haii dateng lagi!
vote dulu sebelum baca
follow jugaaathey called me boon, thats what i like-☆
happy reading
~~~
"Hidup tak semudah membalikkan telapak tangan, tetapi dengan telapak tangan kita dapat mengubah hidup kita jauh lebih baik lagi, mengubah hal yang tidak menyenangkan menjadi menyenangkan."
~~~Arga sedang berdiri di depan kelas Aurora dengan menyandang tas di sebalah bahunya. Cowok itu menyandarkan tubuhnya ke dinding dengan airpods menyumpat telinga kanannya.
Baru sebentar cowok itu menunggu, padahal ia juga tak sama sekali membuka pintu kelas Aurora, namun Aurora sudah keluar dan langsung mendekati Arga dengan senyum senang juga cantiknya.
"Ayo Arga," ajak Aurora kepada Arga. Lalu cowok itu langsung melangkah tanpa memberi aba-aba pada gadis itu. Cowok itu hanya diam sambil berjalan ke arah parkiran, diikuti oleh Aurora di belakangnya.
Arga sudah ada di depan motor sportnya yang berwarna merah, kali ini ia memakai motor sport merahnya dikarenakan motornya yang berwarna hitam kehabisan bensin. Jadi ia terpaksa harus memakai motor merahnya ini.
"Pegang," ucap Arga singat memberikan tak ransel hitamnya kepada Aurora. Dengan cepat Aurora mengambil tas itu dan memeluk benda itu.
Arga mengambil helm cadangan dari jok motornya, mamberikan helm itu kepada gadis cantik yang tengah bersamanya. "Pakai, terus cepet naik," ucap Arga dingin. Cowok itu menghidupkan mesin motornya.
Tanpa basa-basi lagi Aurora langsung duduk di belakang cowok itu. Setelah duduk baru Aurora pakai helmnya. Helm full face hitam yang Arga berikan untuk cewek di belakangnya.
Merasa sudah siap Aurora di belakang, namun Arga tak langsung menjalankan motornya, ia malah melepas jeket hitamnya dan memberikannya kepada Aurora yang ada di belakang punggungnya. "Pakai," kata cowok itu singkat.
Aurora menerima jaket itu, ia sangat senang sekali, bisa memeluk tas Arga saja ia sudah senang, apalagi jaket Arga ia yang memakainya. Cewek itu lalu memakai jaket itu dengan senang hati, aroma farfum juga campuran keringat Arga tercium di jaket itu. Meski itu keringat, namun keringat itu sangat wangi.
Arga melajukan laju motornya. Di tengah perjalanan menuju rumah Aurora, Arga memperkencang laju motornya, itu membuat Aurora sedikit terkejut karena tak terbiasa dengan ini semua. Aurora memeluk Arga dari belakang.
"Jangan laju-laju, gue takut jatuh," ujar Aurora memeluk erat Arga daru belakang. Namun Arga hanya membiarkan cewek itu tanpa mengurangkan jalu motornya.
"Lebay," celetuk Arga dari depan, Aurora yang sangat jelas mendengarnya dibuat kesal jadinya. Cewek itu melepas pelukannya dari Arga.
"Bukan lebay, tapi gue takut," balas Aurora tak mau kalah.
"Kalau jatuh kan gak lucu," lanjut cewek itu seperti sedang mengomel.
"Kalau jatuh paling cuma sakit," balas Arga membuat Aurora sangat amat kesal, namun ia sayang.
Aurora turun dari motor milik Arga, berdiri di depan pegarnya sampai Arga pergi melesat dari rumahnya. Aurora mengembalikan helm yang tadi Arga berikan. Hendak cewek itu ingin memberikan jaket cowok itu namun Arga tak menerimanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGALA -END-
Teen FictionArgala Ravendra, seorang cowok dengan pesona selangit, alis tebal dengan mata tajam bernetra hijau, bibir penuh berwarna pink alami, hidung mancung dengan dagu yang terukir tajam. Siapapun itu tidak ada yang bisa menolak pesona sang Argala Ravendra...