haii semuaaa, gimana kabarnya?
KOK JADI PEMBACA GELAP SI? komen sekali-sekali ngapa, sambil menghargai
masih penasaran dengan kisah Arga dan Aurora yang beda dari yang lain? baca aja terusss
ASTAGA kok banyak yang jadi fans Jordan di sini??? okey khusus part ini spam Jordan untuk Jordan ganteng
untuk lebih puasnya dengan Jordan, kalian baca aja yaa cerita Jordannn, setiap part begonya selalu ada, jadi ya kalian bisa terhibur dengan Jordan JUDULNYA JORZELA
cap cuss lanjot bacaaa
happy readingg
~~~
Senyum manis perlahan-lahan tak terlihat dari wajah gadis itu. Matanya menatap cewek yang ada di pangkuan Arga dengan sinis, Aurora bisa nebaknya jika cewek itu sengaja pura-pura jatuh untuk membuat Aurora kesal. Namun kenapa Arga diam saja? Enak?
"Argaa!" seru Aurora mendekat ke arah dua manusia itu, saat Aurora berjalan mendekat cewek yang tadi ada di pangkuan Arga langsung berdiri dan menatap Aurora dengan sorot mata yang tidak bersalah.
"Maaf Ga, gue tadi kepeleset," kata cewek itu kepada Arga yang hanya diam di tempat. Cewek itu Vesya, dan pasti hal itu disengaja karena untuk apa juga dia ada di perpustakaan sekarang.
"Kenapa pangkuannya lama banget? Enak ya posisi gitu? Aku tau Ga kamu bukan pacar aku, tapi kamu gak bisa ngerti apa sedikit aja kalau aku itu gak suka diginiin. Selalu aja kasih harapan terus dijatuhkan, mau kamu apa!?" kata Aurora namun Arga hanya diam tidak menjawab.
"Lo juga Kak? Lagian kenapa malah pangkuan sama Arga? Lo kan bisa nahan sendiri kalau jatoh, gak harus posisi gitu juga," lanjut Aurora mata gadis itu tertuju pada Vesya yang hanya biasa saja.
"Santai aja kali, lagian dia juga bukan pacar lo. Dan gue kan cuma jatoh, yaudah gitu doang, ga perlu marah juga kali," ujar Vesya dengan nada malas-malasan. Hati senang sekarang karena Aurora telah merasa cemburu akibat ulahnya.
Langkah kaki Vesya berjalan mendekati pintu perpustakaan dengan santai. Tapi sebelum dia benar-benar pergi, dia membisikkan sesuatu di telinga Aurora. "BTW, enak Ror di atas punya Arga, keras." Bisikan tersebut membuat Aurora bertanbah kesal tapi tak bisa melampiaskan karena Arga bukan siapa-siapanya.
Untuk apa coba dia ke purpustakaan jam istirahat begini, paling biasanya mainnya di toilet foto-foto, make up, dan rapiin rambut.
"Maaf Ror," ucap Arga memegang pergelangan tangan Aurora yang masih berdiri di depannya. Sedangkan Arga, cowok itu masih duduk di sofa perpustakaan itu.
"Kalau aku gak datang, bisa khilaf kamu. Ini makan sarapan dari aku, aku pergi dulu," balas Aurora memberikan kotak bekal di tangannya kepada Arga. Arga menerima kotak bekal itu lalu menatap kotak itu.
Lagkah kaki Aurora terhenti saat Arga tiba-tiba menahan tangannya, Arga sedang ada di belakang Aurora sekarang, sangat dekat hingga Aurora merasahan deruan nafas Arga di kepalanya.
"Gue gak cowok yang kayak lo bilang tadi," kata Arga mambuat Aurora membalikkan badannya ke arah Arga. Namun jarak mereka sangat dekat sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGALA -END-
Teen FictionArgala Ravendra, seorang cowok dengan pesona selangit, alis tebal dengan mata tajam bernetra hijau, bibir penuh berwarna pink alami, hidung mancung dengan dagu yang terukir tajam. Siapapun itu tidak ada yang bisa menolak pesona sang Argala Ravendra...