chap 57 [END]

481 25 4
                                    


"ROSE!," seru Jisoo hendak mendekati mereka, namun Suho langsung menendang wajah Jisoo hingga terjengkang ke belakang.

"Jichu!!," Rose panic melihat gadisnya terpental hingga mengeluarkan banyak sekali darah di kepalanya. ia segera memberontak hendak melepaskan diri namun nihil, kekuatannya tidak sebanding dengan Suho jika keadaannya terjambak seperti ini.

"henghh...," erang Jisoo menahan rasa sakit yang luar biasa di sekujur tubuhnya. gadis itu merangkak mendekati mereka lagi.

Suho yang melihatnya terkekeh, ia langsung menendang kepala Jisoo berkali-kali hingga menginjaknya hingga suara dentuman kepala Jisoo terdengar retak. Rose sudah berlinang air mata menyuruh Jisoo berhenti melakukan perlawanan, ia tak berdaya di sini. wanita itu berteriak memohon agar Jisoo lebih baik lari menuju pintu keluar yang berjarak beberapa meter dari mereka.

"kuat juga kau... tidak salah aku memilih gadis sepertimu untuk ku jadikan ekperimen hasil anakku. namun sayang," Suho berjongkok lalu menjambak Jisoo yang terkapar di dekat kakinya agar dapat berhadapan dengannya.

"aku hanya butuh anakku saja bertanam di rahimmu. akan ku keluarkan Rahimmu dengan alat setrum itu agar anakku bisa di pindahkan bersama rahimmu ke dalam tabung yang sudah ke sediakan. aku berencana memelihara anak itu dnegan teknologiku sendiri. jadi tidak apa kan aku memberi pelajaran denganmu tanpa menyakiti keturunanku," sambung Suho.

terlihat wajah Jisoo di penuhi darah, hidungnya sedikit bengkok menandakan bahwa tulang hidung gadis itu patah. Rose menahan nafas melihatnya, ia mulai terpancing emosi. Rose tanpa pikir panjang mencubit kuat selangkangan pria itu hingga terdengar teriakan kesakitan Suho menggema, spontan jambakan kedua tangan Suho terlepas dan menyentuh selangkangannya.

Rose menghampiri Jisoo yang kini terkapar tak berdaya namun masih menjaga kesadarannya. "tetaplah sadar Jisoo," Rose memberi semangat hidup di sela nafasnya beredu. ia kemudian menggendong Jisoo dan melangkahkan cepat menuju lorong keluar.

tinggal beberapa langkah mereka berdua akan keluar, tiba-tiba saja sebuah benda tumpul mengenai kepala belakang Rose hingga ia terjatuh bersamaan dengan Jisoo yang di gendong. Rose mengaduh kesakitan disusul tawa mengelegar Suho yang membawa palu perlahan menghampirinya.

"kalian memang sampah! matilah!matilah!matilah!," Suho yang mulai terlihat gila memukul dengan membabi buta pada mereka.

Rose yang belum siap mengambil ancang-ancang menutup matanya, namun ia tidak merasakan pukulan tersebut. matanya membuka dan melihat dengan jelas, wajah Jisoo yang memuntahkan darah di atasnya.

ya... Jisoo melindunginya dengan punggung mungil itu. Rose sontak memberontak hendak menarik Jisoo agar menjauh dari pukulan palu bertubi-tubi dari serangan Suho, Namun gadis itu mengeraskan tubuhnya agar Rose aman dalam kukungannya.

"lepaskan aku JICHU!! KUMOHON JANGAN JADIKAN DIRIMU SEBAGAI TAMENG MELINDUNGIKU!," Rose menjerit histeris melihat suara retakan kepala Jisoo yang membuat gadis itu semakin mengeluarkan banyak darah, bukan dari mulutnya lagi, namun dari kepala belakangnya.

"AHAHAHH PERSAHABATAN ANTAR KEKASIH YANG UNIK. DASAR WANITA BERBATANG LEMAH! KAU MENGHARAPKAN PERLINDUNGAN DARI GADISMU INI HA?!," Suho menendang kuat tubuh mungil itu hingga kukungan nya terlepas, menyisakan Rose yang menatapnya nanar.

"ucapkan selamat tinggal pada dirimu juga," Suho mengangkat palu itu tinggi-tinggi hendak mengayunkannya pada Rose namun tiba-tiba ...

DOR!DOR!DOR!

"matilah kau," suara dingin Taeyon tiba-tiba muncul diikuti sosoknya yang membawa senjata api dan Polisi.

Suho yang pada dasarnya kuat tersebut tidak terjatuh karena peluru tersebut hanya menggoresnya, ia kemudian tertawa lalu sengaja menjatuhkan diri ke lantai. "beginikah akhir kisah petualanganku ... menyenagkan sekali hahahha," suara nyaring Suho sembari tertawa disusul oleh penyerbuan polisi untuk mengamankan Tersangka.

Forever With You (FWY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang