Pagi, Dears!
Maaf semalam enggak update karena Hara tepar duluan setelah abis maghrib sibuk nginput Erkam buat data sekolah. Sebentar lagi sudha tahun ajaran baru soalnya. Jadi, semalam udah enggak kuat buat ngedit di wattpad.
Semoga update-an pagi ini bisa menghibur rasa rindu kalian.
Vote, comment, dan share cerita ini ke teman kalian.
Happy reading!
***
"Nah, kita sudah sampai." Eros memarkirkan Jeep JK Rubicon Wrangler miliknya dengan mulus.
Alyka memandang sekitar. Ternyata benar mereka sudah sampai di tempat tujuan. Asyik meladeni celotehan Giani, Alyka jadi tak begitu mengamati jalanan.
"Mau apa kamu?" tanya Alyka dengan ekspresi kaget. Saat menoleh ke kanan, wajah Eros yang terlampau dekat menjadi pemandangan pertama. Sontak dia mulai was-was. Pikirannya pun berkelana.
Eros mengerutkan kening melihat tingkah Alyka yang berlebihan. Selang beberapa detik, dia mengerti. Alyka pasti mengira jika dirinya ingin melakukan sesuatu yang tidak-tidak. Kendati begitu, dia tak berniat memberi jawaban. Eros terus mencondongkan tubuhnya mendekat, membuat Alyka menarik diri perlahan.
Tepat ketika jarak keduanya tinggal sejengkal, Eros memalingkan wajah ke kursi belakang. Dia mengulurkan tangan untuk mengambil sebuah totebag hitam. Dengan santai dia lantas duduk ke posisi semula.
"Aku cuma mau ambil pisang," tutur Eros seraya memeriksa pisang yang telah disediakannya dalam totebag tersebut. Kemudian dia memberi Alyka mata. "Kamu pikir aku mau ngapain kamu?"
Alyka melengos, memilih menatap Giani. Bocah itu mengamati dirinya dan Eros bergantian. Bulu matanya yang lentik bergerak-gerak. Wajah bingung bercampur ingin tahunya terlihat sangat menggemaskan.
"Bukan apa-apa."
Eros memutar sedikit badannya ke samping. Dia menumpukan siku kanannya ke atas setir. Tatapannya lurus dan lekat. Dia sengaja ingin melihat dengan jelas raut salah tingkah Alyka. Walaupun mengelak, wanita itu tak cukup cerdas untuk menutupi rona merah yang merambati pipinya.
Alyka mengintip Eros lewat sudut mata. Tak tahan terus ditatap demikian, Alyka berkata, "A-ayo turun! Nunggu apa lagi di sini?"
Eros menipiskan bibir bersamaan dengan bibir bawahnya yang sengaja dimajukan. "Nunggu seseorang ngaku kalau udah memikirkan hal-hal yang enggak pantas dilakuin di depan anak kecil."
"Eh? Maksud kamu—"
Belum selesai Alyka bertanya, Eros lebih dulu membuka pintu mobil. "Ayo turun! Nunggu apa lagi di sini?" tanyanya, sengaja mengembalikan kata-kata Alyka.
Alyka menyipitkan mata dan mendengkus sebal. Tak ayal, dia pun menyusul Eros yang turun lebih dulu.
"Giani, kamu jangan nyebelin seperti Om kamu, ya!" pesan Alyka seraya membenahi posisi Giani dalam gendongannya. Bobot tubuh bocah lima tahun itu membuat Alyka kewalahan.
Namun dalam sekedipan mata, Giani sudah berpindah dalam gendongan Eros. Sebagai gantinya, pria itu mengulurkan totebag hitam untuk Alyka bawa.
"Apa ini?" tanya Alyka, mencoba mengintip isi totebage tersebut.
"Pisang."
Alyka mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
FINDING CINDERELLA | ✔ | FIN
RomanceGhaitsa Alyka Putri mencintai sahabatnya, Naka Antasena. Sementara Naka dengan riang mengatakan telah melamar Jihan Fakirah. Tak terbayang betapa remuknya hati Alyka walau susah payah menyunggingkan senyum bahagia demi ikut merayakan hari bahagia Na...