Malam, Dears!
Woah ... Heboh ya bab 67 kemarin. Yang biasanya nyimak diem-diem bae pada keluar semua. Wkwkwkk
Semoga apa pun yang Hara pilih untuk ending cerita ini bisa kalian terima dengan lapang dada.
Hara selipin mulmed sebagai bekal kalian memahami si Bapak, ya.
Thank you untuk 1k komentarnya meskipun isinya kebanyakan hujatan buat si Bapak. Wkwkwkk
Yuk, langsung ke bab selanjutnya!
Vote, comment, and share cerita ini ke teman kalian.
Happy reading!
***
"Terkadang menjadi pihak yang dianggap bodoh dan berpura-pura tidak tahu bukan berarti kita benar-benar dungu."———
Alyka baru saja memperbaiki riasannya yang rusak karena menangis. Dia duduk di balik kemudi sembari memandang lift basement dengan perasaan kosong. Memorinya ditarik paksa untuk mengingat kapan pertama kali dia mengunjungi kakaknya.
Kala itu, dia baru pulang menyelesaikan sidang skripsi. Nilai memuaskan yang Alyka kantungi membuat dia melangkah tak sabar memasuki rumah. Senyumnya mengembang penuh dengan mata berbinar cerah. Namun, ketika dia melintasi ruang tengah, Alyka berpapasan dengan wajah marah Nabila.
Kakaknya itu menggeret sebuah koper besar sembari menatapnya tajam. Alyka bertanya ada apa gerangan, tetapi Nabila melewatinya begitu saja tanpa sudi menoleh ke belakang. Alyka berusaha mengejar. Namun, langkahnya berhenti ketika Banyu menyuruhnya tenang dan membiarkan Nabila mengambil waktu untuk sendiri. Hari itu Alyka memutuskan untuk tidak menanyakan apa pun karena yakin Nabila akan pulang.
Selang dua pekan, Alyka kehilangan kesabaran. Setiap dia menelpon Nabila, tak ada satu pun teleponnya diangkat. Pesannya pun bahkan berakhir tak terbaca. Akhirnya, dia kerap menanyakan kabar dan keberadaan Nabila pada Papa.
Banyu selalu menjawab semua akan baik-baik saja. Sayangnya, Alyka mulai tak percaya. Dengan sedikit mendesak dan memaksa, Banyu mulai menceritakan penyebab pertengkarannya dengan Nabila.
Alyka marah, jelas. Apalagi dia juga baru mengetahui satu fakta baru yang membuatnya syok tak terkira. Dia tak menyangka bahwa Banyu bisa membuat keputusan sepihak yang tentu menyakiti Nabila. Kendati begitu, Alyka tetaplah seorang anak yang tidak bisa berlama-lama marah pada sang Papa.
Sejak hari itu, Alyka berusaha memperbaiki hubungan Banyu dan Nabila. Langkah pertama yang dia ambil adalah dengan mengunjungi apartemen Nabila yang dia dapat dari Papa. Besar harapnya Nabila mau meredakan amarah, lalu mencoba memahami bahwa Banyu tak pernah bermaksud demikian. Sayangnya, yang Alyka dapat hari itu adalah pengusiran dan pelampiasan kekecewaan Nabila kepadanya.
Alih-alih tersakiti dengan kata-kata Nabila, Alyka memaafkan dan mengerti bahwa Nabila hanya sedang marah. Dia menuruti permintaan Nabila agar tak lagi datang berkunjung. Bahkan ketika dia mulai berkerja di Net TV pun dia tak tersinggung kala Nabila bersikap seolah-olah keduanya tak saling mengenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
FINDING CINDERELLA | ✔ | FIN
RomanceGhaitsa Alyka Putri mencintai sahabatnya, Naka Antasena. Sementara Naka dengan riang mengatakan telah melamar Jihan Fakirah. Tak terbayang betapa remuknya hati Alyka walau susah payah menyunggingkan senyum bahagia demi ikut merayakan hari bahagia Na...