Selamat membaca! ;)
Dibuka sama yang panas, syapa lagi kalo bukan ayang jepannnn nya incess kayin•••
"Gila, ini Chefnya ganteng banget." Bisiknya pelan.
Karina mengangguk, "Lebih ganteng aslinya dari pada di instagram"
Giselle setuju, chef di hadapannya ini bisa membuat kaum hawa oleng seketika. Tidak sia-sia ritual mandi paginya jika bertemu lelaki tampan seperti ini.
"Jevan kalo tau Chef nya kaya gini sih gak bakal ngizinin."
"Ya lo juga jangan laporan ke laki gue. Ini gue susah payah nyesuain sama jadwal chef nya." Sindirnya karena ia sangat tahu Giselle hobi sekali melapor kepada suaminya.
Pagi-pagi Karina sudah heboh di kolom chat, ia mengatakan kursusnya kali ini di temani chef tampan dan Giselle yang sedang tidak ada schedule dengan cepat menuju rumah Karina. Kapan lagi melihat chef terkenal memasak dihadapannya secara langsung.
"Halo Chef, saya Giselle" Kayanya menjulurkan tangan.
Lelaki dengan apron melekat di tubuhnya tersenyum membalas jabatan tangan itu, "Saya Panatagama panggil saja Gama, mau ikut kelas juga?"
"Saya cuman menemani aja, takutnya Chef stres kalau di tinggal berdua sama makhluk ini" Katanya sambil cengengesan.
"Sialan lo!"
Giselle dengan setia menonton bagaimana sibuknya Karina dalam memasak, ia tidak menyangka sahabatnya itu mau bersusah payah belajar memasak. Sangat tahu bagaimana Karina anti sekali berhadapan dengan dapur dan seisinya.
"Pelet si Jevan oke juga, Oceana bisa sebucin ini sampe belajar masak demi si monyet." Gumam Giselle sambil menyaksikan Karina yang kesulitan.
"Astaga, potong dadu aja lo gak tau? Makanya dulu ikut kelas masak bareng gue, jadi gak bego banget." Komentarnya sambil tertawa.
Kemampuan masak Giselle memang di atas Karina, tinggal sendiri membuatnya mau tidak mau mengharuskannya bisa memasak. Berbeda dengan si princess yang segala sesuatu nya sudah di siapkan para maid.
"Better late than never, ya kan Chef?" Karina mencari pembelaan.
Lelaki itu hanya mengangguk sambil tersenyum.
"Duh Chef Gama jangan senyum dong, kalo saya baper mau tanggung jawab?"
Gama hanya tertawa, "Tanggung jawab gimana? Saya bikinin makan malam cukup?"
Giselle menjerit bahagia, "Chef suka perempuan seperti apa? Saya mau memantaskan diri."
Karina hanya melongo tentu ikut malu melihat kelakuan Giselle, begitupula Ica dan para pelayan lagi yang ada disana untuk memerhatikan sudah menahan tawa. Bagi mereka melihat kelakuan aneh para orang kaya adalah hiburan tersendiri dan tersadar bahwa yang terlihat sempurna tidak selalu sempurna, seperti Karina yang mempunyai paras cantik tapi sangat payah dalam urusan dapur dan ceroboh.