Hai, Dears!
Ketemu lagi sama Alyka.
Mari semangati Hara biar rajin update mulai sekarang.
Caranya?
Cukup vote, komen, dan share cerita ini ke teman-teman kalian.
Siap?
Happy reading! ^^
***
Alyka dan Aulia sontak saling melayangkan pandang. Detik berikutnya, Aulia mengangguk paham. Dia berjalan keluar setelah sebelumnya menepuk pundak Alyka pelan.
Sementara itu, Alyka tetap bergeming. Tak banyak yang berubah dari mimik wajahnya selain beberapa kerutan yang menggantung di glabela. Selebihnya, Alyka menatap datar seseorang yang baru saja menginterupsi percakapannya dengan Aulia.
"Lo enggak mau keluar juga? Sekalian keluar juga dari Net."
Alyka tak gentar sedikitpun walaupun sengaja disindir bahkan diusir secara terang-terangan. Dia sudah lama membiasakan diri dengan sikap permusuhan seperti itu. Bukan hal baru bila Nabila Kinar Zetana senang mengkonfrontasinya. Sayang seribu sayang, pembawaan tenang Alyka tak akan mampu diusik dengan mudah.
Nabila meninggalkan ambang pintu, berjalan mendekat dan berhenti tepat di samping Alyka yang masih belum memutuskan pandang. Dia menyilangkan kedua tangan di dada.
"Lo tahu kan apa akibatnya kalau program baru yang lo tangani enggak bisa nyaingin rating program terakhir gue? Gue harap lo masih ingat kata-kata lo sendiri!" ujar Nabila seraya menatap dan memainkan kuku-kuku cantik di tangan kanannya.
Alyka bergeming. Dia ingin terus mengamati sampai mana Nabila berusaha membuatnya menyerah. Karena sampai kapanpun, tidak ada kata kalah dalam kamus Alyka jika sudah menyangkut apa-apa yang harus dipertahankannya.
Tidak seperti Nabila yang melalui jalan mulus dalam setiap keinginan yang wanita itu punya. Alyka lebih dulu harus merasakan jatuh bangun bahkan merangkak sekalipun hingga dirinya bisa berada di posisinya saat ini. Jadi, jangan harap Alyka akan begitu saja melenggang pergi hanya karena seuntai janji yang pernah dia lontarkan kala emosi.
Tak mendengar jawaban yang memuaskan telinga, Nabila mengangkat wajah sembari melayangkan tatapan sinis. "Kenapa enggak jawab? Atau jangan-jangan loe udah lupa?" Nabila menaik-turunkan kepala beberapa kali. "Baiklah! Akan gue ingatkan."
Kemudian dia menopangkan tubuhnya pada tangan kiri yang telah menyentuh meja. Tubuhnya condong sedikit ke arah Alyka. "Orang itu yang dipegang omongannya. Kalau omongannya saja bisa lupa, bagaimana—"
Alyka tiba-tiba berdiri, membuat Nabila tersentak dan menarik tubuh. Kini keduanya saling beradu pandang. Tinggi Nabila yang hampir sama dengannya itu tak membuat dirinya terintimidasi, lantas merasa takut.
"Are you sober?" sindir Alyka sembari tersenyum miring. Tanpa menjelaskan lebih lanjut maksud pertanyaannya, Alyka langsung melewati Nabila begitu saja. Untuk menoleh kembali ke belakang pun tidak. Alyka sukses meninggalkan Nabila yang menganga tak percaya.
Bukan maksud Alyka untuk berlaku kurang ajar. Hanya saja dia tak tahan membiarkan Nabila terus-menerus melewati batas. Selama ini dia sudah cukup untuk diam. Sekarang, tidak akan lagi. Seburuk apa pun suasana hatinya, Alyka bertekad tak akan pernah membuat langkah Nabila mudah. Jika memang benar Nabila sebegitu ingin menyingkirkannya, maka wanita itu harus berusaha keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
FINDING CINDERELLA | ✔ | FIN
RomanceGhaitsa Alyka Putri mencintai sahabatnya, Naka Antasena. Sementara Naka dengan riang mengatakan telah melamar Jihan Fakirah. Tak terbayang betapa remuknya hati Alyka walau susah payah menyunggingkan senyum bahagia demi ikut merayakan hari bahagia Na...