Chapter 9

933 109 10
                                    

                    Rose terbangun saat merasakan cahaya matahari menerpa wajahnya. Rose mendudukan tubuhnya, tiba-tiba sehelai kain basah jatuh dari dahinya. Rose mengernyit, ia menolehkan pandangannya ke samping dan menemukan baskom kecil yang berisi air.

Apa aku demam semalam?, batin Rose sambil menaruh kain kedalam baskom. ia menyentuh keningnya yang lumayan hangat, sepertinya dugaannya benar. Rose menghela nafas, ia merepotkan Jisoo. Sekali lagi. 

Rose memutuskan beranjak dari ranjang. tatapanya melihat sekeliling kamar Jisoo dengan tatapan .... miris. Wajar, ia sudah sangat lama tidak pernah ke kamar ini. Terakhir, saat ia berusia 11 tahun --- tidak, hampir berusia 11 tahun. 

     

        Semua interior kamar Jisoo begitu Klasik. Dindingnya bercat putih, tidak Ungu lagi. Namun seleranya tetap sama, Pikachu. bedanya sekarang lebih sedikit dan hanya aksesoris ... bukan boneka. 

Foto-foto Mereka yang dulu selalu dipajang, kini digantikan dengan foto Jisoo dan beberapa lelaki yang terlihat seusia dengannya.

Ia bahkan tak memajang foto ibunya, apa dia tak mengingat nya juga ... apa itu teman barunya?? . Pikir Rose bertanya-tanya. 

Kemana foto kebersamaan mereka. Bahkan seolah-olah ini bukan Jisoo  sahabatku.  Sooya pun tidak ada di sini, Rose melihat foto-foto yang dipajang. tatapannya jatuh pada foto Jisoo sedang merangkul lelaki paruh baya yang mirip seperti Jisoo sedang tertawa lepas.

Ayahmu benar-benar berusaha melupakan kami. Siwon, kau tahu ... Sebaik apapun kau menyembunyikannya, Jisoo akan ingat semuanya, Batin Rose sedih.

Betapa malangnya nasib yang dialami Jisoo sekarang. Setelah Siwon meninggal, Jisoo harus hidup mandiri untuk bertahan hidup dan memikul hutang yang ia tinggalkan. Bahkan, sebentar lagi gadis itu harus merasakan penderitaannya melewati masa-masa kehilangan amnesia sementara dengan kehadiran mereka.

"I'm sorry ...  ," Gumam Rose pelan.

CREAKK....

        pintu kamar Jisoo dibuka menampilkan Jisoo yang sudah siap dengan seragamnya. Rose merasa janggal dengan Jisoo, Jisoo memiliki kantung mata layaknya panda.

Ternyata benar dugaan ku...

"Bagaimana keadaan mu?," Ucap  Jisoo basa basi sambil menyentuh kening Rose. Rose menjauhkan tangan Jisoo dari keningnya dan menggenggam tangan gadis itu. Rose maju selangkah mendekat pada Jisoo.

"seharusnya aku yang bertanya seperti itu .. kenapa matamu berkantung hmm," Jisoo memalingkan wajahnya  saat merasa hembusan nafas Rose menerpa wajahnya. Rose menahan pergerakan Jisoo membuat gadis imut itu mau tak mau kembali menatap Rose. 

"a-aku han-hanya le-lah k-kok. hab-habis bel-belajar," jawab Jisoo terbata. ada apa dengan dengan temannya ini, posisi wajah Rose terlampau dekat. apa otaknya terbentur?. 

Rose tersenyum miring, ia tahu Jisoo tengah berbohog. ia berniat menjahili Jisoo namun, entah mengapa ia tak bisa mengalihkan perhatiannya pada bibir love yang menggonda, seakan minta dilumat. 

Rose semakin terhipnotis, ia memajukan wajahnya. 

"Ro-seeh...mhhhh,"  Jisoo mendorong pelan badan Rose untuk menjauh saat Rose tiba-tiba membungkamnya. namun gadis pirang itu justru Menahan kedua tangan Jisoo di dinding sehingga pergerakan gadis imut itu terkunci. 

Rose melumat bibir atas dan bawah Jisoo secara pergantian namun, perlahan. Jisoo yang tak tahu apapun hanya bisa diam saat gadis itu menciuminya intens. munafik jika ia tidak menikmatinya, tapi apa daya. gadis imut itu polos sekali. ia tak tahu caranya berciuman seperti ini. 

Forever With You (FWY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang