FINDING CINDERELLA #09

21.5K 2.2K 91
                                    

Malam, Dears! (人 •͈ᴗ•͈)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam, Dears! (人 •͈ᴗ•͈)

Terima kasih buat apresiasi kalian di bab sebelumnya. Kalian yang sudah vote dan rame di komentar. Nanti Hara balas satu-satu, ya, komentarnya.

Oh, iya! Besok pagi Hara ada tes dan interview kerja. Doain Hara ya, Dears! Doa baik pasti akan kembali pada kalian dalam hal-hal yang enggak terduga. Makasih, ya ....

Ketemu lagi sama Alyka.

Sudah siap?

Ramein lagi seperti kemarin, ya...

Sanggup?

Vote, comment, dan share cerita ini ke teman kalian.

Happy reading!









***








"Ini cuma pesawat. Ini cuma pesawat. Dua jam itu sebentar, enggak lama. Gue pasti bisa. Pasti bisa!" rapal Alyka berkali-kali ketika kakinya menjejak tangga pesawat.

Sejak menginjak lantai bandara, tubuh Alyka mulai gemetar. Dia berusaha keras menahan kakinya untuk tak berbalik arah. Sekeras apapun pikiran dan hatinya mencoba memikirkan hal-hal menyenangkan, kenyataannya nyali Alyka hanya seujung kuku yang rawan patah. Beruntung, tekadnya tak membuat Alyka lantas lari tunggang langgang.

Netra Alyka menyisir seat number yang ada untuk menemukan kursinya. Dia sedikit bernapas lega karena Sisil memesankan tiket di kelas bisnis. Setidaknya, dia tak akan menyusahkan banyak orang di sekitar akibat melawan phobia yang menginginkan dia gentar.

"Kursinya memang empuk dan nyaman, tapi tetap saja enggak membuatku tenang. Pesawat ini akan terbang juga nantinya," gerutu Alyka. Dia mencengkeram pinggiran sling bag yang ada di atas pangkuannya dengan mata memejam, menolak menengok keluar jendela di samping kirinya. "Kira-kira pesawat ini lewat laut, enggak, ya?"

Kegiatan Alyka bermonolog terpotong dengan imbauan dari pramugari tentang peraturan sebelum lepas landas. Walau enggan, Alyka akhirnya membuka mata untuk memerhatikan. Dia mengikuti semua instruksi dengan mudah, mengesampingkan sekujur tubuhnya yang masih terus gemetar dan lemas. Pelipis dan keningnya tak berhenti mengucurkan keringat dingin. Dia bahkan bisa merasakan bagian punggung blouse sabrina-nya lembab.

Sepanjang penerbangan, Alyka sibuk merapal doa yang dia hafal. Tak peduli doa apa pun asal dia tetap sadar dan selamat sampai tujuan. Dia menolak makanan, minuman, atau sekadar snack yang pramugari tawarkan. Alih-alih menikmati pemandangan berupa gulungan awan, Alyka mengalihkan pandang ke sisi kanan.

FINDING CINDERELLA | ✔ | FINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang