"Darimana aja kamu?" Suara tegas menyambut Arka yang baru saja menginjakkan kaki di rumahnya.
"Main," sahut Arka cuek.
"Main mulu kerjaan kamu, udah sana mandi terus turun, makan," ujar seorang wanita yang sedang membawa nampan berisi kopi hangat untuk suaminya.
"Iya Bun," balas Arka lalu segera melenggang menuju ke kamarnya yang berada di lantai 2.
Arka membuka pintu kamarnya dan membanting dirinya ke kasur, ia mengecek sebentar telepon genggamnya. Setelah dirasa tidak ada yang menarik, Arka segera bangkit menuju kamar mandi untuk menyegarkan badannya.
Drrttt drrttt
Getaran ponsel tadi menyambut Arka yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah dan handuk yang melilit rapat di pinggangnya.
Kening Arka mengerut ketika ia melihat ada sebuah panggilan Whatsapp dari nomor yang tidak ia kenal, tapi melihat foto profil yang dipasang ia akhirnya dengan segera menggeser tombol hijau diponselnya.
"Halo, Ar," ujar seseorang disana.
"Dapet nomer gue darimana?" sahut Arka.
"Dari Bang Devan tadi," ucap seseorang dibalik panggilan itu yang ternyata adalah Alya.
"Jaket lo masih ada di gue nih, mau diapain? Buang aja apa gimana?" lanjut Alya.
"Besok gue jemput," jawab Arka.
"Hah?" Terdengar suara cukup nyaring dari seberang sana.
"Ck, besok berangkat sekolah bareng gue, gue jemput!" Setelah mengatakan hal itu, Arka mematikan panggilannya secara sepihak dan bergegas memakai pakaiannya lalu turun untuk makan malam bersama kedua orang tuanya.
•••••
"Al, udah ditunggu Arka tuh!"
Alya memeriksa kembali tampilannya di mirror stand miliknya lalu segera bergegas turun menemui Arka yang sudah menunggu. "Ayo berangkat!"
"Gak sarapan dulu lo? Sarapan gih," ujar Devan yang sedang sibuk mengikat tali sepatunya.
"Ntar aja deh Bang, keburu telat!" Alya yang sudah melangkahkan kaki ke arah rak sepatunya itu terhenti ketika sesuatu mencekal pergelangan tangannya.
"Bawa, sarapan di mobil!" perintah Arka yang ternyata mencekal tangannya, laki-laki itu menarik Alya pelan ke arah meja makan.
Alya yang mengerti segera menyiapkan 2 porsi roti dengan selai coklat dan dimasukkan ke dalam kotak makanan miliknya.
"Udah nih," ucap Alya sambil berlari ke depan rumahnya dan memakai sepatunya dengan segera. Setelah siap ia mengikuti langkah Arka masuk ke sebuah mobil sport berwarna hitam yang sudah terparkir di depan rumahnya.
"Tumben lo bawa mobil," ucap Alya memecah keheningan di dalam mobil itu setelah 5 menit perjalanan.
"Bawa lo."
Alya teringat akan kotak bekal yang sudah ia siapkan tadi, ia mengeluarkan kotak tersebut dan melahap satu potong roti, sedangkan potongan roti lainnya ia tawarkan pada Arka yang sedang fokus menyetir.
"Mau ga?" tawar Alya.
"Suapin."
Jawaban dengan nada perintah yang keluar dari mulut Arka itu seketika membuat Alya membolakan matanya.
"Buruan, gue laper," lanjut Arka membuat Alya menetralkan kembali raut wajahnya dan segera menyuapkan potongan roti sisa tadi pada Arka yang hanya memasang raut datar itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARKALYA (END)
Roman pour Adolescents[Non-baku] "Gue gaakan lepasin lo gitu aja!" "Gue ngaku kalah." . . . Defalya Deynira, Gadis cantik dengan tubuh proporsional itu mulai memasuki kehidupan baru di lingkungan barunya. Ia menginjakkan kakinya kembali di kota Jakarta ini setelah sekian...