haloo balik lagi niwww
btw udah pada follow belom?
they called me boon, thats what i like-☆
happy reading yaaa-(◍•ᴗ•◍)❤
~~~
"Aku tak ingin membuatmu rindu padaku. Karena rindu itu artinya sedih. Dan aku tak ingin menjadi alasanmu bersedih, aku hanya ingin menjadi alasanmu untuk bahagia."
~~~"Arghh, shit!" umpat Arya mengunci pintu kemarnya lalu ia menyandarkan badannya di pintu itu. Ia baru saja dimarahi oleh Kakeknya kerena setiap malam kerjaan Arya selalu saja ke club dan mabuk-mabuk, juga pulang selalu saja malam.
Kali ini Arga dan Arya disuruh Kakeknya untuk tinggal di rumah Kakeknya. Itu sebab Arya yang sangat amat nakal itu. Sebenarnya Arga sangat tertekan jika harus tinggal bersama di rumah Kakeknya, namun ia terpaksa.
"ARYA!" seru seorang pria paruh baya dari luar pintu, ia menggedor pintu Arya dengan keras.
"KALUAR KAMU!" lanjut lanjut lelaki itu lagi dan Arya membuka pintunya dengan malas, ia sangat malas jika harus berurusan dengan Kakeknya.
"INI APA!?" tanya Raven, Kakeknya. Raven mengangkat plastik-plastik obat-obatan yang ia dapat di rumah Arya tadi sore. Arya baru saja dimarahi karena selalu pulang malam, namun hendak Kakeknya ingin menanyakan tentang obat itu, namun Arya telah duluan masuk ke kamarnya.
"KAMU NARKOBA!?" tanya Raven tegas, ia menghempaskan obat itu kesembarang arah. Arya hanya diam sambil mengumpat di dalam hati, sial ia ketahuan.
Arya melangkahkan kakinya malas, ia mengambil jaketnya lalu ia sangkutkan jaket itu di bahu kirinya. Arga melihat kejadian itu hanya diam, Abangnya memang sudah keterlaluan.
Bughh...
Satu pukulan berhasil mendarat di pipi Arya saat cowok itu tengah melewati kamar Arga. Arga lah yang telah memberikan bogem mentah itu. Arya membalas pukulan itu sehingga membuat keduanya saling beradu otot. Raven sama sekali tidak bisa menghentikan keduanya yang beradu sambil mengumpat."BANGSAT!" umpat kasar Arya lalu ia membalas pukulan Arga yang kasar. Arga tentu tak mau kalah karena ia sudah sangat marah dengan Abangnya ini.
Arya terjatuh di lantai, ia memegang bibirnya yang sedikit sobek dengan pipi yang lebam karena serangan Arga. Jika soal melawan, Arya mengaku jika Arga lebih kuat soal ini.
"Gila lo Bang!" seru Arga setelah mengatur nafasnya, ia menatap tajam ke arah Arya yang tengah memejamkan matanya, memikirkan ia ketahuan oleh polisi.
"Lo udah kriminal Bang! Gue tau lo yang nabrak Adik Vergan, walaupun lo gak sengaja kerena mabuk, tapi lo gak pernah ngaku sama gue Bang! Dan sekarang lo narkoba? Keterlaluan lo Bang!" seru Arga dengan warah yang merah pendam, ia mengatur nafasnya untuk tidak menghajar Arya sekali lagi, namun tetap tak bisa, emosinya telah melawan hatinya.
"ANJING LO!" umpat Arga kasar lalu ia kembali memberi pukulan keras kepada Arya yang sudah kehilangan tenaga.
"LO DIKASIH HATI MALAH MINTA JANTUNG ANJING!" hardik Arga dengan terus memukul Abangnya tanpa ia beri ampun.
"UDAH BERAPA ORANG YANG LO BUNUH ANJING, APA LO MAU BUNUH GUE JUGA!?" lanjut Arga tetap menghajar Arya yang sudah meringis kesakitan, darah yang keluar dari wajah Arya sudah banyak, Arga bisa saja membuat nyawa Arya hilang sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGALA -END-
Teen FictionArgala Ravendra, seorang cowok dengan pesona selangit, alis tebal dengan mata tajam bernetra hijau, bibir penuh berwarna pink alami, hidung mancung dengan dagu yang terukir tajam. Siapapun itu tidak ada yang bisa menolak pesona sang Argala Ravendra...