Sore, Dears!
Terima kasih buat doa kalian semua, ya. Alhamdulillah Hara sudah baikan. Tensi Hara sudah normal lagi setelah sebelumnya sempat drop banget sampai enggak bisa bangun dan harus bedrest.
Oh, iya!
Selamat hari raya kambing buat kalian yang merayakan, ya! Happy Eid Adha Mubarak, Dears!
Yang tensinya tinggi, jangan banyak-banyak makan kambing. Jaga kesehatan, ya! Stay safe selalu.
Sore ini Hara balik lagi bareng Eros dan Alyka. Sudah siap senam jempol buat pencet vote dan nulis komentar sebanyak-banyaknya?
Terima kasih buat apresiasi kalian di bab sebelumnya. Hara enggak nyangka. Kaget bisa dapat vote dan komentar sebegitu banyak. Thank you so much. ❤️
So, let's begin!
Ready?
Vote, comment, dan share cerita ini ke teman kalian.
Happy reading!
***
Tubuh Alyka melemas seketika. Dia nyaris ambruk andai Eros tak menahan pinggangnya. Bagaimana tidak, terpergok sedang berciuman di dalam lift sudah membuatnya tidak punya muka. Apalagi yang memergokinya adalah Naka—pria yang sempat mengatakan Alyka murahan tanpa sebab. Pasti sekarang pria itu semakin mengecapnya murahan dan liar.
Alyka tersentak kala dirinya tiba-tiba ditarik menjauh dari Eros. Tubuhnya oleng, tetapi tak terjatuh karena lagi-lagi Eros memegang tangannya yang lain dengan raut khawatir.
"Lepasin dia!" perintah Naka sembari menarik tangan Alyka kuat. Dia melayangkan tatapan tajam dan nyalang.
Eros bergeming. Eros mengendurkan pegangannya pada tangan Alyka. Mengalah, dia tidak ingin Alyka semakin kesakitan. Walau gestur tubuhnya terlihat santai, tatapan matanya tetap awas memerhatikan.
"Easy, Bro!" Eros memperingatkan.
Amarah Eros terpantik saat matanya turun pada cengkeraman tangan Naka yang menguat pada lengan kanan Alyka. Selayang pandang, dia bisa memastikan jika cengkeraman kuat itu pasti akan meninggalkan bekas. Dan Eros tak menyukai kemungkinan tersebut. Ditambah lagi dengan mimik wajah Alyka yang sejak tadi menyiratkan menahan sakit.
"Bisa Anda lepaskan cekalan tangan Anda di lengan Alyka? Dia kesakitan," tutur Eros. Nada tegasnya lebih menyerupai sebuah perintah tak terbantah dibanding permohonan.
Naka tak menggubris perkataan Eros. Dia memalingkan wajah ke arah Alyka. Kedua netranya diselubungi amarah. Rahangnya mengetat.
"Bisa loe jelasin apa yang loe lakuin sama dia?"
Alyka meraba lengannya yang berdenyut nyeri. Sembari meringis, dia berusaha melepas. Sungguh, apa yang Naka lakukan sekarang menyakiti fisiknya. Pria itu tak main-main dengan cengkeraman tangannya seolah-olah seluruh tenaga sengaja Naka pusatkan di sana.
"Naka, lepas! Sakit." Alyka tak tahan lagi untuk mengeluh. Semakin dirinya berusaha lepas, semakin kuat Naka menahan.
Eros tak kuasa bergulat dengan rasa sabar lebih lama. Dia maju, lalu disentaknya tangan Naka pada lengan Alyka hingga terlepas. Dia lantas merengkuh bahu Alyka dan membawanya mundur. Dengan gerakan selembut sutera, diusapnya lengan Alyka yang kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FINDING CINDERELLA | ✔ | FIN
RomanceGhaitsa Alyka Putri mencintai sahabatnya, Naka Antasena. Sementara Naka dengan riang mengatakan telah melamar Jihan Fakirah. Tak terbayang betapa remuknya hati Alyka walau susah payah menyunggingkan senyum bahagia demi ikut merayakan hari bahagia Na...