chapter 51

477 45 3
                                    


Hiwo para pendosaku sekalian, mari kita menambah dosa dulu sebelum masuk Ramadhan. Author berharap segera menyelesaikan cerita ini dan akan membuat new story about Jensoo lagi. 

setuju ga?


kek nya enggak setuju, dah lah jadi drive aja :(  itung-itung basah ndiri baca story hasil otak sendiri. #korbannafsuotak ndiri 


wanjay, gak lah. canda


Jangan lupa tinggalkan comment dan Voting ya . karena itu semua berharga bagi para Author ^^

Happy Reading! 



ARRRRGGHHH!!!! 


PRANGGH !! PRANGGH!!


"tenangkan dirimu!!!," sang ibunda berusaha mengambil tindakan saat  Irene  memecahkan botol wine dan bersiap untuk menancapkan pecahan belingnya pada lehernya sendiri.

"tolong aku Bae!," seru ibunya pada si suami. 

sedangkan tuan Bae tak menanggapinya, pria berusia itu hanya bisa terdiam menahan tangis sembari membaca buku diary milik anak pertamanya yang tak sengaja ia temukan barusan di dalam gudang. membaca setiap penderitaan kelam anaknya sembari meresapi penyesalan mendalam. 

"maafkan ayah nak, ayah memang bodoh," tangis sang tuan rumah nan gagah itu kini terlihat. 

"KAK JENNIE TIDAK MUNGKIN MATI! IA MASIH HIDUP! RENE YAKIN ! RENE YAKIN! MEREKA PEMBOHONG!! MEREKA INGIN MEMBUATKU SEMAKIN MENDERITA KARENA MENJAUHKANKU DARI KAKAK!," Irene semakin terlihat gila mendengar hal pahit dan kenyataan sebenarnya. 

"hiks ... hiks ... hiks ... ibu, kakak jahat ... kakak meninggalkanku lagi ... kakak marah ... kakak pergi ... kenapa kakak menjauhiku ... kakak membenciku," isak Irene sembari tertunduk lemah setelah pecahan wine itu berhasil dirampas ibunya. 

sang ibu menangis terisak sembari memeluk erat anak bungsunya yang menjadi anak satu satunya. 

"tidak nak ... kakakmu perlu beristirahat untuk waktu yang lama. ia tak ingin melihat kita bersedih karenanya, oleh sebab itu ia menjauh," hanya kalimat itu saja yang ibu Irene katakan sembari terisak sedih. 


mereka benar benar tertampar kenyataan. 


flashback 


kireeet ....


sang dokter membuka pintu, keluarga kecil Jennie seketika menghampiri sang dokter yang baru saja melepas sarung tangannya saat keluar. 

"bagaimana keadaannya dok?," tanya Irene khawatir. 

"kalian siapa nya pasien?," tanya sang dokter balik. 

"kami keluarganya," jawab sang ibu yang dijawab langsung oleh anggukan dokter. 

"perkembangan yang tidak kami duga bahwa kanker paru-paru nya semakin membesar dan bermutasi semakin cepat merambat hampir 80% kurun waktu 1 hari. penyakit ini masuk kedalam Bronkus dan merambat cepat membunuh sel Bronkiolus lalu memakan Aveoli dan Aveolus hampir secara keselruhan. hal ini menyebabkan pasien tidak bisa bernafas. pemicu hal tersebut terjadi saat pasien terkejut, bagian terlemah paru paru menjadi teggang dan membuat lubang jalur masuk kedalam Bronkus sangat mudah, dan mereka menggeroyoti bersamaan. oleh karena itu Pasien tidak bisa diselamatkan, kami minta maaf sebesar-besarnya tidak bisa menyelamatkannya dan kami berduka atas apa yang menimpa Jennie Kim," sang dokter menunduk meminta maaf . 

Forever With You (FWY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang