FINDING CINDERELLA #64

12K 1.7K 177
                                    

Malam, Dears!

Ketemu lagi di Sabtu malam yang keramat. Wkwkwk

Bab 65 akan segera meluncur kalau vote sudah 1k seperti bab sebelumnya, ya ...

Sok atuh gercep! (≧▽≦)

Vote, comment, and share cerita ini ke teman kalian.

Happy reading!




***





Aulia mempercepat langkah melintasi lobi. Dia menunggu lift dengan tak sabar. Hampir dua pekan dia mengupayakan memberitahu Alyka hal penting. Sayang, Alyka seolah-olah tak memiliki waktu sekadar untuk berbincang sebentar.

Dimulai dengan jadwal taping yang dipadatkan menjadi dua hari sekali, Alyka sudah jarang berada di kantor. Urusan post-pro bahkan Aulia yang sepenuhnya menangani.

Sekalipun bertemu di lokasi taping, sahabatnya itu selalu terburu-buru. Ada saja yang membuatnya gagal menahan Alyka barang sepuluh menit maksimal bicara.

Tak berhasil berbicara secara langsung, Aulia tak kehabisan akal. Dia sudah berulang kali menelepon Alyka, tetapi sambungan telepon sahabatnya itu sering sibuk.

Sekali diangkat, Aulia belum bicara apa pun, Alyka sudah menyerocos lebih dulu bahwa sedang mengurus sesuatu yang tidak bisa diganggu dan berakhir memintanya menghubungi lagi lain waktu. Akan tetapi, siklusnya selalu sama. Aulia tak pernah berhasil mendapatkan atensi Alyka.

Sekarang Aulia kehabisan waktu. Persiapan pernikahan Alyka sudah berjalan lebih dari separuh. Hari ini ketika Alyka meminta seluruh tim berkumpul, dia bertekad akan memanfaatkan kesempatan untuk membeberkan fakta yang dia tahu.

Setidaknya, undangan belum disebar. Jadi, masih ada celah agar Alyka memikirkan kembali rencananya menikah.

"Sial! Kenapa harus kesiangan sih gue."

Aulia mengumpat sesaat setelah memasuki lift. Ujung sepatunya bergerak-gerak seiring sepasang bola matanya yang terus melihat perubahan angka di atas pintu lift.

Dalam hati dia ikut menghitung setiap lantai yang lift lewati. Tepat ketika lift berhenti dan pintunya terbuka, Aulia bergegas mengayunkan tungkai menuju ruangan Alyka.

"Ly!" Aulia membuka pintu tanpa mengetuk lebih dulu. Kepalanya melongok melalui celah pintu.

Alyka yang sedang membungkuk pun menegakkan punggung. Dia menenteng sebuah paperbag. Bibirnya menyunggingkan senyum.

"Lo sudah datang, Aul?"

Aulia melangkah masuk. "Ly, bisa bicara sebentar?"

"Bicara nanti saja enggak apa-apa, Aul? Soalnya anak-anak sudah nungguin di ruang meeting." Alyka hendak melewati Aulia yang berdiri tak jauh dari pintu.

Aulia menahan lengan Alyka. Sorot matanya penuh permohonan. "Sebentar saja, Ly. Mereka juga enggak bakal keberatan nunggu kita sebentar."

Alyka menyentuh tangan Alyka di lengannya. Dia menggeleng. "Dua minggu ini mereka sudah mati-matian menyelesaikan deadline taping lebih awal demi gue, Aul. Gue enggak enak kalau sekarang malah bikin mereka nunggu. Kita bicara nanti, ya?"

Mengembuskan napas pasrah, Aulia pun mengangguk. Dia lantas mengekori Alyka menuju ruang meeting yang dimaksud.

Tak berselang lama, meeting pun dimulai. Alyka mengulas kinerja mereka yang mendadak seolah-olah dikejar deadline. Tak lupa dia berterima kasih atas dedikasi semua anggota tim. Dia juga meminta maaf karena telah membuat semua orang bekerja lebih keras dalam waktu yang terbilang singkat.

FINDING CINDERELLA | ✔ | FINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang