haloo, lansung baca aja yaa
sebelun baca follow dulu
they called me boon, thats what i like-☆
happy readingg
~~~
"Aku berhenti berharap bukan berarti bertahan, aku berhanti berharap juga bukan berarti meyerah."
~~~"WOII LO JADI COWOK SOK KECAKEPAN BANGET ANJINGG!" seru letta mendorong tubuh Arga, Arga tidak membalasnya karena cewek itu bukan lawannya yang sebenarnnya.
Arga dengan santai pergi meninggalkan Aurora yang sedang menahan air matanya yang ingin tumpah karena perbuatan Arga. Yap, Arga telah membuang cake yang Aurora kasih ke tong sampah.
"WOOI ENAK AJA LO KABUR!" teriak Letta lagi membuat Arga berhenti, lalu Letta mengejar Arga yang pergi tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.
"Gue ga penah minta dia ngasih ngasih gue!" ujar Arga menegaskan katanya, cowok itu sangat membuat hati Aurora hancur. Padahal cake itu sudah Aurora buat seniat mungkin, namun harapannya malah dipatahkan.
"Kalo lo ga suka, ya udah terima aja tapi ga usah dimakan, setidaknya lo hargain dia!! Lo udah keterlaluan, Aurora udah buat cakenya sendiri penuh perasaan dan dia udah berharap lebih bahkan ngehalu, lo bakal terima cakenya, dan lo malah nerima cakenya ga peke parasaan, dan lo buang ke tong sampah! Lo punya hati ga sihh jadi manusia!?" timpal Letta sangat kesal, ia menegaskan nada bicaranya, jika membunuh itu halal, sudah dari dulu Letta membunuh cowok itu.
"Gue ga terima sahabat gue diperlakukan kayak gini!!" lanjutnya namun Arga hanya diam dengan santainya.
"Kalo lo ga suka sama Aurora ya bilang aja!! Dan ga usah kasih harapan ke dia!!" sambung Sella yang baru saja berjalan mendekat ke Arga dan Letta yang sedang berdebat. Baru kali ini cewek lembut itu menegaskan kata-katanya.
"Gue ga ngasih harapan ke dia!" seru Arga mengelak. Dia tidak pernah memberi harapan ke Aurora, namun Aurora hanya berjuang, apa salah ia seperti ini?
Aurora sudah tidak tahan lagi, tapi bukan berarti ia menyerah, ia berlari sekencang-kencangnya sambil menahan air mata yang ingin tumpah dengan daras.
RADJA yang dari tadi melihat kejadiannya hanya berdiri di depan pintu sambil menganga tidak menyangka Arga akan memperlakukan Aurora seperti itu.
"Gue mau susul Aurora," kata Grizell mengucapkannya kepada Letta dan Sella yang ada di depannya. Cewek itu lalu berlari mengejar Aurora yang sudah jauh.
☠ ☠ ☠
Aurora mencari tempat sepi agar tidak ada orang yang bisa menemukannya, ia melihat ada rumah pohon yang ada di belakang sokolah. Tapi sejak kapan di sekolah ada rumah pohon? Rumah pohon siapa itu?
Ia mulai memanjat tangga yang telah di sediakan, melihat ada ukiran yang bertulis RADJA dangan hiasan yang lumayan indah, melihat di dalam rumah pohon tidak seperti rumah pohon biasa yang hiasannya seperti hiasan anak TK, tapi ini berbeda hiasannya malah tengkorak dan darah-darah yang tidak mengerikan.
Itu adalah rumah pohon milik RADJA yang di buat khusus oleh papa Davin karena di paksa oleh Davin, tidak ada satupun orang yang mengetahui tempat itu, rumah pohon itu salah satu markas milik RADJA.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGALA -END-
Fiksi RemajaArgala Ravendra, seorang cowok dengan pesona selangit, alis tebal dengan mata tajam bernetra hijau, bibir penuh berwarna pink alami, hidung mancung dengan dagu yang terukir tajam. Siapapun itu tidak ada yang bisa menolak pesona sang Argala Ravendra...