"Alya lama banget ya," ucap Alisya yang merasa khawatir, sudah 20 menit Alya ke toilet, film yang akan mereka tonton pun sudah dimulai.
"Lo semua masuk aja, biar gue yang cari Alya!"
Arka melangkahkan kakinya meninggalkan mereka menuju ke arah toilet.
Devan yang melihat itu hanya menatap Arka penuh arti, "Yaudah yuk, masuk!"
•••••
"Apaan sih, lepasin gak?"
Arka yang sudah berada di dekat lorong menuju toilet itu mengernyitkan dahinya mendengar suara Alya dengan nada bentakan itu, tanpa sadar ia juga turut memelankan langkahnya agar seminimal mungkin tidak menimbulkan suara.
"Gue cuma mau ngobrol sama lo," ucap seorang pria yang kini sedang mencekal tangan Alya.
"YA GUE GAMAU BAMBANG!"
Teriakan ngegas Alya itu membuat Arka kembali mempercepat langkahnya.
Arka menajamkan matanya ketika melihat sosok tidak asing yang sudah lama tidak muncul di hadapannya itu.
"Bangsat! Ngapain si Alvin anjing," batin Arka.
"Bentar doang Dey," ujar Alvin lagi yang masih saja keukeuh mencekal tangan Alya.
Arka yang melihat hal itu kembali mengeraskan rahangnya, dengan langkah tergesa ia menghampiri kedua orang yang sedang berdebat tanpa melihat sekitar itu.
BUGHH
"Mau apa lagi lo anjing?" Arka menatap bengis pada Alvin yang tersungkur di hadapannya, kedatangan dan serangan Arka yang tiba-tiba itu membuat ia kewalahan.
Sedangkan Alya sekarang sudah berada di belakang punggung tegap Arka.
"Gue cuma mau ngobrol sama dia, masalah sama lo apa, hah!?"
Alvin mulai bangkit dan turut menatap balik Arka dengan tatapan menantang.
Arka yang melihat itu berniat untuk melayangkan pukulan kembali ke wajah Alvin, namun belum ia melangkah, Alya mendekap erat tubuhnya, membuat ia mengurungkan gerakan tangannya.
Alya mendongak menatap kedua netra Arka, ia menggelengkan kepalanya pelan pertanda ia tidak ingin ada kelanjutan agenda pertempuran lagi disini.
Mengingat lengan Arka yang masih belum sepenuhnya sembuh membuatnya khawatir jika akan ada tambahan luka lagi pada tubuh Arka.
Arka yang melihat itu akhirnya menghembuskan nafas pasrah, "Kalo sampe gue liat lo di deket Alya lagi, abis lo!"
Setelah mengatakan hal itu Arka menarik tangan Alya dan segera melangkahkan kakinya meninggalkan Alvin yang sedang terengah, memandang genggaman tangan Arka pada Alya yang semakin menjauh.
"Liat aja nanti."
•••••
"Makan, jangan bengong!" tegur Arka pada Alya yang hanya menatap makanan di depannya.
Setelah masalah Alvin tadi, Arka dan Alya tidak kembali ke teater dimana tempat teman-temannya sekarang sedang menyaksikan tayangan yang mengerikan itu.
Karena permintaan Alya tentunya.
Dan disinilah mereka berakhir, sebuah restoran sushi yang masih berada di dalam mall yang sama dengan bioskop tadi.
"Iya-iya, ini makan nih," jawab Alya yang sudah mengambil sepotong sushi dan melahapnya dalam satu suapan.
Arka yang melihat hal itu kembali diuji kesabarannya, melihat pipi Alya yang menggembung karena mengunyah itu membuatnya gemas.
"Kan, lo yang ngelamun sekarang, nih makan!" ujar Alya menyodorkan sepotong sushi yang sama didepan mulut Arka, yang segera dilahap oleh lelaki itu tentunya.
"Abis ini mau kemana lagi?" tanya Alya.
"Terserah."
Alya memutar kedua bola matanya malas, ia juga tidak ada ide ingin pergi kemana setelah ini.
