Happy Reading!
Pov Jevan kalo di setirin Oceana, mohon jangan iri :)
***
Hari ini Jevan terbangun dengan keadaan yang berbeda, dimana biasanya ketika bangun pemandangan pertama yang ia lihat adalah wajah Karina yang berada dipelukan nya. Maka kali ini hanya guling yang menjadi pembatas yang bisa ia lihat, ya guling yang sudah dua hari ini Karina letakan diantara mereka berdua.
Jika biasanya Karina yang akan membangunkannya dengan cara mengecup seluruh permukaan wajahnya, pagi ini tidak. Ia di bangunkan oleh bunyi alarm yang memekak telinga yang terlihat sengaja Karina letakan di sebelahnya.
"Ya tuhan, marahnya seorang wanita memang mengerikan." Keluhnya seraya mematikan alarm dan bangkit untuk bersiap mandi.
Kemudian ia berpapasan dengan Karina yang baru keluar dari walk in closet. Senyum tipis Jevan muncul, walaupun dalam mode marah Karina tetap menyiapkan keperluannya.
Jevan terkekeh ketika wanita yang sedang merajuk itu hanya menghiraukannya, seolah ia adalah makhluk tak kasat mata.
"Manis banget yang lagi marah." Godanya sambil mencium pipi Karina cepat kilat sebelum pergi ke dalam kamar mandi.
Karina hanya bisa mendengus, lalu ia berjalan mengambil handuk untuk Jevan. sebuah kebiasaan buruk lelaki itu. Selalu lupa membawa handuk ke dalam kamar mandi dan nanti pada akhirnya Jevan akan berteriak meminta diambilkan handuk, bukan hanya minta di ambilkan saja terkadang meminta lebih, ya seperti mandi bersama misalnya.
"Handuk kamu aku simpen di depan pintu, jangan teriak-teriak." Ujar Karina sedikit berteriak.
Dari dalam kamar mandi Jevan hanya bisa mendesah kecewa, gagal sudah rencananya menarik Karina untuk ikut mandi lagi bersamanya.
Setelah selesai mandi dan berpakaian Jevan turun ke lantai bawah dengan menenteng dasi di tangan. Ia bisa melihat disana Karina sudah makan lebih dahulu dengan boni yang ada di pangkuannya. Akhir-akhir ini memang kucing nya lebih sering menempel pada Karina.
Jevan menghampiri Karina terlebih dahulu sebelum duduk, "Morning sayang" katanya sambil mengecup pelipis Karina. Kemudian menarik kursi dan duduk di sebrang Karina.
"Jangan makan yang itu." Kata Karina tanpa menoleh kearah Jevan.
Kening Jeno menyerit heran, "Aku juga laper sayang," Katanya mulai menyendokan satu suap nasi butter itu kedalam mulutnya.
"Ck, dibilang jangan di makan kok ngeyel banget." Gerutu Karina sebal.
"Muntahin." Pintanya kemudian.
Jevan membelalak, sekesal itukah Karina kepadanya. Hingga sampai tega memintanya mengeluarkan kembali makanan yang sudah setengah di kunyah.
"Masa aku gak boleh makan sih? Kalo aku mati kelaperan dikantor gimana sayang" Katanya dengan penuh drama, hanya depan Karina lah lelaki itu menjadi penuh drama seperti ini.