holaaa apa kabari nii? baik kann?
they called me boon, thats what i like-☆
sebenernya udah nulis tapi males update aja hehe
silahkan tinggalkan sebanyak-banyaknya komen di chapter ini, beri vote juga share cerita ini dengan temen-temenmu. salam sayang dari boon-♡
okeyy selamat membacaa💌💜
☠ ☠ ☠
Aurora sedang memainkan ponselnya di teras rumah ibu asuhnya. sekarang sudah sore hari, mereka sebenarnya disuruh untuk membersihkan diri tapi Aurora menundanya karena dia terlalu capek saat tadi melakukan pekerjaan ibu asuhnya.
"Ror," panggil Letta yang baru saja keluar dari rumah. Aurora melihat ke arah Letta dengan sedikit menurunkan ponselnya.
"Iya kenapa Let?"
"Disuruh Ibu Ilin bangkit kain yang tadi pagi dijemur. Temenin gue dong Ror, si Grizell gue ajak gamau dia, si Sella satu, Hazel juga gamau juga," jawab Letta dengan nada bicara kesal. Cewek itu kesal karena teman-temannya diajak malah tidak mau.
"Sama-sama dong, gak adil lah kalau berdua-dua gini, gue kalau diajak lo juga gamau," ujar Aurora kembali melanjutkan bermain ponselnya.
"Ck, anjir cepetan dah, gue mau mandi udah gerah banget," decak Letta sambil menarik pergelangan tangan Aurora untuk masuk dulu ke dalam rumah mengambil keranjang yang tadi Bu Ilin ibu asuhnya beri.
"Oi Zell, enak aja lo lagu-lagu. Ga ada gak ikut, ntar gue kaduin ke Pak Bambang. Pokoknya yang gak ikut gue kaduin ke guru biar nilainya kurang," ancam Letta yang melihat Grizell tengah asik-asikan dengan hansfree yang menyumbat telinganya.
"Ck apan dah lo Let. Lagian yang disuruh lo, gak asik banget," balas Grizell yang masih tetap memainkan ponselnya dengan benda yang menyumbat telinganya namun benda itu tidak ia hidupkan dengan volume yang besar.
"Woi! Lama anjing kalian! Cepetan dah gue kaduin ntar!" seru Letta lagi membuat Sella kesal lalu berdiri dari baringnya.
"Oi Hazel! Berdiri lo!" seru Letta membuat Hazela berdecak kesal. Cewek itu ikut berdiri, namun Grizell masih saja memainkan ponselnya.
"Tinggal dah lo Zel," ucap Letta laku cewek itu pergi sambil menyeret keranjang yang gunanya untuk membangkit baju yang ada di belakang rumah.
"Ck, iya-iya gue ikut."
Jemuran kain yang ada di belakang rumah Ibu Ilin. Di sana tertuju langsung pada parit besar dengan air mengalir dari sungai. Parit itu dalamnya sepinggang, biasanya orang kampung itu menggunakannya untuk mencuci pakaian, apalagi airnya sangat jernih juga bersih.
"Angkat sama lo dah. Gue nemenin aja," ucap Letta sambil melipatkan dua tangannya di dada.
"Enak aja lo suruh-suruh, bantuin lah, gue kadu Pak Bambang ntar," balas Grizell membuat Letta malas lalu mengambil baju yang tengah digantung lalu memasukkannya ke dalam keranjang.
"Itu Pak Bambang," kata Aurora sambil menunjuk Pak Bambang yang sedang bersama anak cowok lainnya. Sepertinya mereka baru saja selesai melakukan kegiatan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGALA -END-
Novela JuvenilArgala Ravendra, seorang cowok dengan pesona selangit, alis tebal dengan mata tajam bernetra hijau, bibir penuh berwarna pink alami, hidung mancung dengan dagu yang terukir tajam. Siapapun itu tidak ada yang bisa menolak pesona sang Argala Ravendra...