halooo gimana kabarnya? baik kann?
mari panggil saya dengan sebutan boon, mau yang baru mampir ataupun yang sudah lama, silahkan semuanya memanggil saya dengan sebutan boon
semua ini hanya pikiran boon semata, tidak ada penjiblakan ataupun plagiat dengan karya orang lain. jika ada sedikit yang sama percayalah itu bukan disengaja, hanya sebuah kebetulan
jangan samakan visual Argala dengan visual karya lain, Argala hanya Argala, tidak yang lain. jangan bawa-bawa visual lain di dalam karya boon. jika boon mendapatinya satu saja, boon akan menghapus komentarnya
jika tidak suka dengan visual, alur, juga kata-kata, silahkan pergi tinggalkan cerita ini, cari cerita yang kalian suka, semudah itu, jangan dibawa ribet
visual Argala akan tetap sama dan tak akan boon ganggu gugat. Argala adalah anak boon dengan Asveragos adalah dunia boon, akun ini adalah rumah boon, jadi ini semua adalah keinginan boon, kehendak boon, juga kuasa boon. tidak ada yang boleh mengatur selain boon di sini
ini semua murni pukiran boon yang diselimuti oleh haluan tinggi boon. boon sama sekali gak demen sama yang namanya PLAGIAT!
silahkan tinggalkan sebanyak-banyaknya komen di chapter ini, beri vote juga share cerita ini dengan temen-temenmu. salam sayang dari boon-♡
happy reading
~~~
"Jika yang lama tidak bisa terulang kembali, dan yang baru ternyata jauh lebih menyakitkan, tetap lah semangat, beberapa hal memang perlu di akhiri untuk memulai hal jauh lebih baik lagi."
~~~
Sedari tadi di kantin Arga hanya melihat Aurora, dengan sorot mata yang penuh dengan pertanyaan. Aurora yang dari tadi berusaha untuk matanya tidak malihat Arga, ia juga sadar jika Arga melihatnya dari tadi. Saat kedua mata bertemu, yang Aurora rasakan hanya sakit di hatinya, dengan cepat Aurora menghentikan kontak mata itu, membuat Arga sedikit melihatnya dengan tatapan kecewa, Dia udah nyerah ya? Atau dia capek?
"Heh lo liat apaaan njir?" tanya Jordan membuat Arga membuang pandangannya, sedikit berdecak kesal, kenapa matanya selalu tertuju pada gadis itu?
"Kalau lo merasa kehilangan, lo cari tu cewek, jangan diliatin, sekalian kejar," bisik Regan yang hanya didengar oleh mereka saja.
"Gue gak suka sama Aurora, dan gak akan pernah!" balas Arga seperti biasanya, mengelak namun dia mau, tapi itu belum bisa untuk dipastikan.
Arga masih menatap Aurora dengan sorot mata yang tidak bisa dideskripsikan. Pandagan itu berubah jadi pandangan cemburu kerena seorang cowok mengahampiri Aurora dengan memberikannya sebuah kotak, tidak tau isinya apa.
"Hai Aurora, sorry ya soal kemarin," ucap cowok itu, namun Aurora seperti sama sekali tidak peduli. Cowok itu sepertinya ingin mendekati Aurora.
"Hai," balas Aurora singkat tanpa melihat sang cowok, Aurora lebih memilih menyendokkan sendoknya yang berisi kuah bakso ke dalam mulutnya, itu lebih nikmat.
"Kamu masih marah ya? Apa yang bisa aku buat biar bisa buat kamu gak marah lagi?" tanya cowok itu, nada yang snagat alay jika dia memanggil dengan sebutan 'aku-kamu.'
"GAK ADA YANG BISA LO BUAT! LO PERGI SANA JAUH-JAUH, USAH DEKET-DEKET AURORA!" ujar Letta dengan suara toanya, mengusir cowok itu dengan tampang wajah yang tidak suka, bukan benci, namun tidak demen.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGALA -END-
Teen FictionArgala Ravendra, seorang cowok dengan pesona selangit, alis tebal dengan mata tajam bernetra hijau, bibir penuh berwarna pink alami, hidung mancung dengan dagu yang terukir tajam. Siapapun itu tidak ada yang bisa menolak pesona sang Argala Ravendra...
