FINDING CINDERELLA #13

21.1K 2.1K 76
                                    

Malam, Dears!

Ada yang belum bobok?

Hara ngantuk banget, asli! Tapi mendadak melek lagi gara-gara ada janji mau update Alyka. Ngetik dulu, deh. Ngebut.

Jadi, tolong bantu cek typo, ya!

Makasih buat kalian yang hari ini masih dukung Hara di karyakarsa.com. Beneran terharu. Makasih, ya, Dears! ❤️

Bagi yang belum dukung Hara di sana, mampir aja. Kali tergerak mau tahu BREAK UP #39

Vote, comment, dan share cerita ini ke teman kalian.

Hara bacain dan balesin komen pas abis sahur lagi, ya...

Happy reading!











***











Alyka menampilkan ekspresi heran. Matanya memicing melayangkan curiga. Pasalnya, dia sangat ingat kalau tidak pernah memberitahukan namanya. Perkenalan mereka sebelumnya hanya berjalan satu arah. Itu pun kalau bisa disebut perkenalan, mengingat lelaki gondrong itu hanya menyerahkan kartu nama sambil sepintas lalu.

Eros pun sepertinya tak berniat memberi penjelasan. Dia bersiap meninggalkan Alyka begitu saja. Eros tak yakin emosinya tak terpantik jika terlalu lama bersitatap dengan wanita menyebalkan itu. Bertemu dengan Alyka saja sudah membuat rahang Eros mengeras. Alyka berhasil memberikan kesan tak menyenangkan sejak pertemuan pertama.

Tangan kanan Alyka terulur hendak mencegat, tetapi urung saat lelaki itu mendadak berbalik. Alyka sempat berjengit takut. Bagaimanapun, melihat raut tak senang Eros cukup membuatnya ketar-ketir tak tentu.

Bayangkan saja, dengan tubuh tinggi besar, jambang lebat dan rambut gondrong, ditambah dengan ekspresi mematikan yang Eros layangkan, memangnya ekspresi apa yang bisa Alyka tampakkan? Jatuh cinta saking terpesona? Bah! Lempar saja khayalan itu ke rawa-rawa.

"Kamu ... tunggu di sini!" perintah Eros sembari menunjuk Alyka dengan telunjuk kirinya. Setelah itu, dia melenggang pergi.

Alyka mengerjap. Tanpa sadar dia memeluk kedua tangannya di dada. Dia masih melemparkan tatapan ngeri pada punggung telanjang Eros yang kian menjauh. Setelah lelaki itu tak lagi terlihat, Alyka mengembuskan napas lega. Dia baru sadar kalau sedari tadi menahan napas begitu lama.

Kedua bahu Alyka mengendik. Bibirnya mengerucut sembari menirukan perintah Eros tadi.

"Memangnya dia siapa yang mesti gue turuti? Kenal aja, enggak. Sok ngatur-ngatur. Dasar gorila!" umpat Alyka tak ditahan-tahan.

Selanjutnya, Alyka bersikap masa bodoh. Dia melenggang ke sisi pantai. Dia tak peduli kalau Eros mencarinya nanti. Lagi pula, Alyka tak merasa memiliki urusan dengannya. Lalu untuk apa menunggu lelaki yang di matanya serba tidak jelas. Lebih baik dirinya menepi di bawah pohon kelapa seraya menunggu matahari tenggelam.

Alyka melepas topi pantainya. Dia membiarkan rambut legam panjangnya diterbangkan angin. Dia termenung, bahkan beberapa kali menghela napas berat. Ada perang besar antara hati dan otaknya. Dan Alyka akhirnya kalah.

Dia membuka ritsleting sling bag-nya untuk merogoh ponsel. Dia menyalakan ponsel yang nyaris seharian ini sengaja dibiarkan mati. Setelah layarnya menyala, muncul banyak notifikasi.

FINDING CINDERELLA | ✔ | FINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang