BAB 37

12.2K 1.2K 326
                                    

Happy Reading lupsss,

Happy Reading lupsss,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"I'm a VIP: Very Important Princess"
– Oceana



***


Karina memandang wajah Jevan yang terlelap di hadapannya dengan sangat pulas, Karina menyingkirkan rambut yang menghalangi wajah tampan suaminya.

Jam masih menunjukan ke arah angka empat pagi, Karina lelah tapi tidak bisa tertidur, lima belas menit sudah ia memandang puas wajah tampan bak malaikat yang beristirahat dengan tenang. Dirinya sendiri tidak bisa tidur sepulas Jevan, beberapa kali terbangun dan ini keempat kalinya ia terbangun dari tidur.

Deru nafas Jevan begitu terdengar dan menghembus halus mengenai wajah Karina.

Karina mengusap rambut Jevan kebelakang, menatap lekat pria yang masih tertidur pulas dengan pandangan menerawang. Mendengar cerita Jevan beberapa jam lalu ia merasa kecewa ternyata masih banyak hal yang belum ia ketahui tentang Jevan dan entah berapa banyak hal lagi yang masih disembunyikan oleh pria itu.

Karina percaya semua ucapan Jevan juga memaafkan pria itu tapi tidak dipungkiri kekecewaan masih tersisa didalam dirinya.

"I hate you." Bisik Karina, mengecup ujung bibir Jevan. "I love you."

"I love you too." Suara itu berhasil mengejutkan Karina.

Rupanya lelaki itu sudah terbangun.

Karina yang terkejut mendorong dada Jevan untuk menjauh tapi Jevan malah semakin mengeratkan pelukannya.

"I love you, i love so much." Bisik Jevan yang semakin menarik Karina untuk lebih masuk kedalam pelukannya. Karina yang emosinya belum stabil tiba-tiba menangis ketika merasakan sentuhan hangat dan ucapan halus Jevan.

"My heart hurts so much." gumam Karina, tangannya mencengkram kaos Jevan.

"Maafkan aku sayang."

Karina mengangguk, "Aku maafin kamu, aku terima penjelasan kamu tapi semuanya masih terasa sakit, Aku gak bisa bohong." Lirihnya dengan air mata terus mengalir.

Yang bisa Jevan lakukan hanya memeluk dan mengecup pelipis Karina dengan membisikkan kata-kata untuk menenangkan wanitanya. Memberi tahu Karina bahwa ia sangat mencintainya melalui sentuhan.

"Setiap aku nutup mata, aku selalu ngebayangin kamu bakal nemuin dia lagi dan berkhianat dibelakang aku."

"Enggak akan, enggak kan pernah. Itu enggak akan pernah terjadi." Bantah Jevan.

"Kasih aku waktu Jevan." Pinta Karina tiba-tiba.

"Oceana–"

"Biarin aku tinggal di rumah Papi untuk sementara waktu."

Perfect Couple || Jeno - KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang