-ARKALYA 46-

169 3 0
                                    

Brakkk

Terdengar suara gebrakan keras bersamaan dengan pintu UKS yang terbuka lebar.

Pintu itu terbuka menampilkan Arka dengan raut wajah emosinya, juga Devan dan Zico yang hampir mengeluarkan aura yang sama dengan Arka.

Arka yang tadinya merasa sangat emosi, kini sedikit tergantikan dengan rasa khawatir melihat luka-luka di tubuh Alya.

Begitupun dengan Devan dan Zico yang heran sekaligus geram melihat tubuh gadisnya terluka.

Namun rasa khawatir itu kembali tertutup emosinya yang meluap-luap setelah menyadari bahwa Reza -lah yang mengobati Alya.

Reza menyentuhnya, menyentuh gadisnya.

Dengan cepat Arka meraih kerah seragam Reza dan memberikan sebuah bogeman mentah yang mampu mengoyak sudut bibir laki-laki itu

Bughh

Devan dan Zico yang melihat itu tidak ada niatan sama sekali untuk menghentikan sahabatnya, biarkan saja.

Sedangkan Alya yang melihat hal itu dengan segera berjalan sambil tertatih-tatih ke arah Arka, ia menarik lengan Arka pelan, "Udah, Ar."

Sejujurnya Arka bertambah emosi mendengar suara Alya yang seakan-akan tidak mau Reza terluka.

Dengan sekali hentakan, pegangan Alya terlepas seiring tinjuan kuat yang Arka berikan pada bagian perut Reza.

Bughh

"ARKA UDAH!" teriak Alya yang dengan refleks memeluk tubuh Arka dari belakang, ia tidak ingin Arka terkena masalah lagi, ia tidak ingin Arka di cap sebagai orang dingin yang kejam seperti sebelumnya.

Karena setelah kedatangan Alya, bukan hanya Devan dan Zico, melainkan seluruh siswa disana merasakan perubahan sifat Arka.

Pelukan Alya membuat emosinya sedikit mereda, ia kembali menatap tajam Reza, "Pergi!"

Reza dan teman-temannya yang tidak ingin memperpanjang masalah memilih untuk mengangkat kaki pergi dari sana.

Setelah Reza dan teman-temannya itu pergi, dengan cukup kuat Arka menarik lengan Alya, ia masih sangat emosi saat ini.

Emosi Arka sebenarnya terpancing bukan hanya karena Reza, tapi karena dirinya sendiri yang tidak ada disamping Alya hingga gadis itu terluka seperti ini.

Melihat dahi Alya yang masih ada bekas darah membuat Arka semakin meringis nyeri, ia tidak akan membiarkan para pelaku itu hidup dengan tenang.

Alisya dan Naissa yang melihat Alya diseret seperti itu berusaha untuk mencegah Arka, namun Devan dan Zico menghalangi keduanya.

"Udah, biarin."

•••••

"Lepas, Ar," pinta Alya sambil sesekali meringis, "Ssshh, sakit."

Sesampainya di parkiran sekolah, tepat di samping mobil Arka, Alya dengan kuat menghentak cekalan tangan Arka, "Kamu apa-apaan sih Ar!?"

Arka yang melihat hal itu memejamkan matanya, berusaha meredam emosi dalam dirinya.

"Jangan pernah deket sama cowok mana pun selain aku," desis Arka pelan sambil mengapit dagu Alya agar menghadapnya, "Paham?"

"Reza tadi cuma ngobatin aku, Ar," bela Alya sambil menepis pelan tangan Arka.

"Emang nggak bisa ngobatin sendiri? Punya tangan, kan?" tekan Arka mengintimidasi, "Nggak usah jadi cewek murahan yang mau disentuh siapa aja."

Alya yang mendengar itu dengan cepat mendongak menatap Arka tepat pada kedua matanya, ia tidak menyangka Arka mengatakan hal itu.

Cewek murahan? Reza hanya menolongnya tadi.

Menyadari tatapan kecewa Alya, Arka kemudian tersadar dan mengusap wajahnya pelan, "Al, bukan gitu--"

"DIA CUMA NOLONGIN GUE, AR!" sentak Alya saat Arka mencoba meraih tangannya, gadis itu bahkan mengganti panggilannya kembali menjadi lo-gue.

"Dia cuma nolongin gue," ujar Alya dengan suara yang memelan, "Gue nggak tau kalo nggak ada Reza gue bakal gimana."

"Dan dengan seenaknya lo dateng nonjok dia gitu aja," ujar Alya lagi.

Arka yang mendengar itu kembali menggeram marah, mendengar kata-kata itu membuat harga dirinya terluka, "Masuk!"

Brakk

Arka menutup pintu mobil sebelah Alya dengan kasar dan dengan cepat menuju ke arah kemudi.

Ia berniat membawa Alya ke rumahnya, biar bundanya saja yang mengobati Alya.

Sepanjang perjalanan keduanya saling membisu, hanya riuh kendaraan yang mengisi keheningan di antara mereka.

•••••

"Gimana ceritanya sih?" tanya Zico yang kini mengompres lengan Naissa.

Mereka --Devan, Alisya, Zico, dan Naissa masih berada di UKS.

Terlihat Zico yang terus menanyai Naissa tentang apa yang sebenarnya terjadi, juga Devan yang mengobati luka sobekan di bibir Alisya dengan diam.

Devan pun sebenarnya penasaran dengan kejadian apa yang menimpa adiknya juga kekasihnya itu, hingga akhirnya Naissa menceritakan semuanya.

Dari awal sejak Audrey dan Cintya datang lalu disusul oleh Salsa, kemudian mereka bertiga dibawa ke gudang, dan menghadapi tingkah gila Audrey disana.

"Mereka harus dikasih pelajaran."

•••••

Kembali pada Arka dan Alya yang sudah sampai di pekarangan rumah Arka, keduanya masih saja diam.

Arka membuka pintu mobilnya, sekaligus membukakan pintu mobil disamping Alya.

Kembali Arka menarik lengan Alya dengan kuat, Alya yang merasa sudah sangat lemah itu hanya pasrah mengikuti langkah kaki Arka.

Sesampainya mereka di dalam, terlihat seorang gadis cantik turun dari tangga, gadis itu berlari ke arah Arka dan memeluknya erat.

Tepat di depan mata Alya.

"Long time no see, babe."

.
.
.
.
.
.

Hayoloh gimana?
Jambak aja nggak sih?
See you di next part-!!

To be continued,
-N

ARKALYA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang