part 14, arra ☠

4.4K 505 146
                                    

haiii semuaaa

cus vote komen

they called me boon, thats what i like-☆

happy readinggg-♕♔

~~~
"Tak ada cara melawan ketakutanmu selain bersamanya dan berdamai dengannya."
~~~

"Bagus kalau lo udah tau," ucap Arga membuat Aurora mengerutkan kening bingung, berusaha mencerna perkataan Arga namun perkataan itu sulit untuk dicerna.

"Kenapa malah bagus?" tanya Aurora kepada Arga dengan bingung.

"Bagus karena lo gak bakal deket-deket lagi ke gue," jawab Arga lalu ia mengambil kembali buku yang ada di bawah bantak itu. Lalu cowok itu membukannya, melihatkan sesuatu pada Aurora.

"Lo tau gue ketua Asveragos kan? Itu berarti lo juga tau dengan musuh gue yang banyak itu. Apa lo gak takut dengan mereka?" tanya Arga lalu Arga menjawab dengan percaya diri. "Gue gak takut, buat apa juga gue takut."

Mendengar jawaban Aurora membuat Arga terdiam, seharusnya ini menjadi kesempatan Arga untuk Aurora jauh dengannya. Namun itu semua salah, Aurora sama sekali tidak takut. Ada rasa khawatir juga yang menyelimuti hati Arga, jika cewek itu terus mendekat dengannya, bisa-bisa Aurora akan dimanfaatkan oleh Abangnya sendiri ataupun orang lainnya.

☠☠☠

Letta, Sella, dan Grizell masih sibuk mencari-cari Aurora, pandangan mereka menyapu semua tempat-tempat yang ada di sekolah yang luas itu, mulai dari kantin, halaman belakang, kalas, toilet, dan berbagai lapangan-lapangan sekolah. Lapangan-lapangan sokolah itu maksudnya lapangan bola, lapangan basket, lapangan upacara, dan lainnya.

Aurora pergi dari rumah pohon itu ia pergi ke lapangan paling belakang sekolah tempat pohon yang sangat besar, pohon beringin yang sangat besar, biasanya orang bilang mengerikan, tapi ini beda ini sangat cantik dan indah.

"Mau cari dimana lagi ni?" tanya Letta dengan nafas putus-putus saat ia bertemu dengan Grizell dan Sella.

"Pohon belakang, mana tau Aurora di sana," jawab Grizell lalu pergi kearah belakang diikuti oleh Letta, dan Sella di belakangnya.

Mereka bertiga sampai di pohon besar itu, dan memang benar, Aurora sedang ada di sana. Cewek itu tidak sedang nangis, ia hanya menenangkan dirinya saja karena ia masih sedih Arga membuang cake buatannya sendiri.

"Ya ampun Ror, lo dari mana aja si? Capek gue tau nyariin lo," kata Grizell lalu ia duduk di samping Aurora, cewek itu sedang menatralkan jantungnya yang berdetak kencang karena dari tadi ia berlari.

"Gu-gue habis dar-ri rumah pohon," balas Aurora ragu, jawaban itu membuat Letta, Sella, dan Grizell kebingungan.

"Rumah pohon yang mana?" tanya Letta penasaran, selama ia bersekolah di SMA Galaxy, ia tak pernah mendengar kata rumah pohon di sana.

"I-itu rumah pohon punya RADJA ada di sana," jawab Aurora menunjukkan jalan menuju ke belakang. Sebenernya rumah pohon RADJA gak di kawasan sekolah tapi dia cuma keluar pagar belakang SMA Galaxy, itu karena mereka yang menginginkannya. Dan kenapa tidak ada orang yang pernah tau? Karena mereka tidak pernah melewati pagar belakang sekolah karena katanya.

"Gue takut anjir ke sana banyak Monyet."

"Kemaren sempet gue kesana ketemu Buaya."

ARGALA -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang