-ARKALYA 33-

194 2 0
                                    

Sekarang sudah jam untuk siswa-siswi HARVASH beristirahat, memberi nutrisi pada cacing-cacing yang memberontak di perut mereka.

Alya, Naissa, dan Alisya masih sibuk membereskan buku-buku yang telah mereka gunakan.

"Al, Lis, Nay, ditungguin Arka sama temen-temennya tuh," ujar Siska --salah satu siswi di kelas Alya.

"Oh iya, makasih, Sis," jawab Alya yang diberi acungan jempol oleh Siska, "Yaudah yuk," ajaknya pada Naissa dan Alisya.

Ketiganya berjalan keluar kelas dan mendapati Arka yang bersandar di samping pintu, Devan yang bersandar di pembatas koridor, dan Zico yang berada di samping Devan.

Jika siswi lain yang melihat pemandangan itu ketika keluar kelas, mungkin mereka sudah berteriak tidak jelas, kalo kata orang-orang sih "Damage -nya bukan maen."

"Kantin, yuk," ajak Arka yang kemudian berlalu dengan melingkarkan kembali lengannya pada pinggang Alya.

Lalu disusul oleh Naissa yang sudah bergelayut manja di lengan Zico, dan Devan yang tiba-tiba menggenggam lembut tangan Alisya.

Mereka berenam melewati koridor yang memang sangat ramai karena jam istirahat, membuat murid-murid perempuan disana menjerit iri, ingin merasakan berada di posisi Alya, Naissa, ataupun Alisya.

"Mau makan apa?" tanya Arka pada Alya ketika mereka sudah duduk di bangku kantin.

Bukannya menjawab, Alya malah terlihat fokus pada tautan tangan Devan dan Alisya.

"Hey! Ngeliatin apa sih?" tanya Arka lagi sambil mengelus pelan rambut Alya.

Sekali lagi Alya mengabaikan pertanyaan Arka, ia malah bertanya balik, bukan pada Arka, namun, pada Devan yang berada tepat di depannya, "Abang pacaran sama Alisya?"

Pertanyaan Alya dengan suara yang cukup nyaring itu mengheningkan keadaan kantin, Alisya yang menjadi pusat perhatian langsung menunduk malu.

Sedangkan Devan hanya menatap santai Alya lalu beralih menatap Alisya yang menunduk, "Gausah liat-liat sini lo pada."

Sontak keadaan kantin yang hening tadi kembali seperti semula.

"Jadi?" tanya Alya lagi yang masih belum mendapatkan jawaban yang ia mau.

"Belum."

"BELOM BERARTI MAU DONG," sambar Naissa dengan suara toa -nya, kembali membuat hening seisi kantin.

Alisya yang melihat kelakuan teman-temannya menepuk jidatnya pelan, sepertinya ia harus extra sabar menghadapi keduanya.

Sedangkan Devan menghembuskan nafasnya pelan, kembali menatap penjuru kantin tajam agar tidak mengarahkan pandangan mereka pada meja yang ia tempati.

"Suara lo, Nay!" tegur Alya pelan. Gadis itu juga merasa malu, apalagi Naissa duduk tepat di sampingnya.

Yang ditegur hanya menampilkan cengirannya tak lupa 2 jari yang turut diangkatnya, "Peace!"

"Pertanyaan gue belom dijawab, btw," singgung Alya lagi.

"Kita cuma temenan, udah ah, pesen makan gih!" seru Alisya mencoba untuk mengganti topik mereka.

Jujur saja, ia sebenarnya tersipu mendengar kata belum keluar dari mulut Devan, apalagi ditambah dengan Naissa yang seolah membenarkan bahwa mereka akan berpacaran, nanti.

Alya yang mengetahui Alisya berusaha untuk mengganti topik hanya mendengus pelan, lain hal dengan Arka yang daritadi nampak nyaman bermain dengan rambut halus Alya yang saat ini digerai.

Lama-kelamaan ia merasa perutnya harus segera diisi, Alya memilih untuk berdiri dan ingin segera beranjak sebelum tangan Arka menghentikannya.

"Mau kemana?"

"Pesen makan lah, Ar," jawab Alya.

Bukannya melepaskan genggaman tangannya pada Alya, Arka memilih untuk menarik kembali Alya agar gadis itu duduk dengan tenang seperti sebelumnya.

"Ar,"

"Pesenin makanan, apa aja."

Belum sempat melayangkan protesannya, Alya membolakan matanya melihat Arka yang dengan santainya mencekal salah satu siswa berkacamata yang lewat di samping meja mereka.

Dengan nada yang tidak terbantahkan, dengan seenak jidatnya laki-laki itu memerintah siswa tadi, yang tentunya segera dilaksanakan juga.

"Arka, gaboleh gitu, ih!" ujar Alya sambil menatap kesal pada Arka.

Arka yang merasa tidak berbuat kesalahan apapun memandang Alya dengan satu alisnya yang terangkat, "Kenapa?"

"Kenapa lo bilang? Kalo mau nitip makanan tuh seenggaknya bilang minta tolong, nggak asal merintah seenak jidat lo gitu aja!" kesal Alya pada Arka yang masih saja memperhatikan Alya dengan santai.

"Udah terlanjur juga, Al," sahut Devan.

Alisya yang mendengar hal itu juga dibuat jengah, "Ya tapi nggak gitu juga, Dev, nggak sopan."

Seketika Arka dan Devan dibuat bungkam oleh kedua perempuan itu.

Jangan tanyakan bagaimana respon Naissa dan Zico, keduanya kini tengah sibuk dengan dunianya sendiri.

Keadaan di meja tersebut masih saja hening sampai siswa tadi datang dan membawakan apa yang dipesan Arka.

"Makasih, ya," ujar Alya sambil menampilkan senyum manisnya.

Arka yang melihat hal itu otomatis melototkan matanya, kemudian berlanjut menatap siswa tadi tajam bermaksud agar siswa tersebut segera pergi dari sana.

Seolah mengerti arti tatapan Arka, siswa yang ber- name tag Doni Ardian tadi segera pergi dari sana, membuat meja tersebut kembali hening.

Alya dan Alisya yang merasa jengah segera menyuruh Devan dan Arka untuk segera makan.

Lagi, jangan tanyakan bagaimana respon Naissa dan Zico, karena keduanya kini tengah memakan makanan mereka dengan selingan acara suap-suapan.

.
.
.
.
.
.
.

Belum jadian gais.
Yang satu belum jadian, yang satu belum full baikan dan jadian.
See you di next part-!!

To be continued,
-N

ARKALYA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang