haiiiii semuaaa, vote komen followw yaaaa
they called me boon, thats what i like-☆
oksiii happy readinggg ʕ ᵔᴥᵔ ʔ
~~~
"Aku mengakaui kesalahan ku, jika aku pasti akan merindukanmu yang tidak akan menemani hidupku lagi."
~~~"WEHH PANTAT KENYAL GUEEE!" Jordan memengang pentatnya yang baru saja dipukul oleh penggaris panjang, siapa kalo jika bukan Pak Bambang yang mempunyai penggaris panjang di sekolah ini.
"Kamu gibahkan saya! Kamu bilang saya jelek!" ucap Pak Bambang dengan mata yang sangat lebar, mengkin jika di lebarkan sedikit lagi bola mata itu akan keluar dari tempatnya.
"Lah kan Bapak emang jelek," jawab Jordan dengan sangat santainya, Pak Bambang yang mendengarkannya dengan sangat jelas langsung berdecak pinggang dengan mata melototnya.
"Kamu saya hukum! Nanti pulang sekolah cuci motor bapak di parkiran!" seru Pak Bambang, Jordan yang merasa hukumannya ini tidak adil, ia langsung menunjukkan tampang ngeselinnya.
"Lah kok cuci motor sih Pak, yang lain lah, terus kok cuma saya sih pak yang dihukum, Tegar juga lah, tadi dia bilang Bapak gendut loh, terus Arga bilang Bude Rani ga suka lagi sama Bapak, terus Regan bilang Bapak jalannya lama, terus Davin bilang mau patahkan penggaris Bapak, terus Angkasa bilang Bapak gak laku." Jordan mengarang-ngarang cerita karena ia tak ingin dihukum sendiri, lebih baik ia mengarang cerita agar dihukum bersama.
"KALIAN SEMUA MENGHINA SAYA! NANTI SETELAH BEL PULANG SEKOLAH, BUATKAN BAPAK AYUNAN UNTUK ISTRI BAPAK!" pintah Pak Bambang, dengan wajah merah, Arga, Regan, Angksa, dan Davin yang dari tadi mereka hanya diam saja, langsung menunjukkan sorot mata sinis ke arah Jordan, bisa-bisanya ia mengarang cerita untuk menghukum orang yang tak bersalah.
"Oke pak, tapi buatnya gimana Pak?" tanya Jordan dengan santainya dan juga tentu tanpa rasa bersalah.
"Kalian pikirkan sediri, bapak capek marah-marah terus," jawab Pak Bambang lalu ia duduk di meja guru kelas itu.
"Jangan gitu lah natap gue, kan bersama-sama itu indah," ucap Jordan sambil merangkul Arga dengan santainya.
"Gue ga bantu cop, Jordan aja," kata Davin yang tak mau dihukum karena Jordan yang sinting ini, lebih baik ia tak membantu biar fast.
"Gue kaduin ke Pak Bambang."
"Selamat pagi semuanya," sapa seorang guru dari gagang pintu, membawa tiga buku matematika di tangannya.
"Guru baru kan Pak? Masuk Pak kelas kami wangi kok," ucap Jordan dengan riangnya, karena Pak Bambang tidak mengajar mereka lagi nanti.
Guru itu lalu masuk dan berdiri di samping meja guru yang telah diduduki oleh Pak Bambang, "Jadi guru baru yang akan mengajar kalian, namanya Pak Ropai." Pak Bambang memperkenalkan guru yang ada di sampingnya.
"Gue liat-liat ni guru killer juga," bisik Jordan kepada Tegar dengan menebak-nebak dan mungkin tebakannya benar.
"Sama gue juga."
"Buka buku kalian halamaaannn, halaman berapa ya nak?" kata Pak Ropai dengan nada bicaranya, karena memang begitu nada bicara Pak Ropai.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGALA -END-
Teen FictionArgala Ravendra, seorang cowok dengan pesona selangit, alis tebal dengan mata tajam bernetra hijau, bibir penuh berwarna pink alami, hidung mancung dengan dagu yang terukir tajam. Siapapun itu tidak ada yang bisa menolak pesona sang Argala Ravendra...