FINDING CINDERELLA #61

12.8K 1.7K 228
                                    

Malam, Dears!

Loh, kan! Ketemu lagi sama Eros—Alyka. Seneng, enggak?

Yang kemarin tanya Naka pada ke mana, ada kok. Naka ada. Kisah dia enggak ilang. Karena cerita ini memang bukan tentang Naka, jadi ya dia terima saja kalau bagiannya enggak banyak. TAPI keberadaan dia di sini meski antara ada dan tiada, tetap penting.

Gitu, ya, penjelasannya.

Yang tanya konflik, cerita ini enggak ada konflik. Jadi, jangan dicari mending kalau enggak mau sakit. Anggap aja isi cerita ini cuma manis-manis. Wkwkwkwk

Btw, weekend tadi ke mana, nih?

Vote, comment, and share cerita ini ke teman kalian.

Happy reading!





***




"Lo sudah kasih tahu Alyka?"

Naka menyesap kopi dalam gelas plastik yang dia pegang. Dia sedang duduk di salah satu undakan tangga darurat bersama Aulia. Sahabatnya itu meminta bertemu karena ada hal penting yang ingin dibicarakan.

Kebetulan Naka ada jadwal siaran malam. Jadi, dia sengaja berangkat awal guna menemui Aulia lebih dulu. Namun sampai sepuluh menit berlalu, Aulia belum juga bicara. Hanya helaan napas panjang yang berkali-kali Naka dengar.

Aulia menggoyang-goyangkan gelas es kopinya yang tersisa sedikit. Dia tidak tahu ingin bercerita dari mana. "Gue belum sempat bicara sama dia."

Kedua alis Naka terangkat hingga keningnya mencetak kerutan samar. "Bukannya lo seharian bareng dia di lokasi?"

"Memang. Tapi ...." Aulia ragu meneruskan ucapannya.

"Tapi apa?"

Aulia lagi-lagi mengembuskan napas, mengosongkan paru-parunya sebelum mengisinya kembali dengan udara yang baru. Kemudian kepalanya bergerak memutar, menghadap Naka. Ditatapnya lekat wajah sahabatnya itu dari samping.

Aulia penasaran apakah Naka memiliki beban yang sama sepertinya atau tidak karena menyimpan sesuatu yang seharusnya Alyka juga tahu. Akan tetapi, raut tenang Naka tak bisa ditebak.

"Naka, bisa enggak sih kita enggak usah kasih tahu Alyka?" Naka sontak menoleh, menatapnya tajam. Aulia menggeragap. "Ma—maksud gue," Aulia menggigit bibir bawahnya sebentar. Dia mengumpulkan keberanian untuk menyuarakan asumsi lain yang berputar-putar di kepala.

"Siapa tahu apa yang lo lihat itu enggak seperti yang kita kira. Bisa jadi, kan, mereka cuma kenalan lama," sambung Aulia dengan nada ragu di ujung kalimat.

Naka mendengkus. Dia membuang pandang ke arah lain. Diteguknya sisa kopi yang ada dalam gelas sebelum meremat gelas plastik itu menjadi tak terbentuk.

"Sebenarnya, siapa yang sedang coba lo yakinin dengan menyangkal semuanya, Aul? Gue atau lo sendiri? Karena dari cara lo bicara, lo sendiri pun ragu kalau apa yang lo katakan barusan bisa menjadi satu kemungkinan." Naka kembali memberi Aulia mata. "Jujur saja, Aul. Lo juga berpikiran sama kayak gue, kan?"

Aulia memegang gelas plastik kopinya lebih erat. Naka benar. Sekeras apa pun dia menyangkal dan mencoba berpikir positif, dia tak menemukan satu alasan pun untuk membenarkan.

Berkat informasi dari Naka, Aulia memandang hubungan Alyka dan Nayaka dari sudut pandang berbeda. Lagi-lagi Naka benar. Hubungan keduanya berjalan terlalu cepat sehingga nyaris tak masuk akal. Apalagi mengingat figur Nayaka yang selama ini tidak pernah membawa hubungan asmaranya ke depan publik. Bisa dibilang, pengetahuan Alyka soal masa lalu Nayaka adalah nol besar.

FINDING CINDERELLA | ✔ | FINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang