hai hai haiii? kangen gakk? kangen sama Arga atau RADJA atau Aurora atau kangen boon ni?
gimana kabarnya? pada baik semua kan?
vote komen dulu yaaa sebelum bacaa
they called me boon, thats what i like-☆
happy reading and enjoyyyyy ꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡
~~~
"Andai aku menjadi dirinya, dia yang kau cinta. Sehingga cinta ini sempurna tanpa sesal didada."
~~~Di kelas Aurora lagi ribut-ributnya karena ada satu kelompok dengan isi 11 orang sedang bermain kartu UNO bersama di bawah lantai, jadi itu membuat kelas itu sangat ribut.
Sampai seorang guru menghentikan keributan mereka, Bu Anis datang dengan membawa kertas ditangannya. Murid-murid yang sedang bermain UNO tidak sama sekali duduk di tempatnya karena kali ini bukan pelajaran fisika bersama Bu Anis.
"Pagi semua, Ibu gak ngajarin kalian kok pagi ini. Cuma mau umumin anggota lomba basket putri tiga hari lagi," ucap Bu Anis membuat kelas menatapnya penasaran, orang-orang yang bermain kartu UNOpun menjeda permainnannya.
"Jadi di kelas ini yang ikut ada dua orang, ada Letta dan Aurora. Di kelas 11 IPS ada Aurin, dan di kelas 12 IPS ada Vesya dan Viona," lanjut Bu Anis membuat Letta ternganga, jadi ia dipilih, ogahh dihh, gamau.
"Bukk saya gak mau Buk, ada nenek lampir lagi," tolak Letta secepatnya, Aurora menoleh padanya memberi kode namun Letta tak mengerti.
"Let, temenin gue dong," ucap Aurora membuat Letta meng-iyakan ucapan sahabatnya.
"Gajadi Buk."
☠ ☠ ☠
Sore ini Aurora, dan Letta, sedang menunggu di lapangan basket indoor SMA Galaxy. Menunggu anggota lain untuk datang, bersama RADJA juga mereka. Sekarang baru Aurora, Letta, dan Aurin yang datang, anak kelas 12 masih belum datang.
"Ni nenek lampir lama banget dah datangnya," celetuk Jordan yang daritadi bosan menunggu Vesya dan Viona datang untuk latihan.
"Lanjut aja dah, gausa nunggu kakel, mereka rempong." Davin membalas dengan benar, ia sangat tau dengan kakak kelas sekolah ini, mereka sangat rempong apalagi Vesya.
"Arga," panggil Aurora mendekat ke arah Arga yang sedang diam dengan ponselnya.
"Arga, lo belum ngajarin gue shoot, passing, sama dribbling," lanjut Aurora yang sangat inget ia baru diajarkan memantulkan bola saja karena kemarin ada kesalahan yang menghalang mereka untuk latihan.
"Argaa kok diem? Jawab dong," kesal Aurora, ia menjauhkan ponsel Arga dari wajah Arga. Itu membuat Arga merespond singkat. "Apa?" respond Arga singkat.
"Lo belum ngajarin gue shoot, passing, and dribbling," ujar Aurora menaikkan nada bicaranya kepada Arga.
"Bentar lagi," balas Arga singat membuat Aurora mengela nafasnya kasar, Arga tak bisa dibantah, harus diturutin maunya, tapi Aurora gak bakal nyerah untuk membujuk Arga sekarang.
"Mau bentar lagi gimana, liat mereka udah pada latihan," sahut Aurora sambil menunjuk Letta dan Aurin sudah latihan. Letta dengan Angkasa karena Angksa yang memaksanya, sedangkan Aurin bersama Regan karena Aurin yang menginginkannya, Regan tak sama sekali menolak karena ia mengejarnya seseorang untuk pandai, bukan untuk modus atau semacamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGALA -END-
Fiksi RemajaArgala Ravendra, seorang cowok dengan pesona selangit, alis tebal dengan mata tajam bernetra hijau, bibir penuh berwarna pink alami, hidung mancung dengan dagu yang terukir tajam. Siapapun itu tidak ada yang bisa menolak pesona sang Argala Ravendra...