EXTRA PART 2

16.3K 1.2K 64
                                    

Malam, Dears!

Hari ini Hara update sekilas Extra Part 2. Semoga bisa mengobati rindu kalian sama kisah Eros dan Alyka.

Langsung saja, ya!

Vote, comment, dan share cerita ini ke teman kalian.

Happy reading!




***

Kamu yakin dia ada di dalam?" tanya Nabila seraya mengamati Edo yang sibuk menekan bel dan beralih menggedor-gedor pintu rumah.

"Enggak tahu. Tapi semoga saja dia memang di dalam."

"Di bar enggak ada?"

Edo menghentikan gedorannya. Dia menoleh dan menggeleng kepada Nabila sebagai jawaban.

"Di tongkrongan kalian biasanya?"

Mendesah lelah, Edo menjawab, "Kalau aku enggak cari dia dari tadi, mana mungkin aku sampai ke sini segala."

Nabila mengerjap. Dia ikut bingung perihal Eros yang tiba-tiba tidak bisa dihubungi dan menghilang seharian. Tangannya tak henti mengusap punggung seorang balita yang tertidur dalam gendongannya. Dia tak ingin tingkah Edo yang kembali menggedor pintu di depan mereka mengusik tidur putranya.

"Sial!" Edo mengumpat tiba-tiba melihat tangannya yang mulai memerah. "Kalau dia enggak desain pintu rumah dengan kayu full ukiran dan setebal ini, sudah aku dobrak dari tadi. Lagian ini bocah enggak biasa-biasanya ngilang begini," gerutunya.

Nabila memutar tumit, meneliti sekitar teras. Netranya dibuat jeli menelisik satu per satu pot tanaman yang ada.

"Kamu ngapain?" Edo bertanya heran.

"Cari kunci. Misal dia enggak di rumah, biasanya dia taruh kunci di suatu tempat. Coba kamu cari di susunan pot bunga itu!"

Menurut, Edo mulai menyisir pot bunga yang Nabila maksud. Akan tetapi, dia tak menemukan kunci apa pun. Dia lantas mendongak, menggeleng pada Nabila.

"Berarti dia memang di dalam," gumam Nabila.

Dia berjalan ke sisi teras, melongok ke samping rumah. Netranya menangkap sebuah jendela bulat yang terbuka. Agak tinggi memang, tetapi cukup untuk celah menyelinap satu orang.

Nabila memanggil Edo. Dia lantas menunjuk jendela itu sembari berkata, "Kalau lewat situ, kira-kira kamu bisa masuk, enggak?"

Edo melongo, menatap tak percaya Nabila. "Kamu ... nyuruh aku masuk lewat sana?"

Nabila mengangguk tanpa berdosa. Dia memutuskan pandangan, mulai menimang putranya yang sempat merengek sebentar.

"Cuma itu satu-satunya akses buat masuk ke dalam. Tapi kalau kamu enggak mau, mending kita cari Eros ke tempat lain. Siapa tahu dia memang enggak di rumah."

"Tapi tadi kamu bilang dia ada di dalam."

Nabila mengendikkan bahu. "Ya mau gimana lagi? Kan kita enggak mungkin tembus dinding buat masuk."

FINDING CINDERELLA | ✔ | FINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang