FINDING CINDERELLA #15

21.7K 2.1K 83
                                    

Malam, Dears!

Ketemu lagi sama Hara.

Bosen, enggak?

Pasti bosen ya tiap hari update ganti lapak. Wkwkwk

Sudah siap ketemu Eros dan Alyka?

Vote, comment, dan share cerita ini ke teman kalian.

Komentar yang banyak, ya! Kalau bisa melebihi komentar bab sebelumnya yang tembus 100 komentar.

Happy reading!

















***















Berlarut-larut dalam kesedihan bukanlah kepribadian Alyka. Semalam dia sudah memuaskan diri menumpahkan air mata. Jadi, pagi ini dia tak ingin lagi mengingat apa yang sudah membuatnya terluka. Patah hati memang tidak enak, tetapi Alyka bukan orang yang lemah. Dia sudah pernah merasakan kepedihan dari sekadar cinta sepihak, yaitu saat Mama meninggal.

"Syukurlah! Mata gue udah enggak bengkak. Kalau enggak, gue enggak tahu bakal gimana ketemu Nayaka."

Alyka berdiri di depan cermin. Dia memeriksa keadaan matanya yang tak lagi membengkak. Butuh usaha ekstra agar dia terlihat segar. Dia benar-benar ingin membuat Nayaka terkesan. Oleh karena itu, dia tak bisa menemui calon talent-nya itu serampangan.

Berbalut blouse putih dan celana kain senada, Alyka melilitkan sebuah ikat pinggang kecil berwarna kayu di pinggangnya. Kemudian dia memperbaiki make up naturalnya sebentar.

Dia mencepol rambutnya menjadi satu ke atas. Beberapa helai rambut pendek di sisi wajahnya dibiarkan terurai. Sebagai pemanis, dia menyematkan sebuah bandana dua warna, biru dan peach lembut. Alih-alih melengkapi penampilannya dengan stilleto, Alyka memilih sneaker putih dengan dalih lebih leluasa melangkah.

Usai bercermin sekali lagi, Alyka memantapkan langkah untuk pergi. Alyka meraih sling bag-nya. Tak lupa beberapa berkas kerja sama yang sudah dia siapkan sejak keberangkatan. Kali ini, dia tak memesan taksi. Alyka memilih memesan gocar lewat aplikasi. Gocar yang dia pesan pun sudah mengirim pesan dan sedang menunggunya.

"Alamatnya sesuai aplikasi, ya, Mbak?"

"Iya, Pak. Benar," jawab Alyka.

Selang beberapa detik, dia sudah menikmati jalanan Bali yang tak pernah sepi. Sebisa mungkin, sementara ini dia mencoba fokus pada pekerjaan. Kembali ke tujuan semula kenapa dia bisa terdampar di Bali. Alyka tidak ingin mengacaukan lebih jauh hal lagi.

Setengah jam kemudian, sopir menghentikan mobil di depan kantor sederhana dua tingkat. Alyka menanyakan sekali lagi kebenaran alamat yang ingin dia tuju. Setelah sopir membenarkan, barulah Alyka turun. Bola matanya berkeliling sejenak menyisir bangunan di depannya sebelum memutuskan untuk masuk.

"Permisi!"

Alyka tak melihat siapapun di dalam. Suasananya begitu lengang. Namun, melihat pintu masuk yang tidak terkunci, Alyka ragu kalau kantor Eros masih tutup.

"Apa gue datang kepagian, ya?" gumamnya. Dia melongok ke sana kemari, siapa tahu bertemu seseorang yang bekerja di situ.

"Siapa? Ada yang bisa saya bantu?"

Alyka tersentak kaget. Dia mengarahkan pandang pada lelaki yang berperawakan tinggi besar dengan rambut cepak. Lelaki itu mengenakan kemeja slimfit abu-abu muda dengan celana kain hitam. Dua kancing kemejanya dibiarkan terbuka, sementara lengan kemejanya sudah digulung sebatas siku.

FINDING CINDERELLA | ✔ | FINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang