merindukan kehadiran pria yang beberapa waktu lalu mengungkapkan perasaannya.
Pernikahan tinggal 2 minggu dan lelaki itu menghilang. Sialan, bahkan baru beberapa saat yang lalu perlakuan Jeno sangat manis. Apa semua lelaki seperti itu? Setelah membuat nyaman, menghilang begitu saja.
Tidak hanya rindu, Karina juga sedikit khawatir takut terjadi apa-apa pada pria nya.
Karina berguling di atas tempat tidurnya sambil memandangi smartphone yang tergeletak manis di dekatnya. Biasanya di jam seperti ini Jevan akan menghubunginya untuk menanyakan apakah tadi ia makan siang atau tidak, ada jadwal pemotretan atau tidak, atau apapun itu Jevan pasti tanyakan. Lelaki itu memang lebih komunikatif akhir-akhir ini.
Drrrt drrrtttt
Seperti seorang anak kecil yang dikabulkan keinginannya, Karina melompat dan menyambar handphonenya cepat. Ia langsung menswipe tanpa melihat id yang menelpon.
"Jevannnnn! Sayang, kemana aja sih? Kok baru ngabarin? I miss you so much.. sedang apa disana? Udah makan?.." cerocos Karina, entah sejak kapan Karina mulai nyaman memanggil Jevan dengan sebutan sayang.
"Duhh yang awalnya nolak setengah mampus, sekarang udah main sayang-sayangan aja"
Bahu Karina merosot itu suara Winona. Bukan tunangannya terkasih.
"Diem! Enggak gue restuin tau rasa" balas Karina ketus.
"Sensi banget hahahaa, kasian ya engga dikabarin. Bosen kali dia sama elo." Canda Winona
"Diemm Winona! Jevan enggak kaya gitu."
"Oke oke gue bercanda, sini ikut ngumpul ada Bening sama Renjani juga." Ajak Winona disebrang sana.
"Ck, gak bisa gue ada keperluan."
"Gaya banget, lo kan model pengangguran" ledeknya
"Gue mau ke kantor Jevan!"
"Heh! Ngapain--"
Tut- Karina segera mematikan telpon itu.
Memang rencananya Karina hari ini akan ke kantor dimana Jevan menjadi pemimpin. Untuk mencari informasi kemana lelaki itu sebenarnya.
Bahkan Karina meminta suruhan papanya untuk melacak dimana Jevan, tapi nihil. Karina sudah menanyakan ke keluarga Jevan, tapi jawaban mereka tidak memuaskan.
•••"Masa sih engga tau! Katanya sekretaris Jevan, tapi kemana bos pergi enggak tau!" Jawab Karina yang sudah kehilangan kesabaran, sejak 30 menit yang lalu wanita itu hanya mengatakan hal yang sama.