Happy reading ;)
Jevan menahan tangan Karina yang terlihat bergegas untuk segera masuk ke dalam rumah Giselle. Menarik agar Karina berbalik ke arahnya, menggenggam tangan Karina erat.
"Semua baik-baik aja, hentikan semua overthingking kamu itu sayang, aku ada di hadapan kamu sekarang, apalagi yang kamu khawatirkan." Ucap Jevan menyadari kegusaran Karina.
Karina hanya diam mengalihkan pandangannya, tangan Jevan beralih mengusap rambut Karina beberapa kali kemudian mengecup pelipis Karina.
Setelah sampai di rumah Karina lebih banyak diam dan setelah selesai makan wanita cantik itu meminta izin untuk pergi ke rumah Giselle yang tentu tidak langsung mendapat izin Jevan.
Dengan sedikit perdebatan akhirnya Jevan mengizinkan dengan syarat ia yang akan mengantarkan.
"Yaudah sana masuk, kasihin titipan nya. Aku tunggu disini."
"Aku mu ngobrol dulu sama Gigi, kamu pulang aja jangan nungguin, aku bisa pulang naik taxi nanti."
Jevan lagi-lagi menghela nafas berat, "Apa yang membuat kamu seperti ini Oceana? Apa melakukan kesalahan? katakan dimana letak salahnya, jangan bermain tebak-tebakan seperti ini."
Karina menggeleng, "Seperti kata kamu semua baik-baik aja, aku cuman pengen ngorol lebih lama di rumah Giselle." Katanya dengan pelan.
Jevan sangat tahu Karina berusaha menghindari nya, saat ini bahkan Karina berkata tanpa menatapnya.
Kali ini Jevan membiarkan Karina melakukan apapun yang diinginkannya. Tubuhnya pun sudah lelah tidak sanggup untuk berdebat lebih jauh.
"Sana masuk, panggil Giselle kesini, aku mau bicara sama dia."
Karina mengangguk, melepaskan genggaman tangan Jevan. Karina langsung masuk ke rumah Giselle setelah memasukan pin di smart door rumah Giselle, tentu pin yang dia minta dengan susah payah dari sahabatnya.
"Jevan nunggu lo di depan."
Giselle yang sedang memasak carbonara terlonjak mendengar ucapan Karina yang tiba-tiba ada di sebelahnya. Bahkan pasta server yang di tangannya sampai terjatuh.
"Demi tuhan, gue kaget monyet!"
Karina terkekeh menyimpan kantong yang berisi empat kotak beer ini di atas meja makan, "Ini minuman pesanan lo, kurang baik apa gue sampe nganterin sendiri oleh-oleh yang lo minta"
Giselle masih mengusap dadanya yang masih berdebar karena kaget, menghela nafas sabar, "Nyesel gue ngasih tau pin rumah, permisi dulu kek apa kek jangan tiba tiba nongol. Gue kalo mati kena serangan jantung gimana Oceanaaa." Cerocosnya.
Karina menatap malas, "Kalo mati gue kuburin lah, udah sana temuin dulu Jevan dan suruh jangan nunggu gue."
"Ada masalah apa lagi kali ini? Pulang liburan udah tengkar aja." Tanya Giselle mematikan kompor nya.
Karina melangkahkan kaki ke ruang tamu dan mendudukan dirinya disana, "Enggak ada masalah."
Giselle merolling kan mata, jika tidak ada masalah wanita itu tidak akan repot-repot datang ke rumahnya di malam hari begini dan bukan nya langsung pulang Karina memilih diam dulu di rumahnya.
Giselle berjalan keluar untuk menemui Jevan. Terlihat Jevan yang sudah duduk di kursi halaman depan dan memperhatikan berbagai tanaman miliknya.
"Rumah lo mirip toko bunga." Komentar Jevan.
"Rumah gue modern tropis." Jawab Giselle sebal.
"Mau ngomong apa? Cepet gue lagi masak nih."
"Tanyain Oceana kenapa, dari tadi diem terus dan jangan biarin dia pulang sendiri, kabarin kalau dia mau pulang biar gue jemput."