FINDING CINDERELLA #04

24.8K 2.3K 57
                                    

Pagi, Dears!

Surprise!

Hara update cerita ini lagi.

Budayakan vote sebelum membaca,
Biasakan komentar di akhir cerita.

Yang nanya kapan Adhiyaksa update, mending kalian kumpul di sini dulu karena ide Hara lagi banyak di cerita ini. Wkwkwk

Happy reading!







***





Kalimat demi kalimat yang Nayaka torehkan sederhana, tetapi memiliki makna mendalam. Nayaka seakan-akan ingin mengingatkan kalau tak apa bila kita memiliki kekurangan asal kita tak pernah pendek pikir. Kekurangan sejatinya bisa dijadikan kekuatan dan membalikkan keadaan. Dengan syukur yang diawali sebuah penerimaan, maka kita bisa akan terus merasa cukup dan sempurna.

Tertegun, Alyka merasa tertohok. Ada kolerasi samar antara sentilan kata-kata bijak Nayaka dengan perjalanan hidup Alyka. Sayangnya, hanya satu yang salah. Alyka bukan tak menerima kekurangan yang ada pada dirinya, melainkan dia dipaksa berkawan dengan kelemahan. Jika tidak, maka dirinya bisa habis tergerus keserakahan orang-orang yang tamak.

"Jadi, bagaimana, Mbak? Mau coba nge-lobi Nayaka?" Sisil menjadi orang pertama yang mengalihkan atensi Alyka.

"Oke. Kita coba," putus Alyka final.

Sorot matanya kemudian beralih pada Rayyan yang sedari tadi diam, tak menyumbangkan satu ide pun. Namun, belum sempat bibirnya bergerak untuk bertanya, pria pendiam itu lebih dulu angkat suara.

"Info terakhir dan terkini, Nayaka sedang di Jakarta sekarang." Rayyan mengangkat wajah setelah sekian lama menunduk menatapi ponsel sepanjang forum rapat. Dia menaikkan kacamatanya yang sedikit melorot. Manik matanya menantang Alyka. "Kita harus gerak cepat agar target tidak lepas. Selama misi belum tuntas, kita juga harus memikirkan plan B andai Nayaka memang tidak bisa dibujuk untuk bekerja sama dengan kita."

Alyka mengangguk setuju. "Sementara kita coba dulu plan A yang kita punya. Kita akan bahas plan B di rapat selanjutnya. Dan yang bertugas menemui Nayaka–"

"Gue siap!" Aulia mengajukan diri penuh semangat. Tangan kanannya teracung tinggi seirama sergahannya yang sangat antusias. "Bagaimanapun caranya, akan gue buat Nayaka menyetujui proposal kerjasama–"

"No, Aul! Untuk tugas itu biar Sisil dan Damian saja yang gerak," tukas Alyka tegas. Dia menggerakkan dagu ke arah Sisil dan Damian bergantian sebelum pandangannya kembali jatuh pada Aulia.

"Tapi, Ly–"

"Gue butuh lo dan Rayyan untuk stand by di sini, Aul. Banyak hal yang harus kita persiapkan sebelum memulai program baru kita. Jika dalam satu kali percobaan kita berhasil membujuk Nayaka, gue mau semua hal sudah siap. Tapi kalau tidak bisa, tentu kita harus mempersiapkan plan B, 'kan?"

"Oke," jawab Aulia dengan berat hati.

"Kalau begitu, cukup untuk rapat hari ini. Tolong masing-masing dari kalian juga menyiapkan ide untuk plan B. Oh, iya! Damian, Sisil, berapa lama waktu yang kalian butuhkan untuk meyakinkan Nayaka?"

"Nayaka di Jakarta hanya dua minggu. Terhitung sudah empat hari dia di sini. Jadi, kita hanya punya waktu sepuluh hari. Gue sudah cek tiket penerbangannya, Mbak." Rayyan menyela.

Alyka tersenyum lebar. "Good job, Rayyan! Say thanks to your girlfriend who works at the airport."

"Roger, Maam." Rayyan mengangkat tangan kanan dan menyentuhkannya di depan pelipis, memberi tanda hormat. Bibirnya melengkung ke atas, menyembulkan dua cekungan manis di kedua pipinya.

FINDING CINDERELLA | ✔ | FINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang