FINDING CINDERELLA #58

14.8K 2K 87
                                    

Malam, Dears.

Akhirnya, ketemu lagi sama Eros—Alyka.

Ini bakal jadi update terakhir. Di bulan September ini, maksudnya. Besok kan udah Oktober. Wkwk

Buat kalian yang sudah baca POV Aulia, masih baik-baik saja?

Jantung sehat?

Misteri lipstik merah sudah terpecahkan?

Apa ada misteri lagi di baliknya?

Vote, comment, and share cerita ini ke teman kalian.

Happy reading!






***





"Papa beneran mau menginap di sini? Enggak mau pulang ke rumah?" Alyka meletakkan secangkir kopi di depan Banyu.

Banyu menepuk sisi sofa yang kosong, memberi isyarat agar Alyka duduk di dekatnya. "Kamu kok kesannya ngusir Papa, Ly?" Dia kemudian melirik Eros. "Kalian ada acara malam ini? Papa ganggu?"

Alyka mencebikkan bibir. "Ganggu apanya, sih, Pa! Aku sama Eros dari tadi cuma lagi nonton sambil ngobrol."

"Apa yang Alyka bilang benar, Pak." Eros menunjuk layar televisi yang masih memutar film menjelang detik-detik akhir. "Filmnya saja masih belum habis."

“Oh, iya? Nonton film apa?”

Squid Game,” sahut Eros.

Banyu tertawa hingga kedua matanya tinggal segaris. Melihat aktor yang ada di layar televisi, dia langsung tahu kalau film itu adalah pilihan putrinya. Dulu dia juga suka menemani mendiang istrinya menamatkan drama-drama dari Negeri Gingseng tersebut. Apalagi kalau bukan karena hasutan kedua putrinya yang sangat menggilai drama Korea. Sekarang, sepertinya Eros akan bernasib sama dengannya.

“Pasti kamu yang pilih.” Banyu menjawil ujung hidung Alyka.

“Seru tahu, Pa! Lagi booming juga filmnya sekarang.”

“Seru buat kamu saja, maksudnya?”

“Eros juga ikutan nonton kok dari tadi. Malah dia yang paling banyak komentar,” elak Alyka.

“Papa juga gitu sama Mama kamu dulu. Kalau boleh jujur, Papa sebenarnya bosan, tapi dibetah-betahin demi Mama kamu. Eros juga pasti begitu.” Banyu menoleh pada Eros. “Iya, kan, Eros?”

Eros mengulas senyum kikuk. “Kadang-kadang, sih, Pak. Tapi untuk malam ini, saya suka pilihan film Alyka.”

“Tuh, kan!” jawab Alyka senang karena merasa didukung. Kemudian dia bangkit dari sofa. “Papa ngobrol sama Eros dulu, ya? Aku mau siapin kamar buat Papa istirahat.”

Banyu mengangguk. Netranya tak pernah lepas mengamati Alyka yang beranjak menuju kamar. Setelah putrinya itu tak terlihat, dia meraih cangkir kopinya dan menyeruputnya pelan-pelan.

“Kerjaan kamu lancar?” tanya Banyu sembari meletakkan kembali cangkir kopinya.

“Sejauh ini belum ada kendala, Pak.”

Banyu mengangguk-angguk beberapa kali. “Saya dengar, kamu menolak proyek pemerintah di Jambi.”

“Benar, Pak. Saat ini saya terikat kontrak dengan program TV yang Alyka pegang. Kalau saya memaksakan diri buat ambil, saya takut tidak bisa bekerja secara maksimal. Menangani proyek pemerintah biasanya bisa sampai berbulan-bulan. Saya juga tidak bisa asal tinggal jika proyek sudah separuh jalan. Semua proses pengerjaan butuh pemantauan dan saya pasti diwajibkan stand by di sana.”

FINDING CINDERELLA | ✔ | FINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang