FINDING CINDERELLA #40

21.1K 2.2K 104
                                    

Dini hari, Dears!

Baru kali ini Hara update cerita jam segini. Astagah ... Keasyikan ngetik, jadi lama dan babnya panjang.

Oleh karena itu, Hara mutusin buat jadiin bab ini Bab 40. Sedangkan Bab 39 cukup satu bagian saja, yaitu yang sudah Hara update kemarin.

Maaf, ya ...

Karena bab 40 ini sudah 2k words. Kalau digabung sama yang kemarin bakal nyaris 4k words. Kepanjangen untuk ukuran 1 bab.

So, langsung saja.

Vote, comment, dan share cerita ini ke teman kalian!

Happy reading!






***










"Enggak!" Alyka dengan tegas menolak. Dia refleks berdiri. "Enak saja main menginap. Enggak ada acara menginap, ya!" lanjutnya.

Tungkai Alyka berayun menghampiri Eros. Dia menyenggol badan besar Eros agar menyingkir dari kitchen sink. Dia lantas membasuh tangannya yang kotor.

"Cuma semalam saja, Ly. Aku janji enggak bakal aneh-aneh. Kamu bisa tetap tidur di kamar dan kunci pintunya dari dalam. Aku cuma pengin ngobrol sampai puas saja sama kamu."

Alyka mengibas-ngibaskan telapak tangannya yang basah. Sembari mengeringkan tangan dengan lap, dia berujar, "Ngobrol enggak harus menginap, Eros. Memang mau ngobrolin apa, sih, mesti menginap segala?" Alyka menoleh, membalas tatapan Eros yang sejak tadi terarah padanya. "Lagi pula, aku capek banget. Enggak mungkin ngobrol sama kamu sampai larut. Aku pengin banget tidur karena besok harus ke Bandung."

"Bandung?"

"Iya." Alyka memutar tumit, beranjak menuju sofa. Dia ingat jika malam ini film kesukaannya sedang tayang.

"Kamu ada tugas di sana?" tanya Eros, membuntuti Alyka.

"Enggak." Alyka meraih remote TV yang tergeletak di atas meja. Kemudian dia mencari saluran TV di mana film kesukaannya diputar. "Waktunya jenguk Papa saja."

Eros mempercepat langkah. Dia mengempaskan bokongnya di sebelah Alyka. Wanita itu sedang duduk di sofa panjang.

"Aku boleh ikut?"

Alyka menatap Eros aneh. "Ngapain? Kayak kamu enggak punya kerjaan saja di sini. Kamu harus cek lokasi berikutnya bareng Rayyan, 'kan? Ingat, lho! Selasa kita ada jadwal taping."

"Ingat. Tapi bisa aku kondisikan lah. Aku pikir cek lokasi enggak begitu penting."

Sebelah alis Alyka sontak menukik tajam. "Enggak penting, katamu? Terus yang penting buat kamu apa?"

"Ketemu Papa kamu lah!" Eros menyengir lebar. Alyka memutar bola matanya malas. "Kalau cuma cek lokasi taping berikutnya, Rayyan cukup kirim foto. Dia sudah tahu kok apa dan dari angel mana saja yang dibutuhin buat dokumentasi. Nanti aku bisa bikin rancangannya hari Senin. Keburu lah pasti."

Alyka mendengkus. Dia memalingkan wajah ke arah televisi. "Enggak ada yang ngajak kamu, tuh," celetuknya. Setelah itu, dia berpose bak orang tuli, menolak mendengar rengekan dan rayuan Eros agar diizinkan ikut ke Bandung.

Lima belas menit kemudian, Eros mendesah lelah. Alyka tetap bergeming seolah-olah ocehan penuh bujukan Eros serupa gaungan radio rusak. Tak tahan dianggap makhluk tak kasat mata, Eros menyabotase paha Alyka. Dengan semena-mena, dia menjatuhkan tubuh besarnya ke atas sofa.

FINDING CINDERELLA | ✔ | FINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang