vote dulu sebelum baca
follow jugaaaa dongthey called me boon, thats what i like-☆
happy readingggg
~~~
"Sakit dalam perjuangan itu hanya sementara. Bisa jadi kamu rasakan dalam semenit, sejam, sehari, atau setahun. Namun jika menyerah, rasa sakit itu akan terasa selamanya."
~~~
"Beliin gue alkohol buat luka gue," suruh Arya mengangkat tangannya dari bahu Arga, dengan nada malas-malas Arya berbicara dengan Arga."Beli sendiri bisa kan," ujar Arga membuat Arya sedikit kesal, sebagai orang yang tertua di sini, ia pantas untuk menyuruh-nyuruh, tapi itu pikirannya sendiri.
"Lo mau gue kasarin lagi? Cepetan pergi lo!" seru Arya lalu ia langsung keluar dari kamar Arga.
Arga sebenarnya dari tadi sudah sangat malas ada di rumah, ia terpaksa harus tinggal satu minggu ini bersama Abangnya karena Kakeknya, tentu saja ia keberatan karena harus tinggal bersama orang yang telah menghancurkan hidupnya.
Arga biasanya tiggal di rumah ia sendiri, kadang ia juga ditemani oleh sahabatnya, atau ketika ngumpul bareng selalu saja di rumah Arga, karena rumah Arga semuanya ada, lengkapp bangetttt.
Arga mengambil jaket hitamnya juga kunci motor kesayangannya, meletakkan gitar di kasur empuknya lalu ia pergi dari rumahnya.
☠ ☠ ☠
"RORA, AURORAA," teriak Bunda Aurora menggelegar ke penjuru rumah membuat Aurora panik dan keluar dari kamarnya.
"IYAA, BUNDA KENAPA!!" Aurora berteriak sambari menuruni tangga dengan tergesa-gesa. Tentu saja Aurora merasa panik dengan teriakan Bundanya tadi.
"TOLONG BELIIN BUNDA BETADINE!" ujar Bu Sarah dengan teriakannya. Bu Sarah adalah Bunda Aurora.
"Hah, Bunda kenapa?" tanya Aurora panik di depan Bundanya.
"Ini Bunga bunda busuk, jadi tolong beliin Bunda betadine," jawab Bu Sarah membuat Aurora berdecak kesal. biasa lah ya mak-mak sekarang.
"Huhh, Rora pikir apaan tadi, tapi apa hubungan betedine sama bunga?" tanya Aurora bernafas lega, ia kira Bundanya kenapa-napa tapi ternyata bunga Bundanya yang kenapa-napa.
"Nanti yang busuk ini di potong terus di kasih betadine," jawab bu Sarah sambil menunjuk bagian tanamannya yang sudah busuk.
"Tolongin ya Rora, kasian ni bunga bunda, hehe," lanjut Bu Sarah memohon kepada Aurora.
"Tapi ini udah malem Bun, mau hujan lagi," keluh Aurora, sebenarnya gadis itu hanya malas pergi ke apotek hanya untuk membeli keperluan bunga Bundanya.
"Tapikan apotek deket sayang, besok Bunda kasih kamu uang lebih deh buat jajan," rayu Bu Sarah berhasil membuat Aurora bergegas pergi dari rumah.
☠ ☠ ☠
"Mbak." Aurora memanggil penjaga apotek dangan sopan.
"Iya, beli ada dek?" tanya penjaga apotek tak kalah ramah.
"Mbak betadine satu."
"Mbak alkohol satu."
Ucap Aurora juga orang yang berada di sampingnya serentak, lalu Aurora menoleh ke samping, Aurora mengerutkan keningnya melihat seorang cowok dengan jaket hitam berdiri gagah di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGALA -END-
Teen FictionArgala Ravendra, seorang cowok dengan pesona selangit, alis tebal dengan mata tajam bernetra hijau, bibir penuh berwarna pink alami, hidung mancung dengan dagu yang terukir tajam. Siapapun itu tidak ada yang bisa menolak pesona sang Argala Ravendra...