Part 16, HEMLOCK dan bukti ☠

3.9K 478 313
                                    

haiii semuaaaa

jangan lupa komennyaa

they called me boon, thats what i like-☆

happy readingg

~~~
"Hidup tak semudah membalikkan telapak tangan, tetapi dengan telapak tangan kita dapat mengubah hidup kita jauh lebih baik lagi,mengubah sakit yang akan menjadi tawa, dan mengubah kita yang akan menjadi satu."
~~~

"Bang ini apa?" tanya Aurora menunjukkan kertas itu kepada Gavriel. Gavriel membaca kertas itu, membaca huruf yang ada di sana.

"Hemlock!" gumam Gavriel lalu ia menyimpan kertas itu ke dalam saku celananya, jika saja di tempat ini ada ketua Hamlock, ia pasti sudah menghajar ketua itu sekarang.

Hemlock adalah geng yang sangat membenci Asveragos. Dengan ketuanya yaitu Arya, dia adalah abang Arga sendiri. Akibat rasa iri, Arya rela melakukan apapun untuk menghancurkan Asveragos.

"Ikut gue!" titah Gavriel lalu ia menggenggam pergelangan tangan Aurora lalu menarik gadis itu untuk keluar dari gedung ini.

☠ ☠ ☠

Gavriel baru saja duduk di bangku kemudinya, ia mengambil ponsel di dalam saku celananya lalu ia membuka aplikasi line. Mencari-cari room chatnya dengan Vandra yang sudah lama tak terlihat akibat mereka jarang saling mengirim pesan. Vandra adalah ketua Asveragos dulu saat angkatan Gavriel.

Gavriele
Van

vandraaa
ehh udah inget juga lo sma gue

vandraaa
knp?

Gavriele
Inget lah

Gavriele
Lo di mana? Bisa ketemu?

vandraaa
di rumah, bisa mau dimn?

Gavriele
Warung mas bejo masi ada gak van?

vandraaa
masih

Gavriele
Oke, gue otw ka sana
read

☠ ☠ ☠

Gavriel turun dari mobil merahnya, Aurorapun juga turun dari mobil itu. Sudah ada Vandra yang tengah merokok di sana. "Oi," panggil Vandra saat ia melihat kedua manusia itu.

"Kerenn, udah punya cewek, cantik lagi," lanjut Vandra melihat Aurora dengan tatapn kagum. Ia membuang puntung rokoknya ke asbak rokok, lalu ia mematikan api itu menggunakan kunci motornya.

"Bukan cewek gue, Adek gue," ujar Gavriel setelah duduk di samping Vandra. Aurora hanya berdiri menghadap Vandra dan Gavriel tanpa mengucapkan kata apapun, ia tak mau ikut campur masalah orang lain.

"Kenapa?" tanya Vandra mengalihkan topik pembicaraan, tanpa menyahut terlabih dahulu Gavriel menyeluarkan kertas dari sakunya lalu memberikannya kepada Vandra.

"Dapet dari mana lo? Bisa-bisanya dia sampai gini, kayaknya gue tau lah ini dari siapa," kata Vandra dengan wajah merah pendam, menahan dirinya untuk tidak meluapkan kemarahannya.

ARGALA -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang