chap 56

195 18 0
                                    


Rose memeluk erat gadis mungil yang kini terlihat berantakan, badannya yang tampak membiru dan penuh lebam. apa yang terjadi selama ia di culik? mengapa Jichu mengalami hal ini?.

sedangkan Jisoo meraung pelan dalam dekapan sembari mengucapkan kalimat berulang kali"biarkan aku mati dengan tenang ... aku tidak tahan. ini menyakitkan."

Rose menarik wajah Jisoo agar menatap nya, di perhatikan nya secara jeli wajah mungil yang kini kusam penuh bengkak kantung mata. hatinya nyeri melihat keadaan gadisnya seperti ini, seolah ia tidak menjadi pelindung yang baik untuk sosok yang ia cintai.

"maafkan aku terlambat jichu..," parau Rose berlinang air mata. Jisoo terisak pelan mendengar penuturan Rose yang terdengar sangat tulus.

"a-aku hamil," ucap Jisoo gemetaran.

ingatannya melayang pada saat Suho dengan kejamnya memperkosanya. menyentuh area intimnya, mencambuk payudaranya, hingga mencekokinya dengan alat kelaminnya berkali-kali, tamparan bahkan bogeman keras tak luput dari kekerasan Suho padanya saat bercinta membuatnya jijik akan dirinya sendiri.

Rose?

Wanita itu terdiam, syok parah yang di rasakannya membuat seluruh syarafnya berhenti beberapa saat. otaknya tidak bisa menerima informasi yang di terima oleh gadisnya ini, anak muda yang masih Sma ini harus hamil.

Rose menangkupkan wajahnya, menahan sesak yang tidak terkira. tak bisa di bayangkan apa yang akan terjadi pada masa depan Jisoo jika seperti ini, wajah Jisoo yang menunjukkan kondisinya tersebut juga dapat menimbulkan trauma mendalam di benak Rose.

wanita berambut pirang itu menarik nafas dalam-dalam lalu mengeluarkannya perlahan. ia lakukan berulang kali agar menjernihkan pikirannya yang kacau. tatapan cokelat wanita itu kemudian beralih pada Jisoo yang mulai berhenti menangis secara perlahan.

"jangan menangis lagi ya sayang... aku ada di sini. kau aman sekarang," Rose mengusap sisa linangan air mata di pelupuk mata Jisoo. Jisoo menatap matanya dengan intens lalu menangguk.

Rose tersenyum lalu mengusap kepala kecil Jisoo yang terasa banyak benjolan. (ya allah ga bisa bayangin rasa sakit Rose pas liat kenyataan yang di alami gadis yang di cintainya ini).

"pertama. ayo kita keluar dari sini," Rose bangkit dari posisinya dan memapah Jisoo yang berjalan tertatih-tatih. ia melihat di sekitar ruangan yang sepi dan mereka berjalan perlahan agar tidak menciptakan suara gaduh.

kriett...

ketegangan terlihat jelas di kedua perempuan itu setelah mendengar decitan pintu yang terdengar tidak jauh dari mereka. Rose spontan menggendong brindal style Jisoo dan bersembunyi di sebuah lemari kumuh yang berada tak jauh dari lorong menuju pintu keluar. detak jantung keduanya bergetar tidak karuan, keringat dingin membasahi keduanya, menambah suasanya semakin tegang.

"ahh finally listrik ini menyala. sekarang tinggal lanjutkan penelitian dan menambah volume listrik agar anak ku keluar secepatnya dari Rahim gadis itu," monolog Suho sembari merenggangkan tubuhnya setelah memperbaiki system listrik dari pintu belakang.

Jisoo menegang mendengarnya, ketakukan kembali menyelimuti dirinya saat bayangan ia di setrum dengan tegangan tinggi, sedangkan Rose? Wanita itu meneggeram menahan amarah yang sedari tadi tertumpuk mendengar monolog Suho yang sudah keterlaluan.

Jisoo menyadari urat mulai timbul pada kepala Rose yang mulai memerah perlahan memeluknya, ia kemudian berbisik,"shhh... kita keluar dari sini dulu. ingat ucapanmu Rose." yang di angguki oleh nya.

BRAK!!

"JALANG SIALAN! KEMANA DIA!!," barion Suho naik 3 oktaf menggema mengisi ruangan sepi tersebut. Rose memeluk Jisoo spontan mendengarnya. ia tidak bisa melihat apa yang terjadi di luar, namun ia yakin Suho kini teriak seperti orang gila. Rose hanya menatap Jisoo dan tersenyum kecil memberi isyarat untuk diam.

drrttt....

drttt....

keduanya langsung melotot, Rose yang menyadari kebodohannya tidak memasuki mode senyap ponselnya langsung menyalakan ponsel dan mendapati bahwa Joy kini menelepon. tangannya hendak men-swipe menolak ponsel tersebut, namun Jisoo yang tidak sengaja terjengkang mendengar bantingan benda di luar lemari membuat swipe wanita itu menjadi menerima penggilan.

"Hey boss sialan! di mana kamu, ini sudah setengah jam aku menunggu apa kau aman saja di sana" suara Joy sukses membuat situasi di luar menjadi hening.

Rose yang kesal langsung berbisik menjawab ponselnya,"jangan menelpon di saat tidak tepat seperti ini bodoh!. kau panggilkan orang secepatnya ke sini. kami dalm bahaya."

"ehh maaf, aku lapar jadi jalan memebeli Hotdog sebentar. bertahanlah!," Joy cengegesan menjawabnya diikuti nada panic di seberang sana.

Rose mengepalkan ponselnya,"cepatlah tolong kam-"

BRAKKK!!!

pintu lemari tiba tiba terbuka paksa. Suho dengan cepat merebut ponsel Rose dan membantingnya hingga tak bersisa. ia menjambak rambut Rose hingga wanita itu mendongak, mengerang menahan nyeri akibat jambakan Suho.

"henghh!!," erang Rose menahan sakit.

Suho tersenyum lebar namun tidak dengan matanya yang memancarkan kilat amarah, "ternyata ada tikus merambat sampai ingin menolong sang putri." 

Forever With You (FWY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang