FINDING CINDERELLA #65

13K 1.8K 247
                                    

Malam, Dears!

Vote-nya belum 1k, ya?

Tapi Hara update.

Gimana, dong?

So, besok jangan nuntut update berarti, ya? Tunggu vote bab kemarin sama bab ini jadi 1k.

Okay?

Vote, comment, and share cerita ini ke teman kalian.

Happy reading!







***






Naka menerima undangan yang diberikan Aulia. Dia menatap Aulia bingung. "Apa ini, Aul?"

Aulia mendesah panjang. Dia berjalan menuju bangku taman untuk duduk. Kedua kakinya menyilang dengan badan yang bersandar. Pandangannya menerawang.

Siang itu taman yang terletak di samping kiri gedung Net TV tidak seramai biasa, tetapi juga tidak bisa dibilang sepi. Masih ada beberapa karyawan yang mengobrol santai sambil menghabiskan segelas kopi yang dibeli dari Starbucks. Beberapa di antara juga ada yang sibuk menghisap nikotin di kawasan smoking area.

"Undangan dari Alyka. Dia titip gue tadi. Tapi berhubung lo enggak ada jadwal siaran pagi, gue baru bisa kasih lo sekarang."

Naka menyusul Aulia duduk. Di membuka pita yang menjadi satu-satunya simpul di bagian depan. Kemudian dia bola matanya bergerak membaca satu per satu kalimat yang terangkai di dalamnya.

Dia tertegun membaca nama Alyka yang bersanding dengan nama Eros. Walaupun Aulia sudah memberitahunya, tak serta merta membuatnya membaca dengan raut tenang. Dia malah semakin gusar. Terlebih ketika manik matanya jatuh pada nama orang tua dari kedua mempelai.

"Mereka akan jadi pasangan paling serasi kalau saja Nayaka benar-benar mencintai Alyka." Naka mengusap pelan nama Alyka. Matanya menyorot sendu.

Aulia bergeming. Dia ingin menanyakan apakah Naka sudah menemukan bukti atau belum. Akan tetapi, ucapan Naka barusan menggugah nuraninya. Bagaimanapun, dia tahu perasaan Naka sekarang. Dia tidak ingin memandang Naka penuh belas kasihan. Oleh karena itu, Aulia memalingkan wajah ke arah lain.

Naka menutup kembali undangan di tangannya. "Gue enggak mendapatkan apa pun, Aul. Gue balik ke hotel itu, tapi gue enggak punya izin untuk meminta rekaman CCTV ataupun bukti mereka check in. Gue juga sudah berusaha mencari bukti lain tentang kedekatan mereka. Tapi," Naka menggerakkan bahu. "Mereka sepertinya main cantik dan bersih," lanjut Naka seiring embusan napasnya yang lelah.

Seketika ingatan Aulia kembali di saat di mana Alyka berbagi cerita dengannya. Dulu dia menganggap tak ada yang janggal. Namun, sekarang dia benar-benar sadar kalau itu memang bukan hal yang wajar.

"Ka, menurut lo, ada enggak cowok yang enggak menyimpan nomor cewek satu pun di ponselnya? Kecuali cewek yang ada di keluarganya tentu saja."

Naka mendengkus keras. "Zaman sekarang mana ada sih yang begitu, Aul. Apalagi kalau sudah kerja. Pasti ada satu dua nomor cewek yang kita simpan. Entah itu klien atau tukang laundry langganan. Kenapa lo tanya begitu?"

"Karena Alyka pernah bilang kalau ponsel Nayaka bersih. Bahkan galeri fotonya saja cuma berisi foto-foto mereka saat di Bali, gambar desain, dan beberapa pemandangan alam."

Naka tak langsung menjawab. Kedua alisnya saling bertaut. Sikunya bertumpu di atas lutut, membuat tubuhnya sedikit membungkuk.

"Gue enggak tahu ini benar atau enggak. Tapi gue punya dua kemungkinan. Pertama, dia punya ponsel lain untuk urusan pribadinya. Dengan kata lain, ponsel yang pernah Alyka periksa itu memang dipakai khusus untuk urusan pekerjaan saja. Jadi, besar kemungkinan Alyka enggak akan menemukan apa pun di sana," jelas Naka serius.

FINDING CINDERELLA | ✔ | FINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang