Perlahan kaki jenjang Alya melangkah ke tempat dimana Arka berdiri setelah menampar Salsa dengan kuat sebelumnya.
Arka yang melihat itu seketika merasa gugup, ia takut jika kekasihnya itu akan mengatakan hal-hal yang ia benci.
Namun, pikiran buruknya seketika lenyap saat Alya dengan lembutnya mengecup dagu miliknya, bekas ciuman Salsa tadi.
Netra keduanya bertemu, Arka menampilkan senyum lega, sedangkan Alya jadi ikut tersenyum karenanya.
Setelah drama kontak mata itu, Alya memutar badannya menghadap Salsa yang menatapnya berang.
Tatapan teduh yang dipancarkan Alya ketika bertatapan dengan Arka tadi menghilang, digantikan tatapan tajam penuh amarah.
"Berani-beraninya lo coba cium Arka," desis Alya pelan.
Kemudian Alya melangkahkan kakinya mendekat ke arah Salsa, membuat gadis itu refleks mundur karena mendapati aura intimidasi dari Alya.
"Awsss," rintih Salsa saat Alya mencekal kuat pergelangan tangannya.
Arka hanya melihat saja apa yang diperbuat oleh Alya, tugasnya hanya memantau, dan menghentikan apabila gadisnya itu sudah terlewat batas.
Kemudian Alya menarik tangan Salsa dengan kasar hingga gadis itu berada tepat di hadapannya, "Gue peringatin sama lo, jauhin Arka!"
"I-iyaa, l-lepashh," gagap Salsa menjawab peringatan Alya.
Ia sebenarnya masih merasa sangat kesal pada Alya, namun sepertinya melawan Alya di kondisinya yang sekacau ini bukan waktu yang tepat.
Sedangkan Alya dengan raut puasnya menghempaskan tangan Salsa kuat, persis seperti apa yang Arka lakukan tadi pada Salsa.
"Sstt, udah yuk," ajak Arka sambil melingkarkan tangannya pada pinggang Alya.
Alya pun hanya menurut dan mengikuti langkah Arka, tapi sebelum itu, ia memutarbalikkan badannya sebentar menatap Salsa yang tengah menatapnya dengan raut penuh amarah, "Inget kata-kata gue tadi!"
Lalu keduanya beranjak meninggalkan Salsa yang masih meringis sendiri disana.
"Ganti plan!"
•••••
"Darimana aja lo berdua?" tanya Zico pada Arka dan Alya yang baru saja sampai di kantin.
Astaga, apa selama itu ia mengurusi mak lampir tadi?
"Mau pesen apa?" tanya Arka pada Alya.
"Samain kamu aja."
Dengan cepat Arka mengangguk dan berjalan menuju stand yang menjual batagor disana, tak lupa ia mengelus surai Alya terlebih dahulu sebelumnya.
"Bucin banget si Arka diliat-liat," ujar Zico yang masih memperhatikan Arka.
"Ga ngaca!" ketus Devan sambil menerima suapan dari Alisya.
Alya pun masih belum melepaskan pandangannya dari laki-laki yang berstatus pacarnya itu.
Melihat Arka yang mau antri dan menyerobot di tengah lautan manusia membuat Zico dan Devan kagum pada Alya.
Pasalnya, jika Arka ingin memesan sesuatu, biasanya ia akan menyuruh siapapun yang melewati mejanya.
"Eh, Al, si Devan ama Alisya udah jadian tuh," ujar Naissa membuat Alya memutuskan pandangannya dari Arka.
Menolehkan kepalanya ke arah kanan, ia menangkap raut wajah Alisya yang tampak memerah malu, dan Devan yang terlihat santai-santai saja.
"Wihhh, pj dong pj," seru Alya sambil mencolek lengan Alisya berniat menjahili gadis itu.
Naissa pun tidak ingin kehilangan momen menjahili sahabat irit ngomongnya itu, "Cieee, Lisya udah punya pacar, ahayy!"
"Apasih kalian!" sungut Alisya pelan membuat Naissa dan Alya semakin melebarkan tawanya.
"Jangan diganggu," ucap Devan membela kekasih barunya.
Melihat tangan Devan yang menyampir di pundak Alisya, membuat mereka menyoraki pasangan baru itu.
"AHAY AHAY!"
"WOOOO!"
"GILA ABANG GUE UDAH GEDE!""Yakali kecil terus," ujar Devan sambil menatap Alya jengah.
Ditengah keributan mereka, Arka datang membawa nampan berisi makanannya dan Alya dengan dahi berkerut, "Bahas apa Yang?" tanya -nya pada Alya yang masih terkekeh puas setelah mengejek abangnya.
"Itu, Bang Devan sama Lisya pacaran," jawab Alya seadanya, dan Arka pun hanya mengangguk mengerti, ia sudah mengetahui hal itu lebih dulu.
Melihat Alya yang masih saja menggoda Devan dan Alisya, Arka mengambil dagu Alya pelan mengarahkan ke arahnya.
"Aaa dulu," ujar Arka yang sudah menyodorkan satu sendok berisi batagor yang dipesannya tadi.
Alya dengan senang hati menerima suapan Arka, sebagai tanda terimakasih ia memberikan senyum termanisnya, hingga matanya menyipit.
"Gemes banget pacar siapa coba?" gemas Arka sambil mengusak rambut depan Alya pelan.
"Pacar Alvaro Mel," sahut Alya santai.
Arka yang mendengar itu sontak membulatkan matanya, "Siapa?"
Mendengar nada datar dari mulut Arka seketika membuat Alya yang sedang mengobrol itu menoleh, mendapati raut wajah Arka yang sudah mengeras.
"Mampus salah ngomong," batin Alya.
"Becanda, Ar," ujar Alya sembari meraih tangan Arka yang sudah terkepal, "Alvaro Mel tuh Selebgram Spanyol, gak mungkin juga pacaran sama aku."
Perasaannya sedikit melega mendengar ucapan Alya, tapi tetap saja, ia harus memastikan bahwa si Mel Mel itu tidak berpotensi mengancam hubungannya dengan Alya.
Melihat Arka yang masih bergeming membuat Alya bingung harus melakukan apa, akhirnya,
Cupp
"Maafin ya Sayang," cicit Alya sambil mengeluarkan jurus muka melasnya.
"EKHEMM!"
.
.
.
.
.
.
.Kebiasaan gatau tempat,
Devan juga nyuruh orang ngaca, sendirinya nggak, wkwk.
See you di next part-!!To be continued,
-N
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKALYA (END)
Teen Fiction[Non-baku] "Gue gaakan lepasin lo gitu aja!" "Gue ngaku kalah." . . . Defalya Deynira, Gadis cantik dengan tubuh proporsional itu mulai memasuki kehidupan baru di lingkungan barunya. Ia menginjakkan kakinya kembali di kota Jakarta ini setelah sekian...