hai hai haiii, jamberapa kalian baca part 7 ARGALA?
absen sinii pake user kalian
they called me boon, thats what i like-☆
vote komen duluu donggg
happy reading and always enjoyyyyy
~~~
"Bahkan bait - bait indah ini tak dapat mewakili rasaku terhadapmu."
~~~"Njir, laper gue," kelur Davin saat mareka sedang menunggu lampu merah di jalan.
"Argaa, kiw-kiw, ganteng deh kamuuu," sambung Davin menggoda Arga dengan nada manja-manja chantiksss. Arga mendengarnya merasa jijik dan berdecak berarti meng-iyakan.
RADJA kecuali Jordan, Gevian, dan Genta sedang berkumpul di cafe Wangi, karena mereka tak jadi di rumah Jordan. Sekalian nongki cuii.
"Karena Jordan ni, tapi untung ada Abwang ganteng," ucap Davin saat mareka sudah duduk di bangku cafe, ia menaik-naikkan alisnya kepada Arga, tentu saja Arga males dibuatnya.
"Eh kalian, ada Bang Gep jugaa, kok di sini si kalian," kata seseorang cewek yang baru datang dengan senyumnya, ia bersama ke-tiga sahabatnya, siapa lagi coba jika bukan Grizell yang memanggil Gevian dengan sebutan Bang Gep.
"Gabung Zell," suruh Gevian singkat, Grizell mengerti itu langsung mengambil bangku yang ada di meja sebelah dan ia duduk di sebelah Gevian.
"Ekhem-ekhem, huekkkkk. Seruni udah jadi suami istriii, uhuyyy. BTW PJ kok gak ada nii, kiw-kiwww," goda Davin yang baru saja melihat Gevian merangkul Grizell dari belakang. seolah-olah tak mau kehilangan Grizell.
"OTW baru," ujar Gevian menatap Grizell tersenyum, Grizell dibuatnya malu jadinya.
"Letta sini sama gue, Aurora juga sini, Sella juge, sini yok cewek-cewek di samping gue," ajak Angkasa kepada tiga sahabat Grizell, ada Aurora juga di sana, namun Aurora tak ingin duduk di sana, ia malah mengambil kursi di meja sebelah dan duduk di sebelah Arga.
"Arga kenapa gak dimakan makanannya? Kok main HP mulu sih, HP gak bisa buat kenyang Arga," kata Aurora sedikit menurunkan ponsel yang sedang Arga genggam, Arga melihat perlakuan Aurora padanya langsung menatap Aurora malas.
"Arga siniin HPnya, makan dulu, baru main HP," ujar Aurora lagi lalu mengambil paksa ponsel Arga dan menaruhkan di meja. Arga mendengus kesal jadinya.
"Omaygayat, suami takut istrii," goda Davin dengan histeris, matanya mengarah ke Arga, menyindir Arga. Arga menatap tatapan sindiran Davin dengan tatapan tajam dan menusuk.
Davin tak takut dengan tatapan tajam Arga karena ada Aurora di sini. Davin kambali melanjutkan sindirannya untuk Arga. "Aurora sayang, aku sayang kamu," ucap Davin lagi menatap Arga dengan wajah yang membuat orang ingin menghabisinya.
"Arga sayang, makan sayang, ntar sakit lohh, gak baik tau main HP mulu, ntar matanya rabun lagi," lanjut Davin membuat Arga kesal jadinya.
"Udah anjir, gak sekarang dihajar, bisa nanti lo dihajar," timpal Angksa terkekeh pelan melihat wajah Arga yang tertekan.
"Ayo Arga makan, gue suapin ya?" ucap Aurora yang masih membujuk Arga untuk makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGALA -END-
Roman pour AdolescentsArgala Ravendra, seorang cowok dengan pesona selangit, alis tebal dengan mata tajam bernetra hijau, bibir penuh berwarna pink alami, hidung mancung dengan dagu yang terukir tajam. Siapapun itu tidak ada yang bisa menolak pesona sang Argala Ravendra...