"Ke rumah gue aja," lanjut Arka tiba-tiba.
"Hah!? Ke rumah lo?"
Raut wajah Alya terlihat sedikit panik tiba-tiba, membayangkan ia berada di rumah Arka dan bertemu dengan keluarganya cukup membuat panik rupanya.
"Hm," jawab Arka santai sambil meneguk habis minumannya.
"Ayo, buruan!" lanjut Arka.
Sedangkan Alya yang masih saja sibuk dan panik dengan pikirannya sendiri hanya bisa mengerjap-ngerjapkan matanya, menatap kembali ke arah Arka dengan pandangan yang seolah mengatakan, "Serius lo?".
"Gaada siapa-siapa kali dirumah gue, gausah panik, kek mau ketemu camer aja lo," ucap Arka dengan kekehan dibelakangnya.
Alya yang mendengar itu kembali membolakan matanya, apakah se- transparan itu wajah paniknya?
Arka yang melihat Alya masih saja bergeming memutuskan untuk menarik pelan pergelangan tangan Alya dan membawanya ke arah luar mall.
Sesampainya di parkiran, Alya dengan grasak-grusuk mencari handphone -nya, ia lupa mengabari Devan dan teman-temannya.
"Gue udah kabarin Devan tadi," ucap Arka yang seakan-akan tau apa yang akan dilakukan oleh Alya.
Alya yang mendengar hal itu akhirnya menghentikan kegiatannya dan masuk ke dalam mobil Arka yang pintunya sudah dibuka oleh pria itu.
Terlihat Arka yang kini berjalan santai mengitari mobilnya untuk sampai di tempat kemudi, lalu melajukan kendaraan roda 4 itu menuju rumahnya.
•••••
"Turun," ucap Arka menyadarkan Alya dari lamunannya.
Sekarang mereka sudah berada di dalam rumah Arka, furniture dengan kesan elegan yang ada disana mampu membuat Alya memandang kagum seluruh isi ruangan tersebut.
Arka yang melihat hal itu berdecak pelan lalu menarik pergelangan tangan Alya, membawa gadis itu menaiki tangga yang diselimuti karpet berwarna merah, menambah kesan mewah rumah ini.
Alya membulatkan matanya ketika ia sadar bahwa ia dibawa ke kamar laki-laki ini, ia jadi memikirkan yang tidak-tidak, ia takut Arka akan melakukan sesuatu yang buruk padanya.
"Gue ga bakal ngapa-ngapain lo, ga nafsu," ujar Arka yang sudah menghilang dibalik pintu walk-in-closet nya, meninggalkan Alya yang melototkan matanya menatap kesal pada pintu yang sudah tertutup itu.
Sembari menunggu Arka, Alya melihat-lihat apa saja yang ada di dalam kamar pria ini. Hanya beberapa pajangan, ruangan ini bernuansa monokrom, sama seperti kamar tidurnya dirumah. Dan, cukup rapi untuk ukuran anak laki-laki yang masih SMA.
Kemudian pintu kamar mandi terbuka menampakkan Arka yang nampak lebih segar.
"Lagi ngapain lo? Sini temenin gue maen PS," perintah Arka yang membuat Alya mendengus pelan, namun gadis itu tetap menuruti apa yang diperintahkan sang pemilik kamar.
Alya berniat duduk di sebelah Arka, sebelum tangannya ditarik dan tubuhnya mendarat tepat di pangkuan laki-laki itu.
"Udah diem disini."
.
.
.
.
.
.
.Gimana part ini?
Jangan terlalu baper sama Arka dulu ya, wkwk.
See you di next part-!!To be continued,
-N
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKALYA (END)
Novela Juvenil[Non-baku] "Gue gaakan lepasin lo gitu aja!" "Gue ngaku kalah." . . . Defalya Deynira, Gadis cantik dengan tubuh proporsional itu mulai memasuki kehidupan baru di lingkungan barunya. Ia menginjakkan kakinya kembali di kota Jakarta ini setelah sekian...