hola a todos bienvenidos a ARGALA
baik gakk kabarnya ini?
they called me boon, thats what i like-☆
silahkan tinggalkan sebanyak-banyaknya komen di chapter ini, beri vote juga share cerita ini dengan temen-temenmu. salam sayang dari boon-♡
mampir ya ke cerita baru boon, judulnya CHEZA, cerita tentang 5 cowok, kalian bisa baca langsung deskripsinya di profile boon
🎶play song Hooked-Why Don't We🎶
okeyy selamat membacaa-👾
~~~
Sekarang murid-murid sudah berkumpul di kantor kepala desa tempat mereka mengadakan kegiatan SKN. Lalu mereka akan diantarkan oleh guru untuk sampai ke rumah ibu asuh mereka di sini.
Mewawancarai ibu asuh mereka tentang pekerjaan mereka. Kali ini RADJA ditakdirkan bersama karena sebuah kebetulan. Dan sekarang mereka sedang ada di sawah untuk menanyakan ibu asuh mereka.
Sangat bosan rasanya mendengar penjelasan dari Ibu Wati, ibu asuh RADJA di sini.
"Selama ibu bekerja, kesan apa yang ibu dapatkan saat menjadi petani?" tanya Regan sambil melihat buku tulisnya yang sedang dia pegang. Itu adalah tugas mereka.
"Sebenarnya ibu gamau jadi petani, ibu sebenarnya mau jadi pencangkul," jawab Wati membuat RADJA keheranan jadinya. Terlebih lagi Jordan, dia geram bercampul kesal.
Bukannya pekerjaan petani itu pencangkul ya?
"Lah buk, sama aja dong buk, petani samadengan pencangkul, tugasnya mencangkul," komen Jordan membuat Ibu Wati melototkan matanya.
"Heh kamu! Terserah ibu dong ibu mau jawab apa, itu kan keinginnan saya! Toh itu juga impian saya!" balas Ibu Wati dengan nada marah dengan Jordan.
Oke fine! Ibu-ibu tak pernah salah walau dia sebenernya salah.
"Diem aja lo, biar cepet selesai tugasnya!" seru Regan menatap Jordan dengan tajam. Jordan mengomen jawaban Ibu Wati hanya membuat tugas ini semakin lama saja.
"Dari kapan ibu menjadi profesi sebagai petani?" tanya Arga melanjutkan pertanyaan dari buku Regan.
"Dari umur 49 tahun, 7 bulan, 2 minggu, 3 hari, 13 jam, 5 menit, 47 detik," balas Ibu Wati dengan pede juga wajah berwibawa. Tapi malah wajah itu membuat Jordan dan Davin tambah kesal saja. Tapi Davin tak mau menyaut karena dia tak mau lama-lama, hanya Jordan yang nyaut karena cowok itu nakalnya luar biasa.
"Lah apaan si buk!? Emang ibuk sekarang umur berapa?" tanya Jordan dengan kesal. Tapi ibu itu tidak marah kali ini.
"Umur 49, 7 bulan, 2 minggu, 3 hari, 5 menit, 50 detik," jawab ibu itu lagi. Jordan sudah benar-benar kesal, jadi ibu ini baru hari ini menjadi petani?
"BERARTI BARU HARI INI DONG BUK?!?" sahut Davin kesal. Ibu itu lalu mengangguk tanpa rasa bersalah. Sebenarnya RADJA semuanya hampir geram, namun diam saja karena tak ingin seperti Jordan dan Davin, anak durhaka.
"Selama ibu berkerja, berapa penghasilan yang ibu dapatkan?" tanya Arga lagi, sebenarnya pertanyaan ini Angkasa yang akan menanyakannya, namun cowok itu tak mau karena kesal mendengar jawabannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGALA -END-
Teen FictionArgala Ravendra, seorang cowok dengan pesona selangit, alis tebal dengan mata tajam bernetra hijau, bibir penuh berwarna pink alami, hidung mancung dengan dagu yang terukir tajam. Siapapun itu tidak ada yang bisa menolak pesona sang Argala Ravendra...