hai hai haiii sorry yaaa slow updatee hehe
aku sebenenya udah ada pengingat gitu dihp bisa up sesuai jadwal tapi notifnya keluar waktu aku sedang sibuk jadi gak jadi deh upnya hahaokeyyy sebelum baca, absen sini kalian baca Argala jam berapa?
they called me boon, thats what i like-☆
selamat membacaa, enjoyyyyy
~~~
"Pergunakanlah setiap waktumu dengan baik, sebab apa yang kau lakukan di hari ini akan berdampak pada dirimu di hari esok."
~~~Arga melihat seorang gadis sedang duduk di halte bus, tidak ada orang lain selain gadis itu di sana. Itu Aurora, Arga sangat tau dari rambut dan postur tubuh Aurora, Arga lalu mendekatinya.
"Argaa." Aurora langsung memeluk Arga dengan erat, Arga yang sempat kaget dengan perlakuan itu lalu membalas pelukan Aurora. Arga mengelus puncak kepala Aurora halus.
"Lo kemana aja?" tanya Arga dengan nada seperti biasa.
"Gue tadi abis makan malem sama kak Arnold, tapi dia mau ke minimarket katanya, yaudah gue tunggu di sini aja," jawab Aurora dengan apa adanya, buat apa juga dia bohong.
"Bukannya lo sakit? Kanapa malah pergi?" tanya Arga lagi melepas kelukan mereka.
"Gue tadi mau ke minimarket, terus ketemu Bang Arnold, diajak pulang bareng, yaudah gue mau, terus tiba di sini, dia bilang barangnya ada yang tiggal, disuruh gue nunggu sini dulu, tau-taunya ga muncul-muncul Bang Arnold," jelas Aurora membuat Arga kesal, bisa-bisanya Alnold memperlakukan cewek seperti ini.
"Kenapa lo mau-mau aja?" ujar Arga lagi dengan pertanyaannya, itu artinya Arga khawatir kan?
"Gue dibujuk sampe mau." Aurora menjawab dengan sejujurnya.
"Lo kok baik sih sama gue?" kata Aurora lagi dengan heran, tak biasanya Arga bersikap seperti ini, Arga yang ia kenal itu, dingin, kasar, dan tidak peduli.
"Demi kebaikan gue," jawab Arga singkat membuat Aurora pasrah, dia kira demi kebaikan Aurora.
"Demi kebaikan lo?" tanya Aurora lagi untuk memperjelas kata-kata Arga. Siapa tau aja Arga bohong.
"Lo gak akan ngerti, sekarang mendingan lo pulang, gue anter," ucap Arga lalu mengeluarkan kunci dari saku celananya. Hujan sudah mulai reda, bagi Aurora ini pertanda langit senang melihat Arga yang peduli kepadanya
Aurora naik ke atas motor Arga, tapi Arga masih berdiri di samping motornya, ia melepaskan jeket yang ia kenakan, lalu meletakkannya ke tubuh Aurora, detak jantung Aurora berdetak dengan kencang, jangan sampai gue jantungan karena ini. Tanpa mengucapkan kata apapun Arga langsung menaiki motornya lalu menjalankannya.
Sekarang jaket Arga yang ada dengan Aurora ada dua, yang tadi sore dan sekarang. Cucian numpuk sayyy.
Arga sampai di gerbang rumah Aurora. Bu Sarah, Bunda Aurora sudah terlihat cemas dengan Aurora, pulang jam dua belas? Wajar jika Bu Sarah khawatir, biasanya jika Aurora keluar jam sembilan pasti sudah pulang. Arga dan Aurora melihat Sarah sedang ada di balkon rumahnya, ia lalu masuk dan menutup pintu balkon tanpa keluar dari rumah.
"Makasih ya Arga," ucap Aurora berterima kasih kepada Arga lalu dibalas dengan anggukan kecil oleh Arga.
"Lo gak pernah pulang jam segini?" tanya Arga kepada Aurora, lalu Aurora menggeleng kuat.
"Gak pernah."
"Bagus," balas Arga, Aurora mengerutkan keningnya bingung, kenapa Arga dari tadi anehh?
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGALA -END-
Teen FictionArgala Ravendra, seorang cowok dengan pesona selangit, alis tebal dengan mata tajam bernetra hijau, bibir penuh berwarna pink alami, hidung mancung dengan dagu yang terukir tajam. Siapapun itu tidak ada yang bisa menolak pesona sang Argala Ravendra...