"Lo berdua yakin Alya ke toilet tadi?" tanya Arka pada Alisya dan Naissa dengan nada cemas.
Tadi saat laki-laki itu tiba di kantin ia hanya menemukan Alisya dan Naissa, keduanya mengatakan bahwa Alya izin ke toilet terlebih dahulu.
Awalnya Arka hanya mengangguk, namun, ini sudah 20 menit semenjak ia sampai ke kantin, ia merasa cemas, takut terjadi sesuatu pada gadisnya.
"Iya, tadi Alya bilang mau ke toilet bentar, lagian larinya bener kok ke arah toilet," jawab Alisya pelan, ia juga cukup khawatir dengan sahabatnya yang belum kembali itu.
Arka yang sudah tidak tahan akhirnya meninggalkan mereka semua dan berlalu dari kantin, tujuannya sekarang hanya satu, toilet perempuan.
•••••
"Udah, keluar sana! Inget semua kata-kata gue tadi!"
Dengan segera Alya beranjak keluar dari toilet, tidak ingin meladeni para nenek lampir itu lebih lama lagi.
Dugg
"Awsss," ringis Alya setelah merasa dirinya menabrak sesuatu yang keras.
Namun ketika mendongak, ia menemukan Arka yang menatapnya khawatir, ada apa dengan laki-laki ini?
"Kamu gapapa? Ngapain aja sih di toilet?" tanya Arka sambil menggantikan tangan Alya yang mengelus dahinya.
Alya yang ditanya menjadi gelagapan sendiri, sepertinya ia tidak perlu memberitahu Arka kejadian tadi, "Emm, a-anu, p-perut aku mules tadi, iya, mules!"
Melihat Arka yang ingin menyangkal pernyataannya, Alya segera menarik lengan Arka, takut tiga sekawan tadi keluar dari toilet dan menemukan mereka berdua, "Aku laper banget, Ar, ayok buruan!"
Arka hanya menggeleng pelan melihat Alya yang berjalan cepat di depannya sambil menarik lengannya.
Sedangkan tiga sekawan yang dimaksud Alya tadi kini keluar dari toilet, setelah memastikan keduanya pergi dari sana.
Terlihat salah satu dari mereka mengeluarkan seringaiannya.
•••••
"Alya!" tegur Arka pelan pada Alya yang sedari tadi melamun.
Kini tinggal mereka berdua di kantin, sedangkan sahabat-sahabat mereka sudah kembali ke kelas terlebih dahulu.
Sejak sampai di kantin tadi, Alya terus melamun, memikirkan kejadian tadi di toilet.
Mendengar teguran Arka membuatnya terlonjak, dilihatnya wajah Arka yang hanya berjarak 5cm dari wajahnya.
"Jauhan ih!" seru Alya sambil mendorong pelan dahi Arka dengan telunjuknya.
Sedangkan yang didorong malah menambah kekuatannya hingga dorongan Alya tadi tak mengubah apapun.
"Lagi mikirin apa sih? Kamu daritadi loh ngelamun gitu," tanya Arka khawatir.
Alya yang ditanya hanya menggelengkan kepalanya pelan, "Gapapa, Ar."
Mendengar itu Arka hanya bisa menghela nafasnya pelan dan menjauhkan wajahnya dari Alya.
Arka mengambil kedua tangan Alya dan menggenggamnya lembut, "Kalo ada apa-apa cerita ya, Sayang."
Kata "Sayang" yang dilontarkan Arka membuat pipi Alya memanas seketika, hingga akhirnya gadis itu hanya bisa mengangguk malu-malu yang membuat Arka semakin gemas dengan tingkahnya.
"Yaudah, ayo makan!" seru Arka yang dengan segera dituruti oleh Alya tentunya.
Sebenarnya Arka tahu, pasti ada sesuatu yang terjadi pada kekasihnya, tapi, biarkan saja dulu, ia akan menunggu sampai Alya mau menceritakannya.
Asal Alya tidak terluka, Arka masih bisa diam. Tapi jika sampai ia melihat ada luka di tubuh Alya, ia akan pastikan siapapun yang membuat luka itu harus merasakan hal yang sama atau bahkan lebih.
•••••
"Ayo, pulang!" ajak Arka yang sudah berdiri tepat di depan pintu kelas Alya.
"Emm, aku pulang bareng anak-anak ya, Ar, mereka mau main katanya," jawab Alya.
Saat jam pelajaran tadi Alisya, Alya, dan Naissa memang merencanakan untuk main bersama terlebih dahulu, dan rumah Alya menjadi target mereka kali ini.
Arka yang mendengar itu hanya bisa mengangguk menyetujui, tidak mungkin ia melarang Alya yang ingin menghabiskan waktu dengan teman-temannya.
"Yaudah ati-ati, gausah kemana-mana, mainnya dirumah, kan?"
Alya mengangguk, "Iya, dirumah kok."
"Lis, ati-ati bawa mobilnya, gausah ngebut!" peringat Devan, "Nanti gue ikutin dari belakang."
Yang diperingati hanya mengangguk patuh, lalu mereka berjalan bersama ke arah parkiran, dan menuju rumah Alya.
Ya, karena merasa bosan, Arka dan Zico memutuskan untuk ikut ke rumah Devan, mengawal mobil Alisya karena para gadis itu keukeuh ingin satu mobil.
Sesampainya dirumah Alya dan Devan, mereka berpisah.
Arka dan Zico yang langsung masuk ke kamar Devan, begitu juga dengan Alisya dan Naissa yang langsung masuk ke kamar Alya.
"Huffft, gila capek banget," eluh Naissa.
Gadis itu sudah berbaring santai di sofa kamar Alya, sedangkan Alya memilih untuk mengganti bajunya terlebih dahulu.
Setelah selesai, Alya melangkahkan kakinya bergabung dengan Alisya dan Naissa yang entah sedang menggosip apa di atas kasurnya.
"Gue pengen cerita deh," ujar Alya tiba-tiba.
Naissa dan Alisya pun segera mengubah posisi duduknya menghadap Alya, membuka telinga lebar-lebar menunggu cerita Alya.
"Jadi sebenernya tadi tuh gue lama di toilet karena dilabrak mak lampir."
.
.
.
.
.
.
.Ceritanya di next part ya, hehe.
See you di next part-!!To be continued,
-N
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKALYA (END)
Teen Fiction[Non-baku] "Gue gaakan lepasin lo gitu aja!" "Gue ngaku kalah." . . . Defalya Deynira, Gadis cantik dengan tubuh proporsional itu mulai memasuki kehidupan baru di lingkungan barunya. Ia menginjakkan kakinya kembali di kota Jakarta ini setelah sekian...