Vote dulu sebelum baca owkayy!
•••
"Selamat pagi dua perempuan paling cantik didunia." Sapa Jevan yang baru turun dari lantai dua langsung menuju dapur dimana terlihat para perempuan sedang memasak. Kemudian ia berjalan kearah Jessica mengecup pipinya dan mencium pipi Karina juga.
"Gue enggak disapa?" tanya Giselle yang ikut membantu memasak.
"Eh ada nenek sihir, selamat pagi nenek sihir"
"Sialan lo beruk mentawai" balas Giselle.
Jessica hanya menggelengkan kepala melihat itu, Giselle dan Jevan kalau jauh saling kangen dekat berantem.
"Kalian itu ya, ini masih pagi jangan mulai." tegurnya kemudian.
"hehe bercanda mam."
Jevan memeluk Karina dari belakang tanpa mempedulikan Jessica dan Giselle yang ada disitu.
"Happy monthversary istriku sayang," Jevan mencium kembali pipi sebelah kiri Karina.
"Jev, maluu..." jawab Karina gugup dan tersipu, bisa-bisanya Jevan melakukan ini dihadapan mama Jessica. Karina malu rasanya.
Jessica hanya menjadi penonton menikmati pemandangan anak nya yang ternyata sangat manja kepada Karina.
"Bucin banget geli gue." komentar Giselle
Jevan menatap Giselle sinis,"Ngapain sih lo disini, ganggu banget."
"Gue mau nginep disini empat hari, wlee"
"Engga punya rumah lu? balik sana jangan nginep."
Karina menepuk tangan Jevan yang memeluk perutnya, "Jangan kaya gitu ah."
"Bodoamat tante Jess juga ngizinin."
"Jevan kamu mending keruang makan aja dari pada ganggu disini." usir Jessica
Lelaki itu mengangguk kemudian menarik Karina dengan seenaknya menuju meja makan.
"Jevan kembaliin Karinanya, itu dia lagi masak." omel Jessica.
"Jevan sama Karina udah sepaket mam, suruh aja nenek sihir yang lanjutin," teriak Jevan yang sudah menjauh, yang di balas decakan dan lirikan tajam milik Giselle.
Terhitung satu bulan si pengantin baru itu tinggal di rumah utama keluarga Regano sembari menunggu rumah mereka selesai.
Selama di sini Karina sesekali belajar memasak dengan mertuanya karena kemampuan dalam urusan dapur sangat buruk. Beruntunglah Jessica bukan golongan mertua ribet yang mengharusnya menantunya bisa memasak, Karina belajar memasak karena keinginan sendiri tanpa paksaan siapapun.