BAB 45

15K 1.3K 387
                                    

Happy Reading!

"Upsss!"

"JEVAN!!"

"Maaf maaf aku cuman mau ambil kemeja, ada meeting sebentar lagi." Jevan menutup matanya dengan tangan dan banyak ngintipnya, yang sebenarnya tidak usah dilakukan juga toh dia pernah melihat Karina secara keseluruhan.

"Cepet!" Karina yang masih menggunakan handuk lilit menyilangkan tangannya di dada, terkejut ketika Jevan tiba-tiba masuk saat dirinya akan memakai baju.

Jevan dengan cepat memilih kemejanya yang berada di lemari, sebelum keluar dengan usil mendekat ke arah Karina dan mengecup leher segar Karina, "Makin sexy aja nih mommy." bisiknya sembari meremat pantat Karina dengan cepat.

Karina mematung, "Jevann!" pekiknya ke arah Jevan yang sudah berlari dan tertawa puas.

Karina segera menyelesaikan urusan primernya di pagi hari, setelah selesai Karina keluar dari kamar lalu mendapati Jevan yang tengah berada di ruang tamu dengan laptop di harapannya, Jevan yang sadar sedang di perhatikan balik menatap Karina dan mengedipkan mata genitnya.

Karina berdecih, mengacungkan jari tengah kepada Jevan lalu berjalan ke dapur yang sudah ada Oma yang sibuk memasak untuk mereka sarapan, ikut membantu Oma menyiapkan sarapan.

"Advent enggak sarapan disini lagi? Udah tiga hari dia nggak pernah makan bareng kita." Tanya Karina kepada Oma.

"Mana berani dia masuk ke rumah kalo ada Jevan." Jawab Oma yang sedang mengaduk kopi.

Karina hanya berdecak.

Oma menyodorkan kopi itu ke Karina, "Antarkan ke Jevan, oma mau goreng ayam dulu."

Wajah Karina langsung memelas, "Oma please sama oma aja, aku sama Jevan tuh lagi berantem sebentar lagi mau cerai, jangan suruh aku deket-deket dia terus." Ucap Karina blak-blakan.

Oma mencibir, "Jangan asal kalo ngomong dan mana ada orang mau bercerai masih tidur bareng sambil peluk-peluk? Masih minta di elus-elus?"

Karina tersedak salivanya sendiri, "Yaa.. Ya anggap aja itu kewajiban dia sebagai seorang papa bukan sebagai suami." Balasnya gugup.

Oma terkekeh, Jevan dan Oceana seperti pasangan kekasih yang sedang bertengkar biasa bukan seperti suami istri yang rumah tangganya sedang di ujung tanduk.

"Yaudah anggap saja ini anakmu yang ngasih kopi ke papanya, udah sana kasian dia nahan ngantuk pas meeting, dia semalaman bergadang juga jagain kamu."

Karina mempout bibirnya, dengan sedikit terpaksa meraih cangkir kopi itu rasanya ingin ia masukan garam juga di dalamnya biar lidah Jevan keasinan!

Terlihat Jevan yang menatap layar di depannya dengan sangat fokus, ekspresinya terlihat begitu serius dengan kedua tangan terlipat di dada. Terdengar juga suara yang berasal dari speaker laptop, sepertinya Jevan sedang melakukan teleconference dengan beberapa orang.

"Cih, katanya kesini buat selesain masalah, jelasin ini itu kenyataannya kerja kerja kerja." Dumal Karina yang berjalan menuju Jevan.

Jevan yang mendengar gerutuan itu hanya tersenyum tipis lalu memfokuskan kembali pandangannya pada layar laptop.

Karina menyimpan secangkir kopi itu di atas meja, Jevan langsung mematikan sebentar mic nya, "Terima kasih cantik." Ucapnya tidak lupa dengan mengedipkan mata genit.

Karina merolling kan matanya, namun bukannya langsung kembali ke dapur Karina malah duduk di sofa samping Jevan tapi tidak sampai tersorot ke medan dan masuk ke frame teleconference.

"Di dapur bau bawang jadi duduk disini bentar." Ucap Karina mendahului Jevan.

Pria itu hanya mengangguk, "Iya percaya."

Perfect Couple || Jeno - KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang