part 9, gelang ☠

4.9K 676 195
                                    

haii semuaa, vote komen banyak banyak yaaaa

they called me boon, thats what i like-☆

happy reading and enjoyyyyy

~~~
"Setiap detik sangatlah berharga karena waktu mengetahui banyak hal, termasuk rahasia hati."
~~~

"WOII!!" teriak Jordan yang baru datang dan berdiri di ambang pintu dengan histeris dan wajah khasnya dan juga tentunya juga ngeselin.

"Apaan," sahut Tegar salah satu siswa kelas 11 IPA 2 dengan penasaran sambil meletakkan pensilnya ke kotak pensil ultramennya.

"Ihhh, bukan lo ya," timpal Jordan lagi dengan wajah khasnya lalu cowok itu masuk ke kelas dan berjalan ke dekat meja sahabatnya.

"Bilang dong namanya!"

"Santai lah."

"Gue ada sesuatu buat kalian," kata Jordan kepada RADJA sambil memegang sakunya yang ada tonjolan di sana, sepertinya itu adalah barangnya.

"Apaan?" tanya Davin penasaran setalah menutup kotak bekalnya. SMA Galaxy lagi pagi-paginya sekarang, RADJA pagi ini lebih memilih duduk di kelas karena Davin membawa bekal. Dan yang lain sudah sarapan di rumah tadi.

"Tutup mata kalian dulu," saut Jordan menyuruh teman-temannya untuk menutup mata, namun bukan RADJA namanya jika patuh dengan Jordan.

Dengan cepat Davin menutup matanya dengan kedua tangannya tampa mengomel terlebih dahulu. Benar-banr sangat langka, biasanya Davin selalu saja bertanya atau mengomel terlabih dahulu dan baru melakukannya.

Angakasa yang dipaksa jordan hanya memejamkan matanya dan sedikit-sedikit mengintip karna penasaran apa yang akan Jordan lakukan dengannya, Jordan adalah salah satu manusia yang tidak dapat di percaya.

"Lo ngintip ya Sa?" tanya Jordan menepuk kepala Angkasa, menebak-nebak jika cowok itu sedang mengintip, namun tentu saja Angksa mengelak dan berbohong, dan tentu saja Jordan percaya.

aku berbohong dan engkaupun percayaa~~~

"Sotoy," balas Angkasa memejamkan kuat matanya, lalu ia melonggarkannya lagi, ia mengintip lagi karena penasaran dengan apa yang akan Jordan lakukan.

Regan yang di tutupi dengan jeket abu-abu pink milik jordan merasa risih. Karena aroma jaket Jordan sangat menyengat di hidungnya. Sangat tidak sehat bagi hidung, entah bau apa itu, tidak bisa di deskripsikan.

"Ini apa si bau banget," komen Regan mencoba melepaskan jeket yang Jordan ikat di mata Regan dengan kuat namun Regan tak bisa untuk melepaskan kain bau itu.

"Kaus kaki gue," jawab Jordan asal dengan sangat santai, itu membuat Regan mencoba melepaskan kain yang tertempel di wajahnya dengan paksa.

Arga yang dari tadi mainkan hpnya tersetak saat Jordan langsung menutup matanya menggunakan tangannya. Awalnya Jordan tidak sengaja menutup mulutnya lalu Arga dengan kasar melepaskan tangannya.

"Asin!" seru Arga kasar, lalu Jordan menaikkan tangannya.

"Ooiya maap."

ARGALA -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang