FINDING CINDERELLA #55.1

15.5K 2.2K 97
                                    

Menjelang tengah malam, Dears!

Bab ini pendek banget.

Hara kasih tahu dari awal biar enggak ada yang protes.

Cuma 800 kata.

Beneran pendek karena sisanya enggak sanggup Hara selesein. Dan yang tanya Eros bakalan posting di IG beneran apa enggak, jawabannya ada di #55.2 ya ...

Vote, comment, and share cerita ini ke teman kalian.

Happy reading!




***




"Sakit?" Eros mengapit dagu Alyka. Ibu jarinya mengusap lembut bibir Alyka yang bengkak karena ulahnya.

Alyka menggeleng sembari tersenyum. Sedikit kebas memang, tetapi dia tak bisa melimpahkan kesalahan pada Eros. Dia juga ikut andil dengan tidak menolak. Dia malah berusaha mengimbangi pagutan bibir Eros yang membuatnya kehilangan akal.

Selepas melakukan video call singkat dengan para orang tua, Eros tak lagi menahan diri lebih lama untuk merealisasikan niatnya mencium Alyka. Saking masyuk melepas rindu, dua sejoli itu bahkan melupakan satu nama yang sudah membantu banyak.

"Maaf. Aku sudah kebangetan," tutur Eros seraya menaikkan pandangan. Sorot matanya dibalut rasa bersalah.

Alyka menyunggingkan senyum sumir. Dia memajukan wajah, lalu mengecup singkat bibir Eros. Menyembunyikan pipinya yang tak henti merona, dia menenggelamkan wajah dalam dekapan Eros.

"Bukan salah kamu. Aku aja yang masih amatir. Habisnya kamu pro banget, sih. Masa yang bengkak bibir aku saja. Kamu enggak."

Tubuh Eros berguncang kecil. "Are you kidding me? Enggak ada amatiran yang bikin aku hampir lepas kendali kayak tadi."

Memang benar. Eros nyaris menurunkan ritsleting gaun Alyka jika saja wajah Kaila yang mewanti-wantinya beberapa hari lalu tidak tiba-tiba melintas. Sontak Eros menarik diri dengan napas terengah akibat gairah yang sudah di ubun-ubun. Dia meraup wajah kasar, lalu mengamati keadaan Alyka yang tak jauh berbeda dengan dirinya. Meskipun cumbuannya tidak merusak riasan Alyka, tetap saja dia meringis melihat beberapa tanda kemerahan yang tak sengaja dia buat di leher jenjang kekasihnya.

Alyka mendongak sehingga ujung hidungnya tak sengaja menyentuh jakun Eros. "Memang benar, kan?"

Eros tak lantas menjawab. Dia mengerang kecil sembari menjatuhkan kepala ke sandaran sofa. "Ya, Tuhan!" serunya dengan nada memelas. Alyka benar-benar sebuah godaan yang mematikan.

Alyka menumpukan dagu di dada kanan Eros. Sementara jemarinya bermain dengan kancing kemeja Eros. Sekali dua kali, jemarinya bergerak menggambar pola-pola abstrak.

"Coba jawab jujur! Mantan kamu pasti lebih jago ciumannya daripada aku. Iya, kan?"

Eros menghela napas panjang. Dia butuh meredakan gairah yang masih meletup-letup. Belum lagi topik yang coba Alyka bahas cukup sensitif bila tidak dia jawab dengan pikiran waras.

"Kamu mikir apa sih, Sayang?" Eros menangkap tangan Alyka yang mulai menyusup lewat dua kancing teratas kemejanya yang terbuka. Dia menunduk, membalas tatapan Alyka. "Ciuman itu bukan karena jago atau enggak. Tapi tentang chemistry. Percuma ciuman sama a good kisser kalau kita enggak bisa menikmati karena enggak punya chemistry. Jatuhnya malah boring. Coba lihat sekarang! Kamu begini saja sudah bikin aku enggak keruan. Apalagi kalau kamu sampai jago ciuman? Bisa-bisa aku minta nikahin kamu malam ini juga."

Alyka mencebik kecil. Dia kembali merebahkan kepala sambil menyeletuk pelan, "Bohong."

"Aku bohong apa, sih? Yang aku omongin benar, lho, Sayang. Kamu bisa cek di google."

"Aku yakin kamu enggak pernah nahan diri sama mantan kamu. Buktinya, kalian pernah tidur bareng. Tapi sama aku? Kamu nahan diri sebegitunya. Pasti karena aku enggak pintar ciuman. Iya, kan?"

Seketika Eros merasa salah menjawab. Dia tidak tahu semestinya harus menjawab seperti apa agar Alyka berhenti memikirkan hal yang tidak penting. Lagi pula, dari mana datangnya teori yang Alyka sampaikan barusan? Kekasihnya itu sampai membanding-bandingkan diri dengan mantan Eros terdahulu.

Eros mengubah posisi duduk seiring mengendurkan dekapannya pada tubuh Alyka. Dia membentangkan jarak sehingga bisa menantang manik mata Alyka dengan leluasa. Sorot matanya melembut.

"Alyka, dengar! Aku menahan diri, bukan karena kamu enggak pintar ciuman. Tapi karena kamu berbeda dari mantan atau wanita lainnya. Aku menghormati kamu. Aku pengin jagain kamu, bukan malah merusak kamu. Kalau kamu tanya, apa kamu menarik atau enggak di mata aku sebagai wanita, coba kamu lihat!" Eros menyibak rambut panjang Alyka hingga leher jenjangnya terekspos. Dia mengusap jejak kemerahan yang dibuatnya dengan sentuhan ringan. Dia bisa merasakan tubuh Alyka berjengit.

"Lihat seberapa berantakannya kamu sekarang karena ulahku. Kalau aku enggak berhenti, mungkin kita sudah sama-sama telanjang di sini. Tapi setelah itu apa? Aku yakin kamu enggak akan bangga menjadikan aku yang pertama dengan cara yang salah. Karena aku sama sekali enggak bangga dengan semua pengalaman yang aku punya." Eros memejamkan mata. Gairah yang tadi membara berubah dengan perasaan sesak.

"Kalau aku bisa putar waktu, aku enggak akan pernah melakukan hal bodoh kayak gitu. Aku akan nunggu sampai ketemu kamu. Dengan begitu, aku juga bisa jadiin kamu yang pertama buat aku. Karena jujur, di sini yang seharusnya merasa enggak pantas itu bukan kamu. Tapi aku," sambung Eros.



Tbc

Jangan dibayangin mereka habis ngapain.

Jangan!

Enggak baik ngintipin orang, ya.

Thank you, Dears.

Sisanya Hara update besok.

Ini bonusnya.

Ini bonusnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Udah.

Pakaian dia lengkap kan sekarang?

Mana diam aja pula.

Gitu aja udah banyak yang berselera pasti.

Wkwkwkwk




Big hug,
Vanilla Hara
18/09/2021

FINDING CINDERELLA | ✔ | FINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang