•••
Jevan membuka mata ketika mentari mucul dengan malu-malu. Dengan tubuh dipeluk erat oleh Karina, kedua kaki mereka saling membelit dibawah selimut tebal. Suara deburan ombak yang saling berkejaran membuat tidur si perempuan cantik semakin lelap.
Pandangannya itu teralih kepada Karina yang dekapannya, matanya masih menutup dengan bahu cantik yang penuh tanda kemerahan. Pria itu terkekeh Karina tidak akan marah kali ini, karena di tubuhnya pun penuh dengan tanda merah dan cakaran maha karya perempuan itu.
Meraih tengkuk Karina sekilas menciumnya. Tidak berniat membangunkan wanita itu yang terlihat kelelahan setelah pergumulan hebat mereka kemarin malam.
Jeno bangkit meraih celana pendek yang berserakan di bawah. Memilih membersihkan tubuh terlebih dahulu.
Dengan rambut basah dan hanya memakai celana bertelanjang dada Jevan keluar dari kamar mandi, berjalan untuk membuka jendela. Membuat Karina sedikit bergidig dalam tidurnya ketika angin segar menerpa.
Jevan menarik nafas, menghirup udara segar memenuhi paru-parunya. lalu kembali menoleh kebelakang dimana Karina masih terlelap di atas ranjang, bergelung di bawah selimut yang menutupi tubuh polosnya.
"eeungh" lenguh Karina sedikit meregangkan tubuhnya.
"Jam berapa ini?" tanya Karina.
"Baru jam 7" balasnya kemudian berjalan kembali naik ke ranjang mengganggu kenyamanan Karina dengan memeluknya erat dari belakang.
"Ayo bangun, mandi" bisik Jevan mengecup pipi Karina ketika wanita itu kembali memejamkan mata.
"Nanti ajaa" Jawab Karina serak, masih engga beranjak dari tidurnya. Tubuhnya lelah setelah bekerja keras malam tadi. Jevan memang berniat membuatnya tidak bisa berjalan.
Karina berbalik memeluk tubuh Jevan mencari kenyamanan untuk melanjutkan tidurnya.
"Katanya kemaren mau keliling?" ucapnya sambil mengusap rambut Karina berulang kali.
"hmmm" gumam Karina dengan mata yang masih terpejam. Aroma segar dari tubuh Jeno semakin membuat Karina enggan bergerak, ingin melanjutkan agenda tidurnya lebih lama.
"Masih cape ya?"
Karina mengangguk, "hmmm tenaga aku abis buat ngadepin orang kesetanan tadi malam" seketika Jevan menyaut dengan tawa yang begitu renyah.
"Yaudah lanjut istirahat dulu, kalau sarapan sudah di antar aku bangunin.. Mau di buatin teh atau kopi?"
"Teh aja" jawabnya dengan suara manja, tidak ingin bergerak sama sekali bahkan unntuk membuka mata sekalipun.