yuhu yuhu yuhuuuuuuu
komennya ayoo
they called me boon, thats what i like-☆
enjoyyyyy and happy reading-✾❥
~~~
"Cinta tidak pernah menuntut, cinta selalu memberi. Cinta selalu menderita, tanpa pernah meratap, tanpa pernah mendendam."
~~~"Kok gue ditinggal sih, padahalkan mau nebeng, jahat bangat Arga-pmfff." Ucapan gadis itu terhenti karena tangan seseorang menutup mulutnya dari belakang sepertinya itu tangan cowok, hal itu membuat Aurora ada di pelukan sang cowok.
"Jangan nguntit!" seru cowok itu, ia masih menutup mulut Aurora, namun posisinya berubah, Aurora ada di hadapan cowok itu, namun badannya menyentuh dada bidang cowok itu.
Cowok itu Arga, akibat perlakuan Arga membuat Aurora membeku, ia sudah dipeluk Arga dan sekarang ia sangat dekat dengan Arga, seperti film-film romantis di luar sana.
Arga melepaskan tangannya dari mulut Aurora, sebenarnya ini gang sepi, ia tak mau dituduh yang tidak-tidak kerena berada bersama cewek saat sepi-sepi begini. Namun ia masih ada di dekat Aurora yang masih menetralkan jantungnya yang berdetak kencang.
"Arga," panggil Aurora kecil, Arga langsung nenatap cewek itu dengan tatapan datar.
"Gue gak nguntit kok," lanjut Aurora yang masih pada topik itu, Arga menatap cewek itu datar lalu ia pergi menarik tangan Aurora yang membuat Aurora meringis kesakitan karena pegangan tangan Arga yang kuat.
"Argaa sakit, kita mau kemana sih?" keluh Aurora mencoba melepaskan tangan Arga yang bertengger di pergelangan tangannya.
Arga tak mempedulikan itu, sampai di motor sport Arga, cowok itu baru melepaskannya. Aurora sedikit lega karena tangannya sudah terlepas dari Arga. Pergelangan tangan Aurora sedikit merah karena Arga tadi menggenggamnya kuat.
"Maaf," ucap Arga lalu ia mengambil tangan Aurora ia mengelus kecil tangan itu.
Arga melepaskan jaketnya, ia memakaikan kembali jaket itu kepada Aurora yang masih diam menetralkan detak jantungnya. "Naik," suruh Arga setelah ia naik ke motornya sportnya, sedangkan Aurora masih terdiam sambil meremas jaket Arga yang tergentung di punggungnya, ia sangat senang.
"Jangan lama!" Mendenger kata itu, Aurora langsung naik ke belakang Arga dengan jaket kebanggaan Asveragos yang masih di punggungnya.
Arga menjalankan motornya, ia baru sadar sekarang, tadi ia hanya patuh-patuh saja ke Arga namun ia baru sadar jika ia sedang ada di atas motor berdua dengan Arga.
"Mau kemana?" tanya Aurora membuka suara, ia melihat jalan Arga yang salah. Harusnya pulang belok ke kanan, bukan kiri.
"Arga lo mau kemanain gue!!!? Lo mau macem macemin gue ya?" lanjut Aurora panik.
"Berisik."
"Argaaaaa!!! Gue mau turun!!! Lo harus jawab dulu kita kemana!"
"Turun aja," balas Arga membuat Aurora kesal dibuatnya, masa dia disuruh turun sih.
"Argaaaa, lo mau mesumin gue yaaaa!!!?" ujar Aurora memekik-mekik membuat motor Arga sedikit oleng tapi bukan Arga namanya jika tidak bisa mengendalikan itu.
"Gue milih kali," balas Arga datar, jawaban itu membuat panik Aurora sedikit mereda, namun jawaban itu membuat kesal.
"Mau kemana!!?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGALA -END-
Teen FictionArgala Ravendra, seorang cowok dengan pesona selangit, alis tebal dengan mata tajam bernetra hijau, bibir penuh berwarna pink alami, hidung mancung dengan dagu yang terukir tajam. Siapapun itu tidak ada yang bisa menolak pesona sang Argala Ravendra...