-ARKALYA 14-

247 5 0
                                    

"Arka! Arka! Arka!"

"DEVANNN!"

"Kak Reza semangatt!"

"Kak Zicooo!"

"ARKAA SEMANGATT!"

Sorak-sorak ramai itu menyambut kedatangan dua kubu yang akan bertanding merebutkan posisi juara 1 kategori basket di classmeeting tahun ini.

Kelas XII MIPA 1 yang mencakup Arka, Devan dan Zico itu membuat para penonton histeris, dan jangan lupakan lawan mereka dari XII IPS 2, yang diketuai oleh sang ketua basket sekolah, Reza Abraham, semakin membuat pertandingan ini menjadi menarik.

Arka dan teman-teman satu timnya datang ke arah lapangan sekolah, langsung menuju ke kursi pemain yang telah disediakan. Disana sudah terlihat ada Alya, Naissa dan juga Alisya yang memang sebelumnya sudah diperintahkan Arka untuk terlebih dahulu duduk disana.

"Al, tas gue," pinta Arka pada Alya yang sedang memainkan ponselnya.

Alya akhirnya mendongak lalu memutar badannya ke arah belakang, meraih tas Arka yang memang diletakkan di belakangnya sedari tadi.

"Gue ganti dulu."

Arka lalu menyusul teman-temannya ke ruang ganti setelah mendapat anggukan dari Alya.

"Gila Al, lo sama Arka udah pacaran apa gimana si?" Kepo Naissa yang sedang sibuk mengunyah snack -nya.

"Nggak," jawab Alya yang sudah menatap layar ponselnya kembali.

"Tapi Arka kok kayaknya nganu banget ke lo," ucap Naissa semakin mendekatkan diri ke arah Alya.

Plakk

"Nganu apaan heh!?"

Alisya yang memang berada di tengah-tengah mereka berdua dengan gampangnya menggeplak pelan kepala Naissa yang berada pas di depan wajahnya.

"Ya, itu--"

"Hai," sapaan seseorang membuat ucapan Naissa terjeda.

"Kak Reza!?"
"Ngapain disini?"

Naissa dan Alisya yang merasa heran dengan kedatangan Reza kesini menatap Reza dan Alya bergantian.

"Mau ngomong bentar sama Alya," jawab Reza.

"Apa?" Tanya Alya memusatkan perhatiannya pada lelaki di hadapannya ini.

Selain Alya, seluruh siswi yang menonton juga turut memusatkan perhatian mereka pada sang ketua basket yang menghampiri Alya.

Semua menjadi berbisik-bisik mengenai Alya yang bisa-bisanya ada di kursi pemain kelas Arka, tetapi juga berbincang-bincang dengan Reza.

"Lo gamau pindah ke kursi pemain gue?" Reza bertanya mengabaikan tatapan yang diberikan orang-orang disana.

"Gak."

Jawaban Alya membuat Reza mengangguk dan akhirnya memilih untuk kembali ke kursi pemainnya, "Yaudah gue kesana dulu."

"Alya lo utang penjelasan ke kita."

Alisya mengatakan hal itu setelah melihat Reza yang sepertinya juga dekat sama dengan Arka pada Alya.

Naissa yang mendukung Alisya hanya bisa mengangguk karena mulutnya sudah penuh dengan keripik singkong rasa balado -nya.

"Gue gaada--"

"Heh anak baru!"

Belum Alya menyelesaikan ucapannya, seorang siswi dengan name tag Salsa Ananda itu datang dan berdiri tepat di hadapan Alya dengan bersidekap dada.

Alya mendongak, melihat ke arah wajah yang sudah tidak asing lagi di matanya, oh ya, jangan lupakan satu siswi dengan spesies yang sama itu di belakangnya.

Setelah menatap sebentar ke arah Salsa dan Cintya, Alya kembali berkutat dengan handphone -nya, seakan-akan 2 orang yang ada di hadapannya ini sama sekali tidak menarik untuk dilihat.

"Berani lo sama gue?" ucap Salsa yang geram karena merasa diacuhkan.

Alya akhirnya mendongak dan menatap Salsa dengan tatapan malasnya, "Apaan sih?"

"Tau nih, ga bosen-bosen cari masalah," tambah Alisya yang juga sudah muak melihat gadis di hadapannya itu.

"Eh lo gausah ikut-ikut ya!" sela Cintya.

Alisya dan Naissa yang mendengar hal itu hanya mencibir pelan keduanya.

"Pindah lo dari sini!" titah Salsa pada Alya, menghiraukan perdebatan temannya barusan.

Alya yang mendengar hal itu kembali menatap ke arah Salsa dengan satu alis terangkat.

"Budeg lo? Gue bilang pindah ya pindah!" ujar Salsa sedikit menyentak.

Alya hanya memutar bola matanya malas, lalu memutuskan untuk berdiri, berencana meninggalkan kursi yang ia duduki, diikuti Alisya dan Naissa tentunya.

"Di kursi gue aja," ucap Reza yang entah sejak kapan sudah kembali berada disana lalu menarik tangan Alya.

Alya kembali menatap malas muda-mudi di hadapannya ini. Memang sejak tadi ia sudah merasa sangat malas karena dipaksa Arka untuk duduk disini. Apalagi sekarang.

"Gausah, gue mau kantin aja," ujar Alya sambil berusaha menarik diri pelan yang sayangnya tidak berhasil.

"Udah ikut gue aja, Yon, Gam, ajak temennya Alya sekalian!" perintah Reza yang sudah menarik tangan Alya juga memanggil kedua temannya, Rion dan Agam untuk membawa Naissa dan Alisya sekalian.

Alya, Alisya, dan Naissa yang sudah sangat muak itu hanya mengikuti mereka dengan raut wajah pasrah, mereka bertiga merasa sangat badmood sekarang.

•••••

"Lah, kok jadi lo yang disini? Adek gue mana?"

Devan yang baru saja kembali beserta teman-temannya yang lain merasa terkejut melihat kursi pemain yang tadi diisi Alya, Alisya, dan Naissa, sekarang berisi Salsa dan Cintya yang sedang sibuk membenahi make up mereka.

"Kan ada aku disini Dev." Cintya yang mendengar suara Devan segera meloncat, bergelayut manja di lengan Devan.

"Najis, sana lo!" sentak Devan menghempaskan tangan Cintya.

Sedangkan Arka sekarang sedang sibuk mengedarkan pandangannya, dan berhenti saat ia melihat Alya duduk memainkan handphone -nya di kursi pemain lawannya, tepat di sebelah Reza.

Arka yang melihat hal itu segera mengambil langkah panjang menuju ke arah Alya, "Balik."

Arka lalu mencekal tangan Alya tanpa aba-aba, sedangkan Reza yang melihat hal itu ikut menahan tangan Alya yang satu lagi.

"Biarin aja kali, kan di kursi lo udah keisi."

"Bacot."

.
.
.
.
.
.
.

Tim Arka atau Tim Reza nih?
See you di next part-!!

To be continued,
-N

ARKALYA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